Gendang Beleq adalah seni musik tradisional Sasak yang dikenal oleh seluruh masyarakatnya. Penyebutan atau nama untuk Gendang Beleq bervariasi antara satu daerah dengan daerah lain. Bagi masyarakat Lombok Tengah Gendang Beleq disebut musik oncer, berbeda bagi masyarakat Lombok Barat Gendang Beleq disebut kecodak dan khususnya kecamatan Narmada Gendang Beleq disebut Kedokdaq. Meskipun terdapat sebutan yang bervariasi namun semuanya merupakan sebarungan gamelan (peralatan gamelan) yang sama dengan menggunakan alat musik Gendang Beleq.
Gendang Beleq adalah suatu peralatan musik, dan disebut Gendang Beleq karena gendang ini ukurannya besar dibandingkan dengan ukuran gendang pada umumnya. Gendang berarti kendang dan beleq berarti besar. Gendang besar (Gendang Beleq) ada dua jenis yang disebut gendang mama (laki-laki) dan gendang nina (perempuan). Perbedaan antara kedua gendang tersebut bukan pada bentuk fisiknya melainkan pada suara yang dihasilkan yaitu gendang mama lebih nyaring daripada gendang nina. Gendang Beleq selain sebagai alat musik sekaligus juga merupakan peralatan tari karena memainkan musik dalam keadaan menari seperti dalam tarian oncer.
Bagian-bagian dari Gendang Beleq antara lain :
• rampeng yaitu penampang gendang yang terbuat dari kulit sapi
• Batang yaitu badan gendang yang dibuat dari kayu tap
• Jangat, yaitu tali yang bahannya dari kulit
• Wangkis, yaitu tali penguat yang melingkari rampeng terbuat dari kulit
• Sedangkan yang membungkus kawat disebut pengulung.
Ukuran Gendang Beleq tidak ada yang standar namun tingginya rata-rata lebih dari 90 cm. Garis tengah rempeng yang kecil kurang lebih berukuran 34 cm dan yang besar 41 cm. Pada ke dua bagian ujung gendang diberi ornamen berupa ragam hias berbentuk bunga dan daun. Sedangkan di bagian tengah diberi hiasan kotak-kotak hitam putih berselang seling dengan pinggiran warna merah. Warna-warna tersebut mempunyai makna tertentu yaitu merah melambangkan semangat, putih melambangkan kejujuran, dan hitam melambangkan semangat jiwa yang membaja. Hal ini sesuai dengan fungsi Gendang Beleq untuk memberi semangat para prajurit yang harus mempunyai semangat, harus memiliki watak satria yaitu kejujuran.
Gendang Beleq biasa dimainkan di panggung maupun di lapangan terbuka. Susunan pendukung musik Gendang Beleq dan penarinya yang baku terdiri dari 40 orang, dan dipertunjukkan pada acara-acara khusus seperti Maulud Nabi, Lebaran, upacara perkawinan, khitanan dan cukur rambut bayi. Sedangkan yang tidak baku terdiri dari 17 orang dipertunjukkan untuk menyambut tamu, perlombaan atau festival.
Untuk dapat bermain Gendang Beleq perlu belajar irama musiknya terlebih dahulu. Belajar memainkan Gendang Beleq dilakukan dengan cara peniruan, pertama-tama latihan pukulan yang dilakukan dalam waktu +1 minggu dan dilakukan setiap malam. Yang sulit adalah belajar menari sambil sekaligus memainkan irama musiknya, ini memerlukan waktu lebih kurang 1 bulan dan dilakukan setiap malam. Pada dasarnya siapa saja boleh ikut bermain Gendang Beleq, namun karena sulitnya terutama tari Gendang Beleqnya maka sangat sedikit orang yang bisa menari Gendang Beleq.
Tari Gendang Beleq merupakan tari perang walaupun tidak ada gerak yang menunjukkan perkelahian dan tidak ada pula yang membawa senjata perang, karena garapan geraknya selalu menunjukkan watak maskulin/ sikap jantan. Tari Gendang Beleq dahulu berfungsi sebagai tari pengiring para ksatria yang akan maju ke medan perang atau menyambut para pahlawan yang pulang dari medan perang.
Satu ciri khas dari Tari Gendang Beleq ialah bahwa yang menari adalah pemain-pemain musik itu sendiri. Adapun pemain-pemain yang memainkan instrument musik sambil menari adalah dua orang pemain Gendang Beleq, seorang penabuh petuk yaitu sebuah gong kecil yang beralas kerangka dari kayu yang dikalungkan, dan beberapa pemain copeh yaitu instrumen musik yang berbentuk ceng-ceng kecil yang dipegang dengan tangan kiri dan kanan.