Kain Besurek

0
2286

Sejarah awal pertumbuhan kain besurek belum diketahui secara pasti, namun menurut otang-orang tua (pemuka adat dan pemuka masyarakat) Bengkulu, penggunaan kain besurek sudah lama dan selalu dipakai pada upacara-upacara adat khususnya di Kota Bengkulu. Ada kecenderungan pendapat mengenai sejarah awal perkembangan kain besurek di Bengkulu, yaitu bermula sejak hijrahnya pahlawan Pangeran Sentot Alibasya beserta sanak keluarga dan pengikut-pengikutnya ke Bengkulu. Hal ini dibuktikan dengan pada awalnya, masyarakat pemakai dan pengrajin kain besurek sebagian besar justru dari keturunannya. Penggunaan kain besurek pada mulanya hanya terbatas untuk upacara-upacara adat seperti dipakai oleh pengapit pengantin pria (detar atau topi khas Bengkulu) pada acara nikah; untuk pengantin putri pada acara siraman atau mandi, berdabung atau acara mengikir gigi; dalam rangkaian upacara perkawinan sebagai hiasan yang disampirkan pada bilik pengantin. Selain itu digunakan pula untuk malam inaicuri ke kubur, penutup jenazah; dan acara cukur bayi – penggunaannya sebagai hiasan tiang buaian bayi.

Kain besurek adalah salah satu kain batik hasil kerajinan tradisional daerah Bengkulu yang telah diwariskan secara turun – temurun dari generasi ke generasi. Meskipun kain besurek diyakini sebagai hasil budaya fisik masyarakat Melayu Bengkulu, tapi pada motifnya terlihat pengaruh unsur-unsur kebudayaan Islam, yaitu motifnya yang bernuansa kaligrafi Arab. Dalam perkembangan selanjutnya motif-motif tersebut dimodifikasi dengan menambahkan raflesia, bunga kibut.
Motif asli atau dasar kain besurek terdiri dari tujuh motif, antara lain:
1. Motif Kaligrafi Arab, Arti motif kaligrafi Arab artinya motif pada kain besurek berupa tulisan Arab
2. Rembulan – Kaligrafi Arab, Motif rembulan dipadu dengan kaligrafi Arab menggambarkan ciptaan Tuhan Yang Maha Esa.
3. Kaligrafi Arab – Kembang Melati, motif ini selain menunjukkan adanya pengaruh Islam (kaligrafi Arab) juga menggambarkan kehidupan flora. Bunga melati adalati salah satu jenis tanaman yang banyak terdapat serta digunakan di Bengkulu sejak dulu.
4. Kaligrafi Arab – Burung Kuau, lukisan burung kuau dan kaligrafi Arab pada kain besurek menggambarkan kehidupan fauna. Burung kuau adalah hasil ciptaan pengrajin sejak dulu.
5. Pohon Hayat – Burung Kuau – Kaligrafi Arab, kain besurek dengan motif ini bisa dikatakan lebih berkembang dari yang disebutkan sebelumbya, karena terdiri daritiga jenis motif/gambar. Motif kain ini menggambarkan kehidupan flora, fauna, dan pengaruh Islam.
6. Kaligrafi Arab – Kembang Cengkeh – Kembang Cempaka. Motif ini menggambarkan kehidupan flora dan fauna. Kembang cengkeh dan bunga cempaka adalah jenis tanaman yang banyak terdapat di Bengkulu.
7. Kaligrafi Arab – Relung Paku – Burung Punai. Motif ini menggambarkan kehidupan flora dan fauna. Relung paku adalah jenis tanaman yang banyak dijumpai di Bengkulu pada jaman dahulu. Oleh karena itu tanaman inipun mengilhami para pengrajin kain besurek untuk melukisnya di atas kain.