Sebuah tata penghormatan yang diberikan kepada Sultan Ternate saat berkunjung ke Sula tepatnya di kota Tua Malbufa, maka sejak itulah Tarian Penjemputan ini menjadi bagian dari tradisi masyarakat Sula. Laka yang berarti berjalan atau pergi sedangkan Baka yang memiliki arti Mengantar, sehingga tarian Laka Baka memang sengaja di buat untuk mengiringi penjemputan Sultan sekitar tahun 1500 an yaitu Saat sultan Chairun dan Babullah Berkuasa sebagai Kolano kesultanan Ternate, hingga saat ini Laka Baka masih terus di lestarikan dan menjadi salah satu aset Budaya Kabupaten Kepulauan Sula secara turun temurun dan dapat di temui di Desa Malbufa sebagai tempat perdana tarian ini digelar dan dilestarikan oleh keluarga Duwila.
Tarian Laka Baka memiliki nuansa Tata Penghormatan terhadap seseorang yang memiliki kedudukan tertentu, ini dapat di lihat dari tata gerak konstan langkah kaki yang mengisyaratkan gerak maju atau berjalan mengantar. Sinopsis yang di bacakan saat tarian berlangsung menggambarkan betapa tradisi penghormatan sangat dijunjung tinggi oleh Masyarakat Sula. Dalam kehidupan modern saat ini, Laka Baka terus di pertahankan sebagai warisan Budaya yang mengandung nilai nilai Luhur yang perlu terus di lestarikan.
Keterangan
Tahun :2019
Nomor Registrasi :201901081
Nama Karya Budaya :Laka Baka
Provinsi :Maluku Utara
Domain :Seni Pertunjukan
Sumber: Website Warisan Budaya Takbenda