Ethnochestra: A Melody of Friendship

0
983

Menteri Koordinator Pemberdayaan Manusia dan Kebudayaan Puan Maharani menyampaikan apresiasi atas persahabatan Indonesia dan Austria yang telah terjalin selama 65 tahun.

Hal itu disampaikan Puan dalam sambutannya pada acara Ethnochestra: A Melody of Friendship di Wina, Austria, Rabu (12/06/2019).

“Konser ini merupakan bentuk persahabatan antara negara Indonesia dan Austria yang telah terjalin dan terus meningkat, tidak hanya antarnegara akan tetapi berproses menjadi persahabatan antara masyarakat (people to people connectivity),“ ujar Puan saat membuka konser Ethnocestra yang digelar di salah satu gedung konser terbaik di Kota Wina, Wiener Konzerthaus.

Puan juga menggarisbawahi bahwa Indonesia dan Austria merupakan mitra strategis dalam berbagai hubungan bilateral khususnya sosial budaya.

“Indonesia terkenal akan seni musik tradisional dan budayanya yang begitu beragam. Di satu sisi, Austria terkenal sebagai rumah bagi musik klasik kelas dunia. Maka konser kolaborasi ini menjadi kesempatan untuk menguatkan persahabatan antar budaya sekaligus makin mengenalkan musik tradisional Indonesia di kancah internasional,” sambung Puan.

Konser yang digagas Kedutaan Besar Republik Indonesia di Wina ini merupakan kerja sama dengan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan serta Badan Ekonomi Kreatif Indonesia. Konser menampilkan berbagai paduan antara orkestra simfoni Austria dengan instrumen serta unsur-unsur musik tradisional Indonesia.

Dalam konser tersebut komponis dan musisi terkemuka Indonesia Erwin Gutawa berkolaborasi dengan musisi dan konduktor ternama Austria, Johannes Vogel.

Johannes Vogel adalah pemimpin Synchron Stage Orchestra Vienna (SSOV). SSOV merupakan mitra studio rekaman terkemuka di Austria maupun dunia, yaitu Synchron Stage Studio yang sering digunakan untuk memainkan soundtrack film-film kelas dunia.

Konser diawali oleh alunan musik klasik karya Johann Strauss bertajuk Wiener Blut dipandu oleh Johannes Vogel. Selanjutnya, Erwin Gutawa naik ke atas panggung dan alunan musik Indonesia pun berkumandang.

Penampilan dimulai dengan medley lagu Chopin Larung, Geger Gelgel, dan Janger Saka yang dinyanyikan oleh Gita Gutawa dan Gabriel Harvianto, dilanjutkan dengan Swarna Dwipa dan Fatwa Pujangga.

Kemudian Sandhy Sondoro membawa para penonton ke wilayah paling timur di Indonesia, yaitu Papua, dengan lagu Pangkur Sagu. Dilanjutkan dengan Macapat Pangkur dan Walangkekek yang dibawakah Woro Mustiko.

Lebih dari 15 lagu dimainkan dalam konser berdurasi 120 menit itu. Konduktor Erwin Gutawan dan Johannes Vogel pun bergantian memandu orkestra memainkan lagu-lagu tradisional Indonesia dan musik klasik khas Austria.

Penyelenggaraan konser ini merupakan salah satu bagian dari program diplomasi budaya Indonesia di Austria, dan dimaksudkan untuk memperdalam hubungan bilateral antara Indonesia dan Austria.