Mewariskan ilmu pedalangan juga menjadi perhatian Supangkat. Setiap mendalang, Ki Supangkat selalu menyisipkan pesan, pentingnya anak muda melanjutkan seni tradisi wayang. Ia juga menyediakan ruang belajar di rumahnya untuk orang-orang yang ingin nyantrik padanya. Murid-muridnya juga juga sering diajak mengikuti pertunjukanny, sebagai bagian dari proses belajar.
Dalang Supangkat juga dihormati murid-muridnya karena kemurahhatiannya berbagi ilmu dan kesabarannya membimbing. “Saya kasih pengetahuan pelan-pelan, dari yang tidak mau sampai mau, dan bersabar memberikan ilmu. Karena apa artinya mendalang sepanjang usia kalau tidak ada yang melanjutkan”, tutur maestro seni tradisi ini dengan tatapan bersungguh-sungguh. Ia tidak meminta bayaran dari murid-muridnya yang nyantrik, yang diutamakan kesungguhan mereka untuk belajar. “Saya lebih senang mengajar pada yang membutuhkan”, kata Supangkat. Dari banyak murid yang belajar padanya, enam orang sudah menjadi dalang yang terkenal, diantaranya Maruki dan Suhud.
Keberhasilan Supangkat menjadi Maestro seni pedalangan tak lepas dari dukungan istrinya, Suciati (alm). Menurut anak-anaknya, ibu mereka selalu berdoa sepanjang malam bersamaan dengan bapak mendalang. Sang ibu juga tidak berkeberatan bila sang bapak mengutamakan upah untuk para mayang dari pendapatan mendalang, sisanya baru dialokasikan untuk kebutuhan dapur. Barangkali kesetiaan Suciati menemani dunia pedalangan Supangkat yang membuatnya sangat menyukai lakn Rabine Arjuno. Sebuah lakon yang menceritakan kekesatriaan Arjuna dan istrinya, Srikandi.
Di usianya yang ke-82 tahun, Supangkat masih bergelora menampilkan pertunjukan dan terbuka kepada orang-orang yang ingin belajar mendalang. Ia berpesan dalam hal belajar mendalang harus semangat dan tidak boleh lepas dari mengingat Yang Maha Kuasa. “Tanpa Gusti Allah kesuen (akan lama untuk mencapai pengetahuan). Mendekatkan dirilah kepada Allah dalam mempelajari seni”, tuturnya. Ia juga berharap pemerintah jangan sampai berjarak dengan seni tradisi. Sebab, kalau berjarak, perjalanan berbangsa tidak akan bagus. “Seni pedalangan itu seni yang menceritakan hidup manusia, karenanya ojo ngante luntur (jangan sampai luntur)”, demikian Supangkat menutup perbincangan.
Ki Supangkat bersama lima budayawan lainnya menerima anugerah kebudayaan kategori Maestro Seni Tradisi yang diberikan langsung oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan pada 26 September 2018.
Disadur dari Buku Profil Penerima Anugerah Kebudayaan Tahun 2018