Pameran Benteng-benteng Indonesia di Belanda

0
1633

pameran benteng
Indonesia sebagai negara yang terdiri dari gugusan kepulauan yang letaknya sangat strategis di dunia memiliki daya tarik yang luar biasa dengan kekayaan alam yang melimpah. Hal ini yang mendorong bangsa lain datang ke Indonesia demi mencari dan menguasai rempah-rempah dan hasil bumi lainnya. Bangsa asing yang pernah datang ke Indonesia seperti Spanyol, Portugis, Inggris dan Belanda membuat sistem perbentengan yang terencana dengan baik untuk kepentingan pertahanannya. Oleh karena itu, mereka membangun benteng sebagai pertahanan diri selain untuk tempat menyimpan rempah-rempah.

Indonesia memiliki lebih dari 400 (empat ratus) benteng peninggalan masa lalu baik yang masih dipergunakan sampai sekarang hingga benteng yang telah runtuh. Saat ini kejayaan benteng-benteng tersebut telah pudar. Akan tetapi benteng-benteng tersebut menjadi saksi dari sejarah perjuangan bangsa Indonesia, pertempuran yang heroik, berbagai perundingan yang pernah digelar, dan bagaimana perkembangan budaya masyarakat di sekitar benteng.
Masa depan benteng sebagai warisan sejarah akan sangat ditentukan oleh pikiran-pikiran yang progresif, kreatif, dan inovatif agar dapat terus dilindungi, dikembangkan, dan dimanfaatkan untuk bukan hanya sebagai saksi sejarah melainkan juga untuk kesejahteraan masyarakat.

Pelestarian benteng-benteng yang ada di Indonesia dapat dilakukan dengan berbagai cara, salah satunya adalah dengan memberikan informasi pada masyarakat baik di Indonesia maupun di dunia melalui pameran benteng-benteng dan buku yang menampilkan sejarah kejayaannya serta kondisi benteng-benteng tersebut saat ini baik yang telah runtuh dan tidak digunakan maupun yang telah dikonservasi dan digunakan kembali untuk berbagai kepentingan.
Direktorat Internalisasi Nilai dan Diplomasi Budaya pada Tahun 2013 mengadakan kegiatan Pameran Benteng-Benteng Indonesia di Belanda. Kegiatan ini dimaksudkan untuk memberikan informasi tentang benteng – benteng di Indonesia yang masih ada hingga saat ini dan mengajak masyarakat Indonesia maupun dunia untuk menjaga dan melestarikan warisan budaya yang bernilai tinggi serta menjadi saksi sejarah perjuangan bangsa.

Pameran Benteng-Benteng Indonesia di Belanda diadakan selama 1 (satu) bulan yaitu tanggal 10 Oktober – 10 November 2013 di Tropenmuseum, Amsterdam, Belanda. Pembukaan Pameran Benteng-Benteng Indonesia di Belanda dilaksanakan pada tanggal 10 Oktober 2013 pukul 16.00 di Ekekko Restaurant, Tropenmuseum, Amsterdam, Belanda. Pada acara pembukaan ini juga dilakukan peluncuran buku Forts in Indonesia yang telah disusun pada tahun sebelumnya berdasarkan hasil pendataan yang dilakukan oleh Direktorat Pelestarian Cagar Budaya dan Permuseuman dan diterbitkan oleh Direktorat Pengembangan Kesenian dan Perfilman. Acara pembukaan Pameran Benteng-Benteng Indonesia di Belanda dibuka oleh Wakil Menteri Pendidikan dan Kebudayaan bidang Pendidikan Bapak Prof. Musliar Kasim didampingi oleh Direktur Tropenmuseum Bapak Jan Willem Sieburgh dan Ambassador for International Cultural Cooperation Bapak Renilde C.M. Steeghs.
Pembukaan dihadiri oleh kurang lebih 250 undangan yang terdiri dari pejabat dan staf di lingkungan KBRI di Den Haag, beberapa perwakilan museum yang ada di Belanda, Akademisi, Praktisi Kebudayaan, Perkumpulan Pelajar Indonesia di Belanda, Arsitek, dan lain sebagainya.

Selain pembukaan Pameran Benteng-Benteng Indonesia di Belanda yang dilaksanakan tanggal 10 Oktober 2013, diadakan juga acara Bedah Buku yang dilaksanakan pada tanggal 11 Oktober 2013 pukul 14.00 – 16.30. Peserta Bedah Buku yang diundang sebanyak 50 orang. Bedah buku dibuka oleh Direktur Internalisasi Nilai dan Diplomasi Budaya Ibu Diah Harianti yang didampingi oleh Head Kurator Tropenmuseum Bapak Wayne Modest. Pada acara bedah buku ini dipresentasikan isi dari buku Forts in Indonesia oleh Editor Bapak Endy Subijono, Paparan Reviewer 1 oleh Bapak Bambang Hari Wibisono, Atase Pendidikan dan Kebudayaan untuk Belanda, Paparan Reviewer 2 Bapak Anouk Fiening, Program Director at Dutch Culture, Centre for Inernational Cooperation, Amsterdam serta diskusi dan tanya jawab oleh para peserta.

Pada tanggal 12 Oktober 2013 juga dilakukan ekskursi ke kota benteng yang telah ditetapkan sebagai Warisan Dunia yaitu S’Hortegenbosch World Heritage City (Den Bosch). Pada ekskursi ini, delegasi dari Indonesia mendapatkan kehormatan yaitu penyambutan oleh Walikota Den Bosch di Staadhuis (Kantor Walikota). Setelah acara penyambutan tersebut, delegasi dari Indonesia diajak untuk berkeliling menyusuri kanal yang terletak di dalam benteng dengan diiringi penjelasan mengenai pengelolaan kota benteng Den Bosch hingga dapat ditetapkan sebagai Warisan Dunia.