H. Sanusi Maestro Seni Tradisi Bidang Pencak Silat Tahun 2014 yang masih menerima Bantuan Pelestarian Maestro Seni Tradisi hingga Tahun 2016 ini

0
1303

Pria yang lahir di Jakarta, 4 September 1931 ini merupakan putra asli Betawi yang berhasil memperoleh penghargaan sebagai Maestro Seni Tradisi Tahun 2014 dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Beliau saat ini tinggal di daerah Tebet, Jakarta Selatan. Beliau tetap menerima Bantuan pelestari sebagai Maestro Seni Tradisi sampai Tahun 2016, diharapkan beliau tetap melestarikan dan mewariskan ilmunya dalam Seni Tradisi Pencak Silat kepada generasi muda.

Sanusi atau yang sehari hari disapa Bang Uci dalah seorang Guru Besar Perguruan Pencak Silat (PPS) Putera Betawi.  Selain pintar maen pukulan (Silat Betawi) pengabdiannya terhadap seni bela diri sangat tinggi. Terbukti sudah lebih dari Lima Puluh Tahun ia melestarikannya dengan cara mengajar seni warisan nenek moyang tersebut, namun dengan rendah hati ia mengaku masih harus terus belajar.

Dalam upaya mempertahankan eksistensi seni maen pukulan, Bang Uci banyak membimbing kalangan generasi muda dan dewasa. Kemampuannya mengelola gerak silatnya ini diabdikan juga untuk perfilman Indonesia sebagai instruktur dan supervisor bagi bintang-bintang film laga.

Hingga saat ini, Bang Uci masih terus melatih. “Melatih silat bukan hanya latihan fisik. Yang ane latih juga rohaninya – budi pekerti, akhlak. Ane terapkan di setiap murid, silat dan salat itu harus seimbang. Silat tanpa salat enggak jalan,“ ungkap Bang Uci di rumahnya, di Gang Bedeng Manggarai Selatan.

Bang Uci, yang berprinsip bahwa perguruan adalah juga ajang silaturahmi, terus berupaya menjadikan pencak silat mendunia. Menurutnya, pencak silat adalah bagian budaya bangsa Indonesia yang harus diperkenalkan ke seluruh dunia. Bahkan, menurut Bang Uci, orang-orang luar negeri saat ini sudah menggandrungi pencak silat Indonesia. Karena itu, kini Bang Uci mendorong terselenggaranya “Silat Road to UNESCO”.

Silat Road to UNESCO, yang digagas oleh Ikatan Pencak Silat Indonesia (IPSI) dan Institut Teknologi Bandung, tidak hanya sebagai upaya memperkenalkan pencak silat ke seluruh dunia, tetapi juga agar pencak silat mendapatkan pengakuan dari UNESCO. Program Silat Road to UNESCO ini sudah disampaikan kepada Menpora dan pihak Menpora akan menindaklanjutinya. “Ada 30 negara yang akan ikut menandatanganinya,“ papar Bang Uci.

Bang Uci juga mengharapkan pemerintah mendirikan sekolah silat. Karena menurutnya, dengan adanya sekolah silat, jasmani dan rohani anak-anak muda akan terjaga. Haji Sanusi juga berpesan kepada generasi muda, agar tetap mencintai budayanya sendiri. “Yang muda harus jadi penerus,“ ujar Bang Uci.

Harapan lain, “Pemerintah juga perlu menyediakan tempat latihan sampai ke kampung-kampung. Paling tidak, di tiap kelurahan, ada tempat untuk latihan. Ini yang akan membuat maju perkembangan pencak silat kita.“

Penghargaan yang pernah Bapak Sanusi peroleh antara lain piagam penghargaan dari Gubernur DKI Jakarta “Seniman Penghargaan Anugerah Budaya” Tahun 2013 dan anugerah dari Kepala Dinas Pariwisata DKI Jakarta tahun 2013 “Kategori Seniman”.