Musik Tradisional Kurung-Kurung Sekilas Lintas
Istilah kurung-kurung di daerah Kalimantan Selatan untuk meyebutkan salah satu music tradisional yang terbuat dari bambu, sangat popular bagi masyrakat Kalimantan Selatan, terutama bagi berbagai sekelompok etnik yang merupakan penduduk asli Kalimantan Selatan. Kurung-kurung ini macam jenis dan bentuknya ,dengan cara membunyikan disesuikan dengan bentuk dari alat musik tradisonal ini.
Bahan baku kurung-kurung ini umumnya dari bambu yang di pilih secara khusus untuk keperluan tersebut. Di daerah Kalimantan Selatan ini tumbuh berbagai jenis bambu, baik di daerah dataran tinggi pegunungan, maupun di dataran rendah. Yang banyak tunbuh di daerah dataran tinggi dan pegunungan
Jenis bambu yg tumbuh didaerah Kalimantan selatan ini terdiri dari berbagai jenis,yg dinamai menurut istilah atau bahasa local antara lain adalah sebagai berikut:
1.Paring
2.Haur
3.Walang
4.Batung
5.Kalai
6.Buluh
7.Tumiang
8.Satiung
9.Paring tali
10.Haur kunimg
11.Paring Cina
Tidak semua jenis bambu tersebut diatas dapat dijadikan kurung-kurung.Yang dapat di jadikan bahan baku untuk membuat kurung-kurung, termasuk kurung-kurung hantak antara lain adalah:
1.Paring
2.Tumiang
2.Tumiang
3.Buluh
4.Kala-i
Alat-alat yang dibuat dari bamboo ini selain kurung-kurung tersebut antara lain:
1.Tantaran unjun atau joran pancing,biasanya menggunakan kala-I dan satiung serta paring cina.
2.Hampang atau belat menggunakan paring biasa.
3.Tantaran tombak atau tantaran sarapang,menggunakan buluh dan tumian.
4.Rangau atau bingkai susuduk atau penciduk ikan,menggunakan haur.
5.Alat-alat penagkap ikan seprti keranjang belat dan sebagainya menggunakan paring biasa.
6.Palupuh atau dinding rumah yang berupa gedek terbuat dari paring biasa.
7.Titimbakan atau meriam bamboo atau meriam tomong dibuat dari batung dan walang.
8.Tantaran atau tankai sarapang atau tombak menggunakan tumiang dan baluh.
9.Berbagai jenis anyaman bambu terbuat dari paring tali dan lain sebagainya.
Kurung-kurung atau sejenisnya yang terbuat dari bambu ini terdiri berbagai jenis yang terdapat didaerah Kalimantan Selatan ini. Jenis kurung-kurung ini antara lain adalah sebagai berikut:
1.Kurung-kurung hantak
2.Hilai atau kurung-kurung gunung
3.Kintung
4.Kalingkupak
5.Kurung-kurung kuda gepang atau sejenis angling.
Kurung-kurung hantak ini oleh suku dayak dusun deyah di kabupaten tabalong disebut kungkurungkng, yang dipertandingkan di waktu upacara gotong royong manugal di ladang tegalan dilereng gunung, dengan upacara khusus. Kurung-kurung hantak ini tidak memakai alat bunyi yang bersentuhan satu dengan yang lain dari kayu keras seperti ulin pada hilai,tetapi menggunakan tabung resonansi pada ujungnya,yang bisa diatur atau dilaraskan sesuai dengan yang dikehendaki oleh para pembuatnya.
Kurung-kurung hantak ini tidak dipergunakan untuk pelubang ketika menanam padi pada ladang tegalan dilereng gunung diawaktu manugal atau menanam benih padi, tetapi hanya dihentakkan diatas sepotong kayu pahantakan atau landasan seperti alu ditumbukkan untuk membunyikannya. Sedangkan hilai dipergunakan pelubang tanah ketika menanam padi di pegunungan, dengan menamcapkan atau menumbukkan ke tanah lading tegalan yang akan ditatanami benih dan akibatnya alat berbunyi.
Kintung bentuknya seperti anak angklung yang lepas satu-satu dan untuk membunyikan dipukulkan pada landasan khusus yang dibuat dari kayu.kalau kintung dipukulkan pada kayu yang dibuat dan dipasang secara khusus di permukaan tanah seperti titian atau potongan kayu bulay yang ditegakkan.kurung-kurung hantak bentuknya seperti galah.
Kalingkupak ini bentuknya hampir sama dengan kintung anaknya , tetapi terbuat dari bamboo yang kering dan agak kecil dari kintung dan diikat dengan tali seperti gambang tersusun satu set.Membunyikan dipukul seperti kulintang.
Kurung-kurung kuda gepang bentuknya dan cara membunyikannya sama dengan anglung. Tetapi kegunaanya yang agak berbeda, yaitu untuk mengeringi tari kuda gepang dipadukan dengan agung atau gong atau juga saurunai bersama babun atau gendang.
A.Cara Membuat Kurung-kurung Hantak
1.Bahan
a.Paring atau bambu untuk batang atau badannya.
b.Kayu untuk babatisan atau kayu yang dipasang pada pangkalnya.Pada waktu membunyikan kayu ini yang ditumbukkan pada landasannya atau pehantakannya.
c.Paikat atau rotan,dipergunakan untuk simpai dan pengikat atau pembelit atau panalit lainnya.
2.Alat yang dipergunakan
Alat yang dipergunakan untuk membuat kurung-kurung hantak ini bermacam-macam, sesuai berbagai bahan yang diolah untuk bahan membuat kurung-kurung ini.Alat-alat tersebut antara lain:
a.Pisau
b.Parang
c.Gergaji kecil
d.Jangatan wasi atau jangatan besi
e.Panatar atau sejenis kikir khusus untuk meratakan kayu
f.Gergaji buaya atau gergaji besar
g.Kapak
h.Balayung atau beliung
i.Hampalas atau amplas
3.Proses pembuatan
Untuk membuat kurung-kurung hantak ini, biasanya melalui urutan kerja sebagai berikut:
a.Meramu atau mencari paring atau bamboo
b.Mengolah bamboo
c.Membuat batangan atau badan kurung dari bamboo
d.sesudah batang atau badan kurung dari bamboo tadi siap dibentukdan siap untik dipasang batisannya, mulailah dicari kayu untuk batisan tersebut.
e.Membuat batisan
f.Memasang batisan dan penyelesaian akhir
B.Jenis/Perangkat
1.Kurung-kurung
Kurung-kurung hantak ini seperangkatnya atau satu setnya terdiri dari 7 buah dengan ukuran besar yang berbeda-beda. Untuk tiap kurang hantak umumnya terdiri dari batisan yang terbuat dari kayu dan batang dari bambu.
Seperangkat atau satu set kurung-kurung hantak tersebut terdiri atas:
a.Guruk Tuha, yaitu berfungsi sebagai agung besar gong besar.
b.Pindua Tinggi, berfungsi sebagai paningkah.
c.Pindua Randah, berfungsi sebagai panggulung.
d.Tinti Guruk, berfungsi sebagai panjala atau membunyikan mencari sela-sela bunyi yang lainnya atau merubah bunyi.
e.Pajak, berfungsi sebagai pembantu pindua tinggi.
f.Pintalu besar, berfungsi sebagai pembantu pindua randah.
g.Pintalu kecil, berfungsi sebagai pembantu Tinti Guruk.
Jadi jika dilihat secara berpasangan keseluruhan perangkat kurung-kurung hantak ini ketika dipergelarkan atau dimainkan sebagai satu kesatuan, adalah sebagai berikut:
a.Guruk Tuha tanpa mempunyai pasangan dalam pergelaran.
b.Pindua Randah pasangannya Pintalu Besar (Pintalu Besar).
c.Tinti Guruk berpasangan atau pasangannya Pintalu kecil.
d.Pindua Tinggi pasangannya Pajak.
Setiap pasangan tersebut hantakan atau irama membunyikan sama dengan pasangannya.
2 .Alat pelengkapan penunjang pergelaran.
Alat pelengkap penunjang pergelaran yang pokok adalah disediakannya pahantakan, yang berupa sepotong kayu bulat yang cukup besar dan ditarah diratakan pada salah satu bidang sisinya. Kemudian ditanam di dalam tanah, sehingga bagian yang ditarah rata tadi terletak di permukaan tanah.
Hantakan atau pahantakan yang baik, adalah yang terbuat dari kayu habalan. Panjang pahantakan ini kurang lebih tiga meter dan ditanam di dalam tanah,dimana permukaan yang ditarah disebelah atas untuk tempat mehantak atau menumbukan kurung-kurung ketika membunyikannya.Besar batang yang dijadikan pehantakan ini yang baik adalah hampir sebesar drum garis tengahnya.
Pehantakan ini ada juga yang terbuat dari batang nyiur atau batang kepala dengan ukuran panjang yang sama dan dibenamkan di dalam tanah sama dengan halaban.
Untuk kestabilan bunyi ketika kurung-kurung dihantakan pada pehantakan ini dalam pertandingan.
C.Pergelaran/Lomba
1.Peserta
Yang menjadi peserta pergelaran sekaligus pertandingan kurung-kurung hanta kantar desa ini, adalah penduduk desa yang bersangkutan. Biasanya perlombaan kurung-kurung ini oleh penduduk desa di Kecamatan Astambul ini dari dahulu sampai sekarang
Biasanya pada tiap desa dalam kawasan Kecamatan Astambulini yang ada kesenian kurung-kurungnya, selalu ada seorang ahli yang pandai membuat kurung-kurung tersebut, di samping tukang hantak atau orang yang membunyikannya.
Peserta yang ikut dalam pelaksanaan lomba tersebut antara lain:
a.Pembuat kurung-kurung.
b.Yang membunyikan atau mehantak kurung-kurung dalam pertandingan.
c.Peserta atau penduduk kampung yang ikut bergotong royong mencari bamboo dan kayu halaban serta rotan untuk bahan baku kurung-kurung tersebut.
2.Tata Cara Pergelaran/Pertandingan
Pertandingan berupa pergelaran yang dilakukan bersama –sama di satu desa,sesuai dengan undangan ataupun permupakatan yang disampaikan sebelumnya, biasanya berjalan dengan lancar karena ini merupakan tradisi yang mereka diikuti sejak dahulu sampai sekarang.
Desa yang mengundang atau tempat pergelaran tersebut biasanya berkewajiban menyiapakan atau membuat dua unit atau dua buah pahantakan atau landasan untuk membunyikan (mehantakan) kurung-kurung dan pada waktu pertandingan yang memilih lebih dahulu pahantakan yang disediakan dua unit tadi, adalah grop dari desa yang diundang.
Satu grop atau satu kampung minimal menyiapkan tenaga yang memainkan atau membunyikan kurung-kurung hantak tersebut sama dengan jumlah kurung-kurungnya, yaitu 7 orang.
Biasanya yang paling besar ialah Guruk Tuna ada yang “ angkatan batiga “ (tiga orang baru bisa terangkat) atau tiga orang yang melayani waktu membunyikannya.Yang agak kecil sedikit yaitu pindua randah dan pindua tinggi, yang biasa tenya “angkatan badua” (dua orang baru bisa terangkat) atau dua orang yang melayaninya. Dengan demikian satu grop yang membunyikan kurung-kurung tersebut paling sedikit 7 orang dan paling banyak 11 orang berdasarkan kenyataan yang terlihat di lapangan pada saat dahulu.
Umur mereka yang memainkan atau mahantak kurung-kurung hantak ini pada masa lalu berkisar antara 30 tahun sampai dengan 50 tahu.Malah ada yang paling tuha sampai umur 60 tahun yang ikut memainkannya bahkan ada yang lebih dari 60 tahun masih ikut memainkannya.Yang mehadiri oleh anggota masyrakat dari kedua desa tersebut, baik pria maupun wanita
Yang dinilai atau yang dijadikan ukuran oleh masyrakat pengunjung, kalang atau menangnya ialah:
a.Bunyi yang timbul atau nyaring serta merdu dan dapat lebih nyaring dari yang lain atau pihak lawan terdengarnya ketika dibunyikan secara berbarengan tersebut.
b.Kekuatan mahantak atau ketahanan mahantak tu membunyikan kurung-kurung, baik lamanya maupun kemampuan mengangkat dan mehantakkannya pada pahantakan.
c.Keutuhan kurung-kurung ysng dibunyikan, yaitu tidak patah atau pecah batang atau badannya.Sebab tidak jarang batang kurung-kurung tersebut patah atau pecah di waktu dihentakkan atau di bunyikan di atas pahantakan ketika bertanding tersebut.
Pertandingan ini hanya sifatnya rekreasi biasa, tanpa disediakan hadiah.
3.Lagu-lagu yang khusus dipergelarkan
Lagu-lagu yang khusus dipergelarkan untuk pertandingan,yang dilagukan sejak dahulu sampai sekarang se tradisional turun temurun adalah:
a.Palimbangan
b.Katingkalan
c.Gopongan
Ketiga lagu ini tidak berubah sejak dahulu sampai sekarang nada iramanya tetap.Lagu-lagu ini merupakan lagu yang khusus untuk kurung-kurung dan inilah yang dilatih atau dilagukan pada tiap-tiap latihan di desa-desa dalam kawasan Kecamatan Astambul ini.Kedudukan atau fungsi/peranannya dalam pergelaran tersebut adalah sebagai berikut:
a.Palembangan, untuk menyambut tamu, yaitu ketika memulai pergelaran pada saat tamu sudah datang, lagu inilah yang dibunyikan atau dilagukan.
b.Katingkalan, lagu ini dilagukan setelah lagu Palembangan dilagukan setelah kedua belah pihak siap untuk bertandingan. Jadi lagu Katingkalan ini dibunyikan sebagai pertanda bahwa kedua belah pihak siap untuk bertanding.
c.Gopongan, merupakan lagu siap bertanding atau lagu dipertandingkan, setelah didahului oleh palembangan dan Katingkalan.
Lagu-lagu ini tidak diiringi vocal atau nyanyian yang dibawakan oleh peserta, semua itu dilagukan dengan kurung kurung hantak.
4.Penilaian
Tidak ada penilai atau yuri yang menilai dalam pertandingan ini. Demikian pula pedoman penilaian yang tertulis tidak ada. Yang ada hanyalah tradisi yang berlaku atau dituruti secara turun temurun untuk pertandingan kurung-kurung hantak ini.yang menilai adalah masyrakat pengunjung yang hadir pada saat itu.
Yang dijadikan ukuran oleh para pengunjung dan pemain untuk menilai menang atau kalahnya salah satu grop yang ikut dalam pertandingan tersebut ialah:
a.Nyaringnya bunyi atau timbulnya bunyi di antara kedua peserta lomba tersebut.
b.Ketahanan membunyikannya atau mahamtaknya.
c.Keutuhan alat atau tidak rusaknya alat yang dibunyikan tersebut pada waktu pertandingan tadi.
Jadi tiga unsure ini yangmenjadi ukuran pokok bagi para pengunjung dan pemain yang menjadi ukuran dalam penilaian mereka.Yang paling baik kalau ketiga unsure tersebut dimiliki atau dilihat dan didengar secara nyata ,Dari segi material bagi pemenang tidak mendapat hadiah apa-apa hanya dari segi moral mereka menang dan menaikkan martabat dari dari desa itu untuk kesenian tersebut.
Keterangan
Tahun :2019
Nomor Registrasi :201901047
Nama Karya Budaya :Kurung-Kurung
Provinsi :Kalimantan Selatan
Domain :Keterampilan dan Kemahiran kerajinan tradisional
Sumber: Website Warisan Budaya Takbenda