Seni Sholawatan yang lahir di Kawasan Pedesaan Yogyakarta, Badui

0
3244

Tari Badui adalah salah satu jenis seni sholawatan yang lahir di kawasan pedesaan. Tari Badui berkembang di wilayah Sleman DIY. Tari ini berisikan puji pujian pada Nabi Muhammad SAW. Pementasan Tari Badui pada awalnya hanya dilakukan dalam rangkaian upacara peringatan Maulud Nabi SAW. Namun kini Badui berkembang untuk hiburan. Tari ini ditarikan oleh delapan orang penari laki-laki. Kostum yang digunakan mencerminkan nuansa Islami. Baju putih lengan panjang dengan rompi. Bagian kepala dengan kupluk (seperti pengantin) warna merah dengan rumbai-rumbai. Tari ini sangat dinamis diiringi dengan bedug atau jidor dan rebana. Alunan musik dengan vokal tradisional khas badui sangat memberi nuansa pada seni tradisional kerakyatan. Selain isntrumen musik daerah, tari Badui juga diiringi alunan vokal dalam bentuk lagu yang dibawakan secara bergantian antara penari dan vokalis bersama dengan penabuh instrumen bersaut-sautan. Syair yang dibawakan berasal dari Kitab Kotijah Badui yang berisi uraian tentang budi pekerti, kepahlawan hingga sholawat nabi. Fungsi dan makna dari Tari badui ini selain sebagai salah satu sarana penyebaran agama Islam pada zaman dahulu, saat ini juga berperan sebagai sarana hiburan masyarakat. Kesenian Tari Badui ini diiringi oleh syair-syair lagu yang berasal dari Kitab Kotijah Badui, namun adakalanya syair tersebut disusun sendiri oleh kelompok kesenian Badui Yogyakarta. Kostum yang digunakan oleh penari Badui terdiri dari: peci turki berwarna merah (panigoro) atau kuluk temanten berwarna merah dan ada kucirnya; baju atau kemeja lengan panjang; rompi; celana Panji; Kain (rampekan) stagen dan ikat pinggang; kaos kaki; dan sepatu putih; para penari Badui juga membawa aksesoris berupa godo/gombel yaitu sejenis senjata/kayu.