Rangkaian Perayaan Hari Warisan Dunia 2017

0
963

Perayaan Hari Warisan Dunia telah ditetapkan oleh ICOMOS melalui keputusan Sidang WHC UNESCO yang ke-22 pada tanggal 18 April 1983. Tahun ini, Direktorat Warisan dan Diplomasi Budaya, Direktorat Jenderal Kebudayaan menfasilitasi rangkaian perayaan Hari Warisan Dunia di beberapa lokasi di Indonesia, diantaranya adalah Kompleks Candi Borobudur di Magelang, Situs Manusia Purba Sangiran di Jawa Tengah, Kawasan Kota Tua di Jakarta, dan Situs Bawomataluo di Nias dengan tema perayaan secara global bertajuk ‘Cultural Heritage and Sustainable Tourism’.

Pada perayaan di Borobudur, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan menyelenggarakan perayaan ini dengan melibatkan para pejabat, stakeholders, para alumni World Heritage Heritage Camp Indonesia, dan para siswa SMA disekitar lokasi tempat penyelenggaraan. Peran Kemdikbud sebagai fasilitator sangat mengedepankan anak muda sebagai tombak kegiatan pelestarian Warisan Dunia Indonesia.

Perayaan Hari Warisan Dunia tersebut disambut oleh antusiasme para peserta karena difasilitasi dengan berbagai kegiatan informatif terkait warisan dunia yang menarik bagi mereka. Para peserta diajak untuk berkeliling ke Candi Borobudur, museum, dan Galeri Komunitas. Pembacaan dongeng Karmawibangga oleh pemenang English Story Telling dan pertunjukkan tarian oleh Borobudur Youth di Galeri Komunitas menjadi pertunjukkan yang paling ditunggu oleh semua peserta. Selain itu, tayangan kegiatan alumni WHCI 2016 dan potensi produk-produk lokal Borobudur juga memeriahkan perayaan karena memberikan informasi baru.

Rangkaian perayaan Hari Warisan Dunia di Borobudur ditutup dengan pembuatan gerabah bersama secara serentak dengan Bapak Dirjen Kebudayaan dan peserta. Pembuatan gerabah tersebut mencontoh dari salah satu filosofi kerajinan di masa lalu yang juga digambarkan dalam relief Candi Borobudur. Kegiatan ini merupakan bentuk pelestarian yang ada di Indonesia yang mendorong anak-anak muda sebagai penerus generasi bangsa terlibat dalam upaya promosi dan pelestarian Warisan Dunia UNESCO.

Sementara itu, rangkaian perayaan Hari Warisan Dunia di Kawasan Kota Tua Jakarta yang dilaksanakan sehari sebelum di Borobudur menghasilkan sebuah komunitas yang bernama Yevotage Indonesia (Youth Movement for Heritage). Komunitas tersebut memiliki sejumlah kegiatan terkait kampanye dan aksi pelestarian Warisan Dunia dan yang masih dalam daftar sementara (tentative list) UNESCO di Indonesia. Selaras dengan tema besar rangkaian perayaan, komunitas Yevotage Jakarta juga mengadakan kegiatan kampanye Sustainable Tourism yang mengimplementasikan konsep ke dalam aksi di Kawasan Kota Tua Jakarta. Pengangkatan partisipasi para stakeholders dalam melestarikan dan mengangkat perekonomian masyarakat setempat sesuai dengan perilaku ‘respected tourist’ sebagai bagian dari Sustainable Tourism. Visi dan misi yang diusung oleh Yevotage Jakarta dalam rangka perayaan Hari Warisan Dunia selaras dengan LWG DMO Kota Tua.