Lesong Ketintong

0
637

Ketangkasan gerak tangan dan fokus pada saat melempar atau menyambut Alu. Selain itu, ketangkasan pemain dalam bermain juga akan berpengaruh dalam melahirkan irama-irama tertentu yang teratur pada saat Alu dipukul pada Lesong (Lesung).

Konon permainan dipengaruhi oleh kebiasaan masyarkat saat numbok Padi Baru, pada masa panen Ume Taun. Namun ada juga yang mengatakan permainan ini terinspirasi dari kebiasaan masyatakat membuat Emping Beras menjelang dilaksanakannya Maras Taun. Kedua hal itu memang berkaitan karena keduanya memiliki pola yang sama dalam memanfaatkan Alu dan Lesung hanya bahan yang diolah saja yang berbeda.

Di masa lalu, permainan ini terbilang sakral, sebelum permainan ini dimulai terlebih dahulu dukun kampung memasukkan beberapa butir Beras Baru pada lubang di bagian tengah Lesong, kemudian beliau menumbuknya dengan Alu, setelah itu barulah para pemain dapat melangsungkan permainan ini. Namun, sekarang ritual ini lagi digunakan karena aktvitas Beume Betaun sudah jarang.

Permainan Lesong Batang memiliki nama lainnya, yaitu Lesong Ketintong, yang berkembang di daerah Pulau Belitung dan sebagian wilayah Kabupaten Belitung Timur mulai dari Jangkar Asam hingga Jangkang. Konon, penamaan ini muncul karena suara yang dihasilkan dari pukulan alu pada lesong, yang berbunyi Tang Ting Tong.

Sebagai alat yang utama ialah sebuah lesung batang yang dibuat dari kayu yang panjangnya lebih kurang satu meter dengan diameter 25 cm. Pada bagian tengah atas diberilubang dengan diamater sekitar 10 cm. Lesung ini diletakkan pada empat buah kayu penyangga yang tingginya sekitar 80 cm, atau biasanya pemain mengukur ketinggiannya menggunakan pinggang.

Mengenai teknik permainan ini, terdiri dari memukul lesong, melempar dan menangkap alu. Hal ini, kemudian dijabarkan dalam 8 jenis teknik pukulan, masing-masing pukulan tersebut memiliki teknik tersendiri, yaitu :

1. Perang Alu, dimainkan oleh 4 orang dengan 5 batang alu. Keempat pemain tersebut tidaklah harus semuanya lelaki atau semuanya perempuan. Boleh dua lelaki disertai dengan dua perempuan. Dalam Perang Alu, Alu dilambungkan setingginya dengan tangkas alu tersebut disambut oleh pemain lainnya;

2. Serai Serumpun, dimainkan oleh 4 orang dengan 8 batang alu. Kedelapan batang alu tersebut jalannya berputar mengelilingi para pemain dari tangan satu ke tangan lainnya hingga terdapat keserasian dalam permainan tersebut hingga menarik;

3. Selingkau, dimainkan oleh 4 orang dengan 7 batang alu. Dalam permainan selingkau, pemainnya mengadakan pertukaran tempat dengan bergerak ke kiri, ke kana ke muka ataupun ke belakang;

4. Selumpok, dimainkan oleh 4 orang dengan delapan batang alu. Permainan selumpok hamper tidak berbeda dengan permainan Serai Serumpun;

5. Nelayan Turun, dimainkan oleh 4 orang dengan 5 batang alu. Teknik ini juga hampir tak berbeda dengan permainan Perang Alu, hanya dilakukan dengan mundur maju;

6. Surong Selat, dimainkan oleh 4 orang dengan 5 batang alu. Teknik pukulan ini biasanya dilakukan oleh pemain yang memang sudah ahli. Dalam permainan Surong Selat, para pemain memberikan alunya kepada teman melalui atas, bawah ataupun dari salah kedua kakinya masing-masing;

7. Kacang Melilit, dimainkan oleh 4 orang dengan 5 batang alu. Dalam teknik pukulan ini alu tidak dilambung seperti dalam permainan perang alu, tetapi diberikan dengan melaui belakang teman. Alu diberikan dari nomor 1 ke nomor 2 atau dari nomor 1 ke nomor 3 dan seterusnya hingga terjadi keserasian dalam permainan yang diadakan;

8. Nutok Kederap, dimainkan oleh 6 orang atau lebih dengan masing-masing satu batang alu. Dalam teknik Nutok Kederap, setiap pemain menumbuk atau menutok lesung dengan cara dan irama tertentu sehingga terdapat keserasian yang menghasilkan irama yang menarik pula.

 

Keterangan

Tahun :2019

Nomor Registrasi :201900871

Nama Karya Budaya :Lesong Ketintong

Provinsi :Kepulauan Bangka Belitung

Domain :Adat Istiadat Masyarakat, Ritus, dan Perayaan-Perayaan

Sumber: Website Warisan Budaya Takbenda
Sumber Foto: http://niwayanprima.blogspot.com