Jabar Juwes (4)

8. Tata Pentas

Tata pentas merupakan beberapa hal yang mendukung jalannya pementasan baik secara langsung maupun tidak langsung yang berupa arena pementasan dan kelengkapan

pementasan. Arena pementasan adalah tempat yang dipergunakan untuk pementasan. Bentuk tempat pementasan ada bermacam-macam yaitu: 1) Arena dengan penonton disekelilingnya; 2) Pendapa merupakan bangunan klasik Jawa yang dipergunakan untuk pentas seni dengan penonton 3 arah dari depan dan samping kanan kiri panggung; 3) Panggung sementara, dapat diatur menurut keinginan pementasan. bisa berbentuk arena dengan penonton: keliling, dua sisi atau 3 sisi; 4) Panggung proscenium yang merupakan panggung modern, dilihat dari satu arah depan dengan layar tertutup di depan berjarak cukup jauh antara pemain dengan penonton. Dengan panggung ini permainan cahaya atau tata lampu sangat bermanfaat (Wardana, 1990: 6). Selain itu dalam pergelaran kesenian disertai dengan kelengkapan pementasan yang berupa: tata lampu (lighting), tata suara (sound system), tempat gamelan dan tempat rias. Pada waktu dahulu diawal munculnya kesenian Jabarjuwes arena pementasan yang dipergunakan untuk pertunjukan kesenian Jabarjuwes biasanya di sebuah pendapa dengan penonton 3 arah dari depan, samping kiri dan samping kanan. Tempat gamelan terletak di pendapa bagian dalam atau dibelakang arena pertunjukan. Tempat rias ada di ruangan di belakang pendapa, atau di rumah induk. Tata lampu menggunakan beberapa lampu petromax yang dipasang di sudut-sudut arena pementasan atau pendapa sehingga seluruh arena itu kelihatan terang benderang. Selain itu pertunjukan kesenian Jabarjuwes menggunakan sistim tata suara yang masih sederhana sesuai dengan kondisi teknologi pada waktu itu. Pada saat ini pertunjukan Jabarjuwes menyesuaikan dengan arena yang tersedia, bisa bertempat di suatu arena yang telah disiapkan, arena pertunjukan ini biasanya menempati halaman yang cukup luas sehingga bisa didirikan sebuah panggung dan perlengkapannya berserta tempat atau arena untuk para penonton. Pergelaran kesenian Jabarjuwes memerlukan perlengkapan pementasan yang memadai, artinya perlengkapan pementasan bisa mendukung keberhasilan dari pertunjukan itu sendiri. Kelengkapan pementasan meliputi tempat gamelan yang ada di depan panggung (arena pementasan), tempat rias yang ada di belakang panggung ditambah tata suara dan tata cahaya yang telah menggunakan teknologi terkini.

Jabarjuwes masih dipertahankan di Desa Sendangagung karena adanya fungsi yang masih relevan dengan kebutuhan masyarakat antara lain: fungsi hiburan misalnya pada acara Hari Ulang Tahun Kemerdekaan Republik Indonesia, Upacara Merti Dusun, dan Hari Jadi Kabupaten Sleman. Fungsi adat untuk melepas nadar. Fungsi sosial sebagai alat pemersatu masyarakat tanpa membedakan agama, kelas sosial, jabatan, dan lain-lain. Kesenian Jabarjuwes tidak mengenal istilah tanggapan (bayaran), namun hanya sekedar pengganti biaya operasional dan persiapan sampai selesainya pertunjukan. Setiap pementasan para pemain baik penari maupun penabuh melaksanakan dengan sukarela (tanpa bayaran).

Kesenian Jabarjuwes merupakan sarana ekspresi dari para pelaku seninya, bisa dilihat dari segi penampilan baik itu penampilan tata busana, iringan musik maupun dialognya yang penuh dengan keindahan. Keindahan tata busana diwujudkan melalui bentuk

pakaian dan riasnya. Keindahan iringan musik diekspresikan dengan alunan musik gendhing-gendhing gamelan yang dicipta dengan rasa keindahan. Dalam pertunjukan kesenian Jabarjuwes keindahan dialog atau percakapan diekspresikan oleh pemain dengan pemakaian bahasa Jawa halus dan kadang dilantunkan dalam bentuk tembang. Disamping itu vokal yang indah dilakukan pula oleh dalang yang ekspresinya diwujudkan dalam bentuk: tembang, janturan dan suluk. Selain dalang ekspresi keindahan juga ditampilkan oleh waranggana dengan melantunkan tembang-tembangnya bersama karawitan selama mengiringi pementasan kesenian Jabarjuwes.

Selain itu pertunjukan kesenian Jabarjuwes dapat dimanfaatkan sebagai sarana untuk menyampaikan pesan-pesan moral maupun pesan-pesan pembangunan kepada para penontonnya. Pesan-pesan moral disampaikan melalui nilai-nilai yang tersirat dalam cerita yang pentaskan, sedangkan pesan-pesan pembangunan yang berupa ajakan atau motivasi kepada penonton tentang program-progam pemerintah, bisa diselipkan melalui adegan lawakan.

Kesenian Jabar Juwes berbeda dengan Tari Golek Menak dgn Jabarjuwes. Tari Golek Menak merupakan fragmen tarian, wujud visualnya berupa tarian, tanpa ada dialog, meskipun ceritanya sama-sama bersumber dari cerita Menak. Sedangkan Jabarjuwes ceritanya juga bersumber dari cerita Menak tetapi bentuknya berupa drama tari dan dialog antar pemain sesuai dengan tema cerita. Dialog juga dilakukan oleh dalang untuk mengantarkan cerita setiap episode atau pembabakannya. Pertunjukan lengkap berlangsung selama 1 malam.

Selain itu, Golek Menak merupakan kesenian yg lahir & hidup di lingkungan istana, Karaton Yogyakarta atas gagasan Sri Sultan HB IX, sedangkan Jabarjuwes merupakan kesenian rakyat yg lahir & berkembang di luar istana yaitu di Dusun Tengahan, Desa Sumberagung, Kecamatan Minggir, Sleman, yang memadukan antara wayang wong, kethoprak dan wayang golek menjadi bentuk kesenian baru yg dikenal dengan nama Jabar Juwes. Penambahan nama Kesenian di depan Jabar Juwes menjadi penanda kepemilikan sebagai kesenian yang lahir di dalam masyarakat atau kesenian rakyat.

 

 

Keterangan

Tahun :2019

Nomor Registrasi :201900970

Nama Karya Budaya :Jabar Juwes

Provinsi :DI Yogyakarta

Domain :Seni Pertunjukan

Sumber: Website Warisan Budaya Takbenda

Scroll to Top