Jakarta – Direktorat Warisan dan Diplomasi Budaya menargetkan pembelajaran pembentukkan karakter diplomasi budaya untuk siswa-siswi Sekolah Dasar (SD) dan Sekolah Menengah Pertama (SMP). Pembentukan karakter bertujuan untuk menanamkan karakter yang diplomasi budaya sejak dini dengan harapan supaya setiap anak Indonesia bangga dengan kebudayaan yang mereka miliki. Setiap anak pada dasarnya mampu menjadi menjadi diplomat untuk menyebarkan informasi terkait warisan budaya Indonesia sebagai karakter bangsa di ranah yang luas.

Ibu Roseri Rosdy Putri dari Direktorat Warisan dan Diplomasi Budaya (WBD) menyatakan bahwa karya budaya dapat menjadi sarana diplomasi. Salah satu budaya Indonesia yang popular di ranah Internasional adalah tari saman yang sudah diakui oleh UNESCO sebagai Intangible Cultural Heritage (ICH). Tari saman sering ditarikan oleh orang asing di berbagai acara internasional di luar negeri, ini merupakan bentuk keberhasilan diplomasi budaya Indonesia.

Pembentukan pendidikan karakter terkait dengan warisan dan diplomasi budaya untuk anak dibahas dalam rapat yang dihadiri oleh perwakilan dari Direktorat Warisan dan Diplomasi Budaya dan beberapa ahli pada hari Kamis tanggal 23 Maret 2017 lalu. Rencananya bentuk dari materi pembentukan karakter ini akan dibuat dalam bentuk visualisasi video dan teks buku. Tentu pembentukan materi akan dibuat dengan menarik agar dapat menarik minat anak-anak Indonesia. Target pembentukan ini adalah pembelajaran yang dapat membentuk karakter anak tanpa kesan ‘menggurui’.

Sastra Indonesia akan menjadi salah satu tonggak dalam pembentukkan karakter. Langkah berikut dalam pembentukan materi ini adalah Forum Group Discussion (FGD) untuk mengumpulkan masukkan ide terkait sastra yang cocok untuk anak-anak. FGD ini akan melibatkan sastrawan, ahli pedagogi, asosisasi profesi, dan dikdasmen (perwakilan dari pemerintah).