Seruit

0
2302

Seruit adalah semacam sambal hasil perpaduan antara tempoyak durian, sambal terasi dan pindang ikan, ditambah sedikit air jeruk lesom (air aren yang untuk dibuat gula aren yang tidak jadi). Sambal seruit merupakan makanan khas untuk teman nasi di Kabupaten Way Kanan pada khususnya. Sambal ini tidak hanya ada di Kabupaten Way Kanan saja melainkan ada di seluruh wilayah Lampung karena nyeruit sudah merupakan tradisi masyarakat Lampung. Masyarakat Way Kanan menyebutnya tradisi itu dengan sebutan nyeruit atau muju ‘makan bersama-sama teman, saudara, atau keluarga’.

Diawali dari kegemaran atau kebiasaan masyarakat Kabupaten Way Kanan apabila makan harus selalu ada yang segar-segar dan pedas. Rasanya belum pas apabila makan tidak ditemani dengan sambal seruit. Sejak dari jaman nenek moyang mereka hingga kini akhirnya menjadi sebuah tradisi yang turun-temurun.

Bahan-bahan untuk membuat seruit adalah sambal terasi yang sudah jadi, tempoyak durian, pindang ikan, dan sedikit air. Proses pembuatannyapun sangat mudah dan cepat. Diawali dengan menyiapkan sebuah mangkuk, memasukkan sambal terasi yang sudah jadi ke dalam mangkuk sebanyak tiga sampai empat sendok makan, dua sendok makan tempoyak durian, daging pindang ikan, dan sedikit air. Kalau ingin lebih terasa segar maka diberi sedikit air jeruk lesom. Semua bahan diaduk-aduk dengan tangan hingga tercampur.

Rasa seruit ini memang sedikit berbeda bagi yang baru mencobanya, ada rasa asin-asin, pedas, dan asam-asam segar juga rasa gurih dari pindang ikan. Seruit lebih cocok dimakan dengan lalapan, baik mentah mapun matang, seperti daun singkong yang telah direbus, labu yang telah direbus, jengkol, jinal ( semacam kunyit tetapi ini warnanya putih dan rasanya segar seperti mangga kaweni muda), terong bulat kecil, bekasem petai, daun katuk, julang-jaling (semacam jengkol tetapi ukurannya kotak kecil, berbau, dan rasa hampir sama seperti jengkol atau jering), dan daun mangga muda. Seruit diimakan sebagai teman nasi, terutama dengan nasi hangat agar lebih bersemangat dan nikmat.

Filosofi dari kata-kata nyeruit Yu atau muju, itu berarti suatu ajakan yang memiliki nilai kebersamaan yang kuat dengan keluarga, teman-teman atau saudara sehingga akan terasa lebih dekat. Itu semua diturunkan dari nenek moyang hingga kini ke generasi penerusnya pun masih tetap menjadikannya suatu tradisi yang sangat melekat pada masyarakat setempat.