Sambutan Event Kebudayaan Indonesia & Tunisia

0
1269

Sambutan

Direktur Warisan dan Diplomasi Budaya, Direktorat Jenderal Kebudayaan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia

Assalamu’alaikum, Wr, Wb
Puji Syukur kehadirat Allah Ta’ala, kepadaNya kita memohon pertolongan, atas segala urusan dunia dan akhirat. Sholawat serta salam kepada para Nabi dan pendahulu kita, para kerabat dan sahabat-sahabatnya.
Senang sekali dapat hadir dan menghadirkan sebagian karya budaya Indonesia di Tunisia. Perkenalkan saya Nadjamuddin Ramly, Direktur Warisan dan Diplomasi Budaya, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Republik Indonesia. Bagi saya dan Indonesia, Tunisia tidaklah asing, sesama negara dengan mayoritas penduduk muslim, namun menjunjung tinggi demokrasi.

Hadirin yang kami muliakan,
Kita ketahui bersama, Tunisia merupakan negeri indah di pantai utara Afrika. Keindahan laut Mediterania tidak terbantahkan lagi, terlihat jelas di sepanjang pantai Tunisia. Ke arah tengah ke arah selatan menghampar perkebunan Zaitun hampir diseluruh negeri. Dan tentu saja kekayaan sejarah & budaya yang tersebar hampir diseluruh negeri. Situs-situs arkeologi, masjid-masjid bersejarah, serta pasar-pasar tradisional bernuansa arab, dan seni budaya lainnya yang sangat kaya di Tunisia. Kita juga paham betul, meskipun mayoritas penduduk Tunisia adalah muslim, dan agama Islam sebagai agama resmi negara, namun toleransi agama di Tunisia sangat terkenal. Penghargaan terhadap seni budaya pun sangat tinggi di Tunisia, sehingga program pembangunan di bidang seni budaya di Tunisia sangat maju pesat.

Hadirin yang berbahagia,
Kami menyadari betul bahwa kekayaan budaya dengan segala perwujudannya adalah ejawantah serta nilai entitas dari kebesaran peradaban sebuah negara, dan merupakan kekayaan negara yang tidak terbatas dan tidak akan pernah habis. Founding father kami telah sangat menyadari itu semua dari awal penetapan langkah membangun negeri ini. Founding father kami juga menyadari semua itu tidak akan bisa tanpa kerja sama/kemitraan dengan negara-negara lain, yang secara seni dan budaya sebenarnya memiliki kohesifitas serta linear yang sangat kental ditunjukkan oleh sejarah. Semangat solidaritas sebagai wujud nilai “kepedulian” terhadap bangsa-bangsa di dunia, juga merupakan perwujudan nilai budaya bangsa kami. Tentu hadirin ingat betul bagaimana inisiasi gerakan-gerakan nasional, regional & internasional yang telah founding father lakukan. Kita bisa lihat dari latar belakang & motivasi besar dengan inisiasi Konferensi Asia Afrika pertama di Bandung Indonesia, ataupun keterlibatan aktif Indonesia di OKI, dan inisiasi-inisiasi lainnya yang sangat outstanding dari para pemimpin kami, menunjukkan bangsa kami sangat peduli dengan semangat kepedulian, solidaritas serta perdamaian agar tercipta antar bangsa-bangsa di dunia. Pada saat perjuangan kemerdekaan Tunisia, Indonesia merupakan salah satu inisiator untuk mendukung dan mendorong upaya tersebut. Hari ini, kami hadir sebagai sahabat lama yang memiliki semangat yangsama tentang demokrasi dan perdamaian dunia.

Hadirin yang kami hormati,
Indonesia dengan mayoritas penduduk memeluk agama Islam, namun bukan Negara Islam. Islam di Indonesia berpegang bahwa Agama ini sebagai Rahmatan Lil ‘Alamin, keselamatan bagi seluruh alam, sehingga tidak pernah menjadi ancaman bagi siapapun. Tunisia tidak asing bagi kami, sesama negara dengan penduduk mayoritas muslim dan menjunjung tinggi demokrasi. Bhinneka Tunggal Ika, meski berbeda namun tetap satu. Inilah kebanggaan kami sebagai Bangsa Indonesia, sebuah anugerah yang tak ternilai, tidak kurang dari 1,200 suku bangsa, berbagai agama dan ras tersebar di lebih dari 17,000 pulau. keanekaragaman budaya yang kami miliki, tidak membuat kami merasa berbeda & meruncingkan perbedaan-perbedaan tersebut. Justru perbedaan yang kami miliki adalah jembatan pemersatu, daripada tembok pemisah. Kami menyadari betul perbedaan yang kami miliki adalah kekayaan yang tidak terbatas. Kekayaan budaya dan seni dari ribuan suku yang ada menjadikan keberagaman yang sangat indah dalam pigura damai & nilai-nilai kekeluargaan serta kegotong-royongan dalam masyarakat kami. Dan budaya-budaya yang beragam ini merupakan sebuah kekhasan entitas & jati diri bangsa. Kami membuktikan kepada dunia bagaimana kami hidup berdampingan dengan saling menghargai dan memahami.

Hadirin yang saya hormati,
Kami mempunyai keyakinan, International Hammamet Carnival ini juga memiliki semangat yang sama, untuk memupuk rasa persaudaraan, saling menghargai dan memahami antar negara. Saudara-saudara sekalian, bangsa yang besar adalah bangsa yang menumbuhkan semangat anak muda. Amanda Indah Lestari seorang fashion designer muda Indonesia akan menampilkan karya karya modern yang diambil dari inspirasi dengan berkolaborasi dengan masyarakat Badui. Badui sendiri adalah salah suku yang sampai sekarang masih menjaga nilai nilai lokal, yg menjaga lingkungan mereka dengan local wisdom. Karya karya nya ditujukan untuk merespon semangat zaman, para generasi millenia. Terakhir para musisi , sastrawan, seniman muda Indonesia akan berkolaborasi membawakan penampilan musik, dengan tema Aksara, atau Iqra. Pesan dari pertunjukan ini bagaimana Iqra dan Aksara berpadu untuk menyampaikan pesan “Dialog antar bangsa “ “Antar Manusia”. Mereka hadir dari Bali, dengan membawa pesan universal. Ayu Laksmi, Cok Sawitri, Eka Putri, Made Gentorang, akan hadir dengan karya baru yang khusus dicipta untuk audience Tunisia untuk membawa pesan perdamaian. Di dunia dimana semua serba tergesa, semua diukur oleh digital trending topic, kami dari negeri Khatulistiwa ingin mengajak kita semua “Jeda” dan menikmati kreatifitas para seniman ini. Semoga dialog ini bisa menjadi langkah awal untuk indonesia sebuah negeri Khatulistiwa bisa berpartisipasi pada event even selanjutnya.

Hadirin yang kami hormati,
Mengakhiri sambutan saya, izinkan saya sekali lagi menyampaikan apresiasi dan rasa terima kasih kepada Tunisia, khususnya panitia yang telah mengundang kami untuk menampilkan Indonesia. Saya berharap, even kebudayaan ini memberikan inspirasi dan menguatkan betapa pentingnya posisi kebudayaan dalam pembangunan untuk menciptakan kehidupan yang makmur dan damai di masa yang akan datang. Tantangan pasti ada, namun dengan kebudayaan sebagai ‘soft power’, kita mampu ciptakan kehidupan dunia yang lebih baik.

Saya ucapkan selamat menikmati event kebudayaan ini, terima kasih.
Wassalamu’alaikum, Wr, Wb.

Dr. Nadjamuddin Ramly, M.Si.
Direktur Warisan dan Diplomasi Budaya

Tunisia, 16 Maret 2016