LOKAKARYA PUBLIKASI KEBUDAYAAN

0
510

Jakarta – Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan, Direktorat Jendral Kebudayaan telah menyelenggarakan Lokakarya Publikasi Kebudayaan. Lokakarya ini dibuka dengan sambutan dari Sekretaris Direktorat Jendral Kebudayaan, Dra. Sri Hartini, M.Si. Setelah itu, sambutan dari Direktur Jendral Kebudayaan, Hilmar Farid, Phd. Selain dihadiri oleh Seskretaris Direktorat dan Direktur Jendral Kebudayaan, tetapi juga dihadiri oleh Para Direktur di Lingkungan Dirjen Kebudayaan, peserta dari Museum, peserta BPCB dan peserta BPNB. Lokakarya diselenggarakan di Ballroom Hotel Discovery, Ancol, Jakarta Utara (15/02/2019)

Dengan melihat grafik publikasi yang signifikan meningkat, diharapkan lebih semangat lagi agar lebih meningkat lagi. “Publikasi via social media mengalami kenaikan, tentu saja ini merupakan pencapaian dari temen – teman kita dan kami selalu monitoring. Lalu respon keterlibatan publik terbanyak yaitu pada saat KKI, ini tidak dapat dipungkiri bahwa keberhasil KKI salah satu satu bukti keterlibat respon publik terbanyak. Atas nama direktorat jendral kebudayaan, pencapaian ini tentu juga pencapaian kita semua, kerja sama yang baik, kerja keras kita semua.” Ujar Sekretaris Direktorat Jendral Kebudayaan, Dra. Sri Hartini, M.Si di sambutan pada pembukaan Lokakarya Publikasi Kebudayaan.

Direktorat Jendral Kebudayaan, Hilmar Farid, Phd. mengatakan “Kita masih kurang sekali, terlalu sedikit mempublikasikan apa yang kita lakukan. Kita harus meningkatkan masalah yang terjadi ini, tentu saja Lokakarya ini diadakan untuk melakukan keperluan itu untuk mengetahui bagaimana caranya berkomunikasi secara efektif didalam satu dunia yang informasinya mengalir dengan sangat cepat.”

Ditengah serangkaian acara, panitia juga menghadirkan pembicara yaitu Amalia Prabowo. Membahas tentang memfokuskan target umur atau generasi untuk dapat berkomunikasi dengan baik. Target market sangat penting dari pada meningkatkan followers, karena pasti berbeda target kompetennya.

Selain Amalia Prabowo, juga turut menghadirkan Syafiq Pontoh, dengan mendiskusikan tentang “The Digital Era”, banyak era sekarang menggunakan mobile sebagai war trending topic. Syafiq mengatakan “Selalu ada komunikasi dengan followers walaupun sedikit, tidak perlu menjadi viral tetapi selalu muncul dalam kondisi dan waktu kapanpun.” Selain war trending topic, Syafiq juga membahas masalah Hoax, adapun dampak dari Hoax yaitu membuat rasa tidak aman, melahirkan kebencian, memicu kekacuan dan menghilangkan nalar. Adapun langkah – langkah untuk melawan Hoax yaitu Tabayyun, memastikan dengan via Japri, imunisasi digital, check and recheck.

Albert Sumilat juga tak lupa turut hadir dalam acara Lokakarya Publikasi Kebudayaan yang memberikan informasi bagaimana cara pengambilan gambar yang baik dan benar. Dengan antusiasi peserta, Albert memberikan tantangan kepada para peserta untuk membuat video berdurasi 1 menit. Selain untuk menerapkan informasi yang Ia berikan, juga agar para peserta menjadi lebih akrab.

Acara ditutup oleh Kepala Bagian Umum Direktorat Jendral Kebudayaan, dengan motivasi agar para peserta lebih giat, lebih rajin lagi untuk mempublikasikan kebudayaan kepada masyarakat serta doa.

 

Penulis : FSN