Sebuah Nilai Luhur Warisan Dunia yang Bernama Subak

0
5970

Subak adalah organisasi kemasyarakatan yang khusus mengatur sistem pengairan sawah yang digunakan dalam cocok tanam padi di Bali, Indonesia. Subak ini biasanya memiliki pura yang dinamakan Pura Uluncarik, atau Pura Bedugul, yang khusus dibangun oleh para pemilik lahan dan petani yang diperuntukkan bagi dewi kemakmuran dan kesuburan dewi Sri.

Sistem pengairan ini diatur oleh seorang pemuka adat yang juga adalah seorang petani di Bali. Revolusi hijau telah menyebabkan perubahan pada sistem irigasi ini, dengan adanya varietas padi yang baru dan metode yang baru, para petani harus menanam padi sesering mungkin, dengan mengabaikan kebutuhan petani lainnya. Ini sangatlah berbeda dengan sistem Subak, dimana kebutuhan seluruh petani lebih diutamakan. Metode yang baru pada revolusi hijau menghasilkan pada awalnya hasil yang melimpah, tetapi kemudian diikuti dengan kendala-kendala seperti kekurangan air, hama dan polusi akibat pestisida baik di tanah maupun di air.

Akhirnya ditemukan bahwa sistem pengairan sawah secara tradisional sangatlah efektif untuk menanggulangi kendala ini. Subak telah dipelajari oleh Clifford Geertz, sedangkan J. Stephen Lansing telah menarik perhatian umum tentang pentingnya sistem irigasi tradisional. Ia mempelajari pura-pura di Bali, terutama yang diperuntukkan bagi pertanian, yang biasa dilupakan oleh orang asing.

Pada tahun 1987 Lansung bekerja sama dengan petani-petani Bali untuk mengembangkan model komputer sistem irigasi Subak. Dengan itu ia membuktikan keefektifan Subak serta pentingnya sistem ini. Pada tahun 2012 ini UNESCO, mengakui Subak (Bali Culture Landscape), sebagai Situs Warisan Dunia, pada sidang pertama yang berlangsung di Saint Petersburg, Rusia. UNESCO telah menetapkan lanskap budaya Bali dalam daftar Warisan Dunia pada 29 Juni 2012. inilah pencapaian Indonesia dan masyarakat Bali setelah mendaftarkan dan terus memperjuangkan subak sebagai warisan tangible dan intagible di UNESCO selama 12 tahun.

Waktu 12 tahun tidak dapat dikatakan lama atau cepat, melainkan sebuah proses, untuk terus dilengkapi, dan dipantau sampai akhirnya dipercayai untuk menyandang predikat ini, Di sini terlihat, antara warisan tangible dan intagible sama-sama pentingnya. Ada filosofi mendalam yang mendasari keberadaan lanskap. Harapannya, Bali senantiasa menjadi destinasi utama bagi wisatawan dan ada nilai-nilai luhur masyarakat yang terus dilestarikan.