Pada zaman dahulu hampir di tiap kampung Betawi terdapat jagoan silat. Mereka sangat disegani karena tingkah lakunya yang terpuji. Mereka menggunakan ilmu bela dirinya untuk amar ma’ruf nahi munkar. Mengajak manusia ke jalan kebaikan dan mencegah kezaliman. Jauh dari tingkah laku para preman sekarang, yang main palak dan memeras tanpa mengenal kasihan.
Aliran Mustika Kwitang berasal dari daerah Kwitang-Senen, Jakarta Pusat. Aliran ini mengakui akulturasi maenan pukulannya yang dimulai dari seorang sinshe (tabib) yang bernama Kwee Tang Kiam. Kwee Tang Kiam tiba pertama kalinya di Batavia pada abad ke-17 masehi dan memilih sebuah tempat di kawasan pasar Senen sebagai tempat tinggalnya. Ilmu silat yang dimiliki oleh Kwee Tang Kiam mirip aliran Shaolin yang mengombinasikan unsur tenaga, fisik, dan kecepatan. Kehebatan ilmunya diakui masyarakat dan Jawara Betawi pada waktu itu dan ia sendiri menurunkan ilmunya kepada orang-orang Betawi yang tinggal di sekitarnya. Dalam hidupnya, Kwee Tang Kiam pernah berduel dengan salah satu Jawara Betawi yang bernama Bil Ali dan dikalahkan. Walaupun kalah, antusiasme warga setempat untuk belajar dari Kwee Tang Kiam tidak pernah surut dan makin bertambah dari hari ke hari. Kwee Tang Kiam kemudian hari memeluk agama Islam dan menetap di kampungnya sampai meninggal dunia. Salah satu muridnya terus menurunkan ilmunya kepada anak cucunya. Pada 27 September 1952, salah seorang keturunan dari murid Kwee Tang Kiam yang bernama H. Moch Zaelani melestarikan ilmu silat Kwee Tang Kiam dengan mendirikan perguruan Pencak Silat yang dinamakan “Mustika Kwitang”.
Perguruan Pencak Silat “Mustika Kwitang“ adalah salah satu perguruan pencak silat tertua di Jakarta, yang berdiri pada tanggal 27 September 1948, bertepatan dengan diselenggarakannya Pekan Olah Raga Nasional pertama di Solo, pendiri dari PS. Mustika Kwitang ini adalah seorang tokoh yang sudah cukup dikenal dikalangan persilatan di Jakarta pada saat itu, yang bernama H. Muhammad Djaelani. Di Kampung Kwitang, Jakarta Pusat, setidaknya sampai tahun 1960-an dikenal sebagai salah gudang jago pencak silat di Ibukota. Di antara belasan jagoan terdapat H. Muhammad Djaelani, yang lebih dikenal dengan sebutan Mad Djaelani. Ilmu silatnya, Mustika Kwitang, kini diwariskan pada cucunya, sekaligus muridnya, H. Zakaria (88 tahun).
H. Zakaria sampai kini masih aktif mengajar dan melatih pencak silat sekalipun diusianya sudah tua masih tampak segar. H. Zakaria belajar silat langsung dari kakeknya saat revolusi fisik, tahun 1945-1949,” katanya. Kakeknya wafat pada tahun 1969.
Hal yg menarik dari aliran silat Mustika Kwitang ini, berpadunya ilmu silat Cina dan silat Betawi, unsur silat cina yg masuk dalam aliran Silat Mustika Kwitang ini dibawa oleh seorang perantau dari cina yang bernama Kwie Tang Kiam, perpaduan inilah menjadikan Mustika Kwitang menjadi perguruan pencak silat yang cukup tangguh dan disegani di Jakarta.
Pada tahun 1952 H. Muhamad Zaelani menyerahkan Perguruan Silat Mustika Kwitang ini kepada cucunya yang bernama Zakaria Abdurachim yang sampai saat ini menjadi guru besar dari PS.Mustika Kwitang, pada tahun 1952 ini pula berlangsung PON-II di Jakarta dan ketika itu Pencak Silat resmi menjadi salah satu cabang olah raga yang dipertandingkan, pada PON-II ini Bp. Zakaria turun sebagai atlet dan keluar sebagai juara PON-II. Pada saat pemerintahan Soekarno tahun 1953. H. Zakaria pernah di undang oleh Bung Karno ke Istana Negara untuk mendampingi tamu negara dari jepang Nakayama Guru Besar Karateka di Jepang, ketika itu H. Zakaria diminta untuk mendemontrasikan keahliannya. Pada kejuaran PON berikutnya; PON-III tahun 1953 di Medan, PON-IV tahun 1957 di Makasar dan PON-V tahun 1961 di Bandung, H. Zakaria selalu mewakili kontingen dari Jakarta dan berturut-turut pula menjadi juara. Ketika Persatuan Pencak Silat Putra Betawi menyelenggarakan kejuaran pada tahun 1989 PS. Mustika Kwitang sempat mejadi juara umum dari nomor-nomor yang dipertandingkan.
Meskipun sudah lebih setengah abad menekuni dan menjadi pelatih pencak silat, H. Zakaria semakin bergairah mengembangkan warisan budaya nenek moyang ini karena sudah banyak mudidnya tersebar bukan hanya di tanah air, tapi juga di manca negara.
Dalam kejuaraan pencak silat di London, H. Zakaria diminta datang, sekaligus jadi pelatih pencak silat Mustika Kwitang yang kini sudah berkembang di Inggris. H. Zakaria juga diminta mengembangkan pencak silat Mustika Kwitang di Paris oleh warga Prancis keturunan Aljazair. Mereka juga memintanya untuk melatih pencak silat di Aljazair. Dalam melatih dan melestarikan Silat Mustika Kwitang sekarang H. Zakaria dibantu sejumlah asistennya karena besarnya animo masyarakat untuk mempelajari ilmu silat dari Indonesia. Di Kwitang sendiri, tempat kelahirannya, seminggu dua kali (Ahad malam dan Rabu malam) bertempat di Majelis Taklim Habib Ali Kwitang, H. Zakaria melatih para pemuda maen pukulan. Termasuk beberapa orang asing.
Jurus jurus dari Silat Mustika Kwitang
A. Jurus Dasar Tangan Kosong terbagi 8 jurus :
Jurus – 1 : Gerakan pukulan meyamping
Jurus – 2 : Gerakan pukulan lurus kearah perut dan tangkisan pukulan kearah perut.
Jurus – 3 : Gerakan Pukulan lurus kearah muka dan Tangkisan kearah muka
Jurus – 4 : Gerakan pukulan meyamping dan tangkisan tendangan (Lok Bee).
Jurus – 5 : Gerakan menangkap pukulan lawan membalas dgan pukulan meyamping.
Jurus – 6 : Gerakan menangkap pukulan lawan &membalas dengan sikutan dan pukulan.
Jurus – 7 : Pukulan meyamping dan tangkisan tepis serta menyikut.
Jurus – 8 : Tangkapan pukulan dan mematahkan.
B. Jurus Inti tangan Kosong terdiri dari 10 Jurus
Jurus inti Tangan Kosong ini diberiakn kepada pesilat yang sudah menguasai ke 8 jurus dasar tangna kosong dengan sempurna.
1. Jurus Tembak (pukulan beruntun)
2. Jurus Piong
3. Jurus Gelombang 1
4. Jurus Gelombang 2
5. Jurus Gelombang 3
6. Jurus Gelombang 4
7. Jurus Gelombang 5
8. Jurus Gelombang 6
9. Jurus Naga Berenang