Keni (kendi, gerabah) adalah satu karya orang Gayo yang terbuat dari tanah liat yang sudah dikenal sejak masa pra sejarah kehidupan manusia ditepian danau Lut Tawar yang dibuktikan dengan temuan para arkeolog dari Balai Arkeolog (Balar) Medan, Sumatera Utara dalam serangkaian peneliatian dari tahun 2009 hingga 2011 lalu, namun saat ini Keni Gayo sudah sangat jarang ditemukan.
Kendi Gayo sebagai hasil kerajinan tangan kaum perempuan masyarakat Gayo dibedakan menjadi empat macam bentuk yang disesuaikan dengan jenis kelamin pemakainya. Masing – masing kendi memiliki ciri serta fungsi yang berbeda, misalnya Kendi Rawan yang berkaki tinggi dan melebar ke bawah dipakai oleh kaim laki – laki, Kendi Banan yang berbentk bulat tanpa kaki dipakai kaum perempuan, Kendi Labu yang bentuknya mirip buah labu dipakai oleh sesepuh perembuan, serta Kendi Ganyong yang juga bentuknya mirip buah labu dengan ukuran lebih kecil dipakai oleh anak – anak. Namun pada umunya, kendi digunakan untuk wadah air minum.
Kendi bukan hanya sekedar peralatan rumah tangga yang berfungsi sebagai tempat penyimpanan air, tetapi kendi merupakan warisan budaya nenek moyang masyarakat Gayo yang sarat dengan nilai – nilai budaya.
Sumber : Katalog Warisan Budaya Takbenda Indonesia 2018 Buku Satu