Joget Dangkong

0
3166

Joget Dangkong pernah populer dalam masyarakat Melayu di Kepulauan Riau kira-kira sejak masa pemerintahan kerajaan Melayu Bentan, Riau-Lingga, hingga pada era tahun 1960an. Pada masa ini, kesenian joget dangkong banyak ditampilkan baik pada upacara adat Melayu maupun sebagai hiburan yang dijajakan kepada masyarakat umum.

Alat Musik
Alat musik yang digunakan dalam suatu pertunjukan joget dangkong di Moro saat ini tidak hanya terbatas pada empat alat musik tradisional (yaitu: gong, gendang tambur, gendang bebane dan bjole tempurung), melainkan telah mengalami perubahan dan penambahan beberapa alat musik seperti : Akordeon, Biola, marwas, gitar elektrik, dan organ tunggal.
Akordeon, merupakan alat musik sejenis organ yang berasal dari Eropa yang kemudian digunakan oleh masyarakat Melayu sebagai alat musik dalam berbagai ragam kesenian Melayu. Biola, merupakan alat musik yang telah lama digunakan masyarakat Melayu sebagai alat musik joget dangkong, sebagai pengganti bjole tempurung. Marwas, merupakan sebuah gendang yang berukuran lebih kecil dari gendang biasa. Marwas berbentuk bulat tabung dengan ukuran diameter (bawah dan atas) 18cm dan tinggi 12 cm. Marwas terbuat dari kayu cempedak yang sudah tua, kulit kambing atau kulit pelanduk dan rotan yang berfungsi sebagai pengikat.

Bentuk Pertunjukan
Kesenian joget dangkong sekarang banyak dimainkan sebagai hiburan dalam beberapa kegiatan yaitu : dalam suatu acara adat Melayu, acara kepemudaan dan dalam kegiatan Pemerintah Daerah Kabupaten Karimun. Dalam upacara adat, seperti upacara adat perkawinan, kesenian joget dangkong umumnya dimainkan pada malam hari sebelum atau setelah pelaksanaan upacara perkawinan. Dalam pertunjukan ini, semua yang hadir dipersilahkan berjoget tanpa harus membeli tiket. Pertunjukan joget pada kesempatan ini tidak hanya didominasi oleh kaum laki-laki tetapi juga kaum perempuan. Selain itu, penonton tidak hanya berjoget dengan anak joget yang disukainya, melainkan berjoget bersama-sama dengan sukaria.

Pertunjukan joget tidak hanya dilaksanakan pada malam hari, tetapi juga pada siang hari tergantung kepada jenis kegiatan/acara yang ditetapkan oleh pelaksana kegiatan. Dalam pertunjukan joget dangkong yang ditujukan sebagai hiburan dalam suatu kegiatan kepemudaan (yang bersifat swadana masyarakat), kelompok joget dangkong masih meminta tips kepada penonton atas hiburan yang telah diberikan.

Formasi Anak Joget
Dalam pertunjukan kesenian joget dangkong saat ini juga telah terjadi perubahan formasi anak joget, yang ditandai dengan adanya anak joget laki-laki dalam suatu kelompok joget. Selain itu, seorang anak joget tidak lagi merangkap sebagai penyanyi, karena dalam pertunjukan joget dangkong saat ini terdapat seorang penyanyi yang semata-mata bertugas sebagai penyanyi dan tidak ikut berjoget bersama penonton. Keberadaan seorang penyanyi dalam kelompok joget dangkong saat ini tentunya juga membuat struktur organisasi kelompok joget dangkong menjadi sedikit berubah dari bentuk asalnya. Perubahan struktur organisasi kelompok joget juga disebabkan oleh berubahnya bentuk kelompok joget menjadi sanggar kesenian.

Gerakan Joget Dangkong
Gerakan joget dangkong juga mengalami berbagai perubahan. Perubahan gerak saat ini banyak terjadi pada gerak rentakkan kaki yang tidak sesuai dengan irama musik gendang dan gong. Merubah gerakan joget boleh saja dilakukan, selama tetap sesuai dengan irama musik dan tetap menggunakan nama judul lagu yang asli. Misalkan seorang koreografer mengubah pola gerakan joget tandak gula batu, maka nama yang dipakai untuk joget kreasi tersebut tetap joget tandak gula batu. Perubahan gerakan joget jelas terlihat dalam kegiatan festival joget dangkong (yang merupakan agenda tahunan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Karimun).

Lagu Joget Dangkong
Dalam pertunjukan joget dangkong masa kini sudah sangat jarang dimainkan lagu-lagu lama (lagu-lagu yang telah ramai dimainkan pada sebelum masa kemerdekaan). Kesempatan pertunjukan yang lebih terbuka dalam upacara perkawinan, telah mendorong perkembangan lagu-lagu joget baru yang bertemakan upacara perkawinan, pengantin baru, atau aktivitas malam berinai. Perubahan lagu joget sebanarnya bukanlah suatu hal yang buruk, karena dapat menambah khasanah lagu dalam kesenian joget dangkong. Akan tetapi sangat disayangkan, bertambahnya lagu-lagu baru menyebabkan lagu-lagu joget dangkong tempo dulu semakin terlupakan dan punah.

Kostum dan Tata Rias Joget Dangkong
Perubahan juga terjadi pada kostum dan tata rias anak joget. Saat ini anak joget tidak hanya mengenakan baju kurung labuh atau baju kurung biasa yang dipadankan dengan kain batik, tetapi juga telah memakai berbagai macam pakaian seperti baju kebaya yang dipadukan dengan rok atau celana panjang. Anak joget saat ini juga telah mengenakan baju kaos dan celana jeans panjang yang ketat dan menonjolkan lekuk-lekuk tubuh. Tata rias anak joget saat ini telah menggunakan alat-alat rias modren. Anak joget tidak lagi menggunakan rambut asli sebagai sanggul tetapi telah mengenakan beraneka macam sanggul. Untuk hiasan rambut, anak joget tidak lagi mengenakan bunga hidup, melainkan telah menggunakan berbagai hiasan rambut seperti bando atau jepitan rambut yang terbuat dari plastik dengan berbagai model dan warna, sunting, kembang goyang, dan berbagai hiasan rambut yang terbuat dari kuningan atau tembaga. Kostum anak joget saat ini juga telah ditambah dengan beragai aksesoris seperti gelang, kalung, ikat pinggang, dan selendang.