Panggeh

0
1435

Panggeh yaitu salah satu sastra lisan Lampung termasuk puisi. Panggeh juga  merupakan     sapaan  dan  pemberitahuan  identitas  serta  himbauan terhadap keturunan, kebuaiyan, kampung, suku, anak yang baru lahir, beranjak dewasa, orang yang baru melaksanakan pernikahan, dan sewaktu munggah bumei/mepadun (pengambilan gelar) berisi tentang petuah-petuah dan nilai karakter seperti bertanggung jawab, berkeadilan, kepemimpinan, dan  kedisiplinan.  jenis    puisi  lampung  yang  dari  etnik  lampung  lazim

digunakan  dalam  acara-acara  keadatan  yang  menandakan  pengharagaan pada diri seseorang, sewaktu memasuki Sessat balai adat dan pengambilan gelar, didendangkan oleh penglakeu gawi atau panitia gawi adat. Panggeh merupakan identitas utama yang melekat pada pribadi yang bersangkutan. Panggeh juga mempunyai nilai karakter Bertanggung jawab, Berkeadilan, Kepemimpinan dan Kedisiplinan.

Panggeh   adalah   sapaan   dan   pemberitahuan   identitas   serta  himbauan terhadap keturunan, kebuaiyan, kampung, suku, anak yang baru lahir, beranjak dewasa, orang yang baru melaksanakan pernikahan, dan sewaktu munggah bumei/mepadun (pengambilan gelar)  yang berisi petuah-petuah dan mempunyai nilai karakter seperti bertanggung jawab, berkeadilan, kepemimpinan kedisiplinan. Masyarakat Lampung yang beradat pepadun adalah salah satu  kelompok  masyarakat  Lampung  yang ditandai  dengan upacara adat naik tahta dengan menggunakan adat upacara yang disebut Begawi. Pepadun merupakan singgasana adat yang digunakan pada upacara pengambilan gelar adat.

Panggeh merupakan jenis sastra tutur atau sastra lisan yang hidup dan tersebar dalam masyarakat tradisional dikabupaten lampung utara dalam bentuk tidak tertulis, disampaikan lewat bahasa lisan dan merupakan bagian penting dari kekayaan budaya etnis lampung di kabupaten lampung utara. Pada sastra tutur lisan “Panggeh” berbeda macam, dalam hal penempatannya. ada waktu penempatan dimalam cangget, ada penempatan nya pada waktu acara penerima tamu, ada panggeh pejeng – jeng muli, ada juga pada panggeh pejeng – jeng mekhanai.

Untuk nada pada panggeh lampung sama, yang berbeda hanyalah arti kalimatnya maksud tujuannya. Panggeh dibawakan dengan kalimat lisan dan tidak bernada.

Contoh panggeh untuk menyambut tamu :

– Mahappun permisei

Sikam jo nupang nyapo

Megegh jak kedo mettei

Nyo gelar pai sahajo

 

– Maaf permisi

Kami numpang bertanya

Datang dari mana kalian

Dan apa keperluan

Panggeh adat dipakai / dibawakan pada acara adat yang disesuaikan pada kampung masing – masing.

Contoh : Panggeh adat kota alam :

– Jagok balak jenjem negaro

Bebidang zaman mak patteh titei

Lain begejo dibidang migo

Sijo sai nyelamatkan batang hari

 

– Laki – laki  penguasa yang tertinggi

Dari zaman dahulu tidak pernah rusak nama

Bukan sesumbar disemua marga

Ini yang menyelamatkan kali besar

Adapun yang membedakan sastra tutur panggeh dengan ringget adalah nada bahasanya dan pembuka awal sedangkan fungsi dari panggeh adalah sebagai pembuka atau pengungkap  dari pikiran yang akan disampaikan melalui dialog dalam bahasa tutur.

Yang kedua membedakan panggeh dengan ringget adalah untuk panggeh tidak menggunakan pembuka, sedangkan ringget menggunakan pembuka.

contoh pada ringget pembukanya diawali dengan kalimat e e e e begitu juga untuk penutupnya sedangkan pada panggeh tidak.

Dalam perkembangannya pelestarian sastra tutur panggeh dilakukan selain pada acara adat, menerima tamu agung ataupun acara muda mudi. penyebarannya dapat juga dilakukan dalam sebuah pertunjukan seni.

Pelestarian panggeh dapat dilakukan pula melalui media, jenjang pendidikan pada pelajaran bahasa dan sastra dalam mengisi muatan lokal.

 

Keterangan

Tahun :2019

Nomor Registrasi :201900893

Nama Karya Budaya :Panggeh

Provinsi :Lampung

Domain :Tradisi dan Ekspresi Lisan

Sumber: Website Warisan Budaya Takbenda