Lempah Kuning

0
7492

Lempah kuning merupakan makanan khas masyarakat Pulau Bangka yang telah ada semenjak dahulu kala. Lempah kuning pada dasarnya menggambarkan kehidupan masyarakat Pulau Bangka yang tinggal diwilayah kepulauan yang dekat dengan laut dan sebagain besar masyarakatnya memiliki mata pencaharian sebagai nelayan. Adalah wajar jika makanan khas masyarakat Pulau Bangka memiliki bahan utama dari hasil laut seperti ikan. Masyarakat Bangka mengolah ikan, hasil dari laut, menjadi berbagai macam makanan salah satunya adalah Lempah Kuning. Lempah kuning adalah wujud ekspresi masyarakat pulau Bangka dalam menggambarkan lingkungan tempat tinggalnya, mengingat makanan adalah sumber daya alam yang disediakan dilingkungan sehingga makanan juga dapat mencerminkan karakteristik lingkungan tempat tinggal. Dalam hal ini lempah kuning mencerminkan karakteristik lingkungan tempat tinggal masyarakat Pulau Bangka yang dekat dengan laut.

Lempah kuning sebagai makanan khas masyarakat Pulau Bangka memiliki konotasi ( makna kultural ) dengan makanan yang diolah dari hasil laut terutamanya ikan, karena lempah kuning tidak pernah dibuat dari sayuran atau buah-buahan terkecuali sayuran atau buah-buahan tersebut hadir sebagai bahan pelengkap dalam masakan lempah kuning. Kata lempah sendiri merujuk pada makanan yang berkuah sementara kata kuning merujuk pada warna masakan yang kuning karena bumbu utamanya adalah kunyit. Penamaan makanan lempah kuning sebagai makanan khas masyarakat Pulau Bangka pada dasarnya menggambarkan aktifitas proses pengolahan sumber daya alam menjadi makanan. Lempah atau melempah atau ngelempah adalah suatu proses memasak makanan dengan cara direbus dengan bumbu-bumbu tertentu. Sama halnya dengan lembah darat , makanan khas masyarakat Pulau Bangka lainnya, yang melalui proses pembuatan sama dengan lempah kuning dan perbedaannya hanya terletak pada bahan pembuatannya saja. Dengan demikian lempah kuning memiliki makna simbolik penting bagi masyarakat Pulau Bangka, bahwa masyarakat Pulau Bangka memiliki pengetahuan dalam mengolah makanan.

Lempah kuning , selain sebagai gambaran ekspresi lingkungan tempat tinggal dan simbol pengetahuan masyarakat Pulau Bangka, cita rasa lembah kuning yang asam dan pedas juga menggambarkan bentuk adaptif masyarakat Pulau Bangka terhadap kondisi lingkungan tempat tinggal mereka yang panas. Pada saat mengkonsumsi makanan yang pedas suhu tubuh akan menjadi turun karena keluarnya keringat tubuh.

Nilai lainnya yang terkandung dalam masakan lempah kuning adalah nilai-nilai kekeluargaan dan kebersamaan. Lempah kuning selalu hadir sebagai menu utama dalam berbagai aktifitas adat, baik itu upacara adat, perayaan-perayaan hari besar, ritual adat, pada saat hajatan, maupun dalam kehidupan sehari-hari masyarakat Pulau Bangka . lempah kuning pada akhirnya menjadi makanan yang dimakan secara bersama-sama oleh sebagian besar individu dalam masyarakat dan pada akhirnya baik secara sadar ataupun tidak, lempah kuning menjadi pengikat solidaritas individu dalam masyarakat Pulau Bangka.

Secara umum lempah kuning dapat diolah dari perpaduan bahan seperti ikan, kunyit, cabe, air asam jawa, garam, lengkuas (laos) , belacan (terasi), bawang merah dan bawang putih (kadang tidak digunakan), pencampuran semua bahan tersebut menjadikan rasa antara pedas dan asam. Hampir semua jenis ikan bisa dibuat menjadi masakan lempah kuning ini, baik ragam ikan darat dan laut. Macam ikan darat yang umum dibuat sebagai lempah kuning oleh masyarakat Bangka seperti ikan Baong/Kepatong/Seluang/Keli/Gabus. Ikan lautnya seperti Tenggiri, Kerisi, Kakap, Kembung, Tongkol, dll.

Dalam lempah kuning, biasanya digunakan juga potongan buah nanas. Nanas tersebut bisa menjadi pengganti asamnya air asam jawa, namun tetap dicampurkan dengan asam atau bisa juga hanya ikan tanpa nanas. Dengan adanya potongan-potongan Nanas tersebut semakin menambah dan memperkuat rasa lempah itu sendiri. Selain menambah rasa asam lempah, buah nanas sendiri tentunya sangat bermanfaat untuk tubuh , karena dalam buah nanas terkandung didalamnya vitamin A,C, kalsium, fosfor, magnesium, sukrosa serta enzim bromelain.

Cara memasak lempah kuning sangat sederhana, dimana bumbu-bumbu tersebut seperti terasi, kunyit, cabai, bawang merah, bawah putih terlebih dahulu dihaluskan, kemudian dicampur dengan air yang sudah diberi hasil perasan asam jawa. Di masyarakat , terdapat pula cara lain untuk pengolahan ikan menjadi lempah, salah satunya dengan campuran buah kemiri ( Aleurites Muluccana) yang telah dihaluskan, tentunya ini membuat rasa menjadi lebih sedap dan alami, untuk pengolahan ikan darat ada pula yang menggunakan campuran jahe dan sahang (lada) sehingga rasa menjadi lebih pekat. Atau ada pula yang menambahkan daun buah kedondong yang diyakini sebagai penyedap rasa alami.

Dalam perkembangannya lempah itu sendiri memiliki varian tersendiri seperti Lempah kuning yang berbahan ikan tersebut, diganti dengan udang, sotong Beruk, tulang iga sapi, dengan dicampur potongan tomat.