PAMERAN “PENDUKUNGAN WARISAN BUDAYA TAKBENDA ROAD TO UNESCO“ PINISI, PANTUN, DAN PENCAK SILAT

0
795

Pameran Pendukungan Warisan Budaya Takbenda Road To UNESCO diselenggarakan oleh Direktorat Warisan dan Diplomasi Budaya, Direktorat Jenderal Kebudayaan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan sebagai salah satu bentuk publikasi kepada masyarakat bahwa Bangsa Indonesia merupakan bangsa dengan warisan budaya yang sangat kaya. Disamping itu, pameran ini diadakan juga untuk tujuan pendukungan terhadap Warisan Budaya Takbenda Indonesia yang diajukan sebagai Intangible Cultural Heritage UNESCO.

Indonesia telah meratifikasi Convention for the Safeguarding of the Intangible Cultural Heritage UNESCO Tahun 2003 melalui Peraturan Presiden Nomor 78 Tahun 2007 tentang Pengesahan Konvensi untuk Perlindungan Warisan Budaya Takbenda. Sejak Tahun 2008 hingga Tahun 2015, telah ada 7 (tujuh) Warisan Budaya Takbenda Indonesia yang telah masuk dalam daftar Warisan Budaya Takbenda UNESCO, antara lain:

  1. Wayang: The Traditional Puppetry and Drama of Indonesia (2008) dalam kriteria Representative list of Intangible Cultural Heritage of Humanity;
  2. The Indonesian Kris: Tradition, Social Function, Art, Philosophy, Mystique (2008) dalam kriteria Representative list of Intangible Cultural Heritage of Humanity;
  3. Indonesian Batik (2009) dalam kriteria Representative List of Intangible Cultural Heritage of Humanity;
  4. Indonesian Angklung (2010) dalam kriteria Representative List of Intangible Cultural Heritage of Humanity;
  5. Saman Dance (2011) dalam kriteria Intangible Cultural Heritage in Need of Urgent Safeguarding;
  6. Noken Multifunctional Knotted or Woven Bag, Handcraft of The People of Papua (2012) dalam kriteria Intangible Cultural Heritage in Need of Urgent Safeguarding.
  7. Three Genres of Traditional Dance in Bali (2 Desember 2015) dalam kriteria Representative List of Intangible Cultural Heritage of Humanity

 

Dan satu program Education and Training in Indonesian Batik Intangible Cultural Heritage for elementary, junior, senior, vocational school and polytechnic students, in collaboration with the Batik Museum in Pekalongan (2009) merupakan Programmes, projects and activities for the safeguarding of intangible cultural heritage considered to best reflect the principles and objectives of the Convention;

 

Dalam pengajuan Warisan Budaya Takbenda UNESCO, peran dan pengakuan komunitas bahwa Warisan Budaya Takbenda yang diusulkan memang milik komunitas dan memiliki nilai penting bagi komunitas tersebut. Peran komunitas juga sangat penting dalam proses pelindungan, pengembangan, dan pemanfaatan yang digunakan untuk sebesar-besarnya bagi kemakmuran masyarakat, kelompok, dan bila memungkinkan bagi individu yang mendukung warisan tersebut.

 

Pinisi: The Art of Boatbuilding of The People of South Sulawesi diajukan oleh Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan sebagai Representative List ICH UNESCO pada Tahun 2015 dan akan dibahas dalam Sidang UNESCO pada Desember 2017. Sedangkan Pantun, The Malay Oral Tradition diajukan oleh Pemerintah Indonesia bersama dengan Pemerintah Malaysia sebagai Multinational Nomination pada tahun 2017 akan dibahas dalam sidang UNESCO Tahun 2018 dan selanjutnya adalah The Traditions of Pencak Silat yang diajukan tahun 2017 untuk Representative List ICH UNESCO akan dibahas pada Tahun 2019.

 

Oleh karena itu, untuk mensosialisasikan dan mencari dukungan dari masyarakat luas, maka Direktorat Warisan dan Diplomasi Budaya, Direktorat Jenderal Kebudayaan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan mengadakan pameran untuk mempublikasikan pengajuan Pinisi, Pantun, dan Pencak Silat sebagai ICH List UNESCO. Pameran ini diharapkan dapat memperlihatkan bentuk dukungan pemerintah dan komunitas pendukung Warisan Budaya Takbenda terhadap Pelestarian Warisan Budaya Takbenda yang berkelanjutan.

 

Untuk menyebarluaskan informasi pelestarian ini, diselenggarakanlah rangkaian kegiatan pameran yang berlangsung tanggal 7 – 11 Agustus 2017 di Gedung Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi Husman HS pekanbaru Riau. Pameran dimeriahkan dengan beberapa kegiatan pendukung, pertunjukan kesenian Tarian Penyambutan khas Riau/Melayu, Workshop tentang Tali Temali oleh Pembinan Pramuka, Workshop Pantun yang dipandu oleh para maestro pantun dari Pekanbaru yaitu Bapak Arifin dan Bapak Isroq Fidin yang bertujuan membangun apresiasi masyarakat dari berbagai bidang ilmu dan berbagai usia untuk mengetahui, memahami, mencintai, dan bangga akan kekayaan dan warisan budaya yang dimiliki oleh bangsa Indonesia.

 

Dengan demikian, melalui pameran ini diharapkan masyarakat dapat mengambil peran sesuai dengan kemampuannya dalam upaya Pelestarian Warisan Budaya Takbenda Indonesia, yang telah memiliki peran penting dalam membangun peradaban bangsa.