Pemajuan Kebudayan menjadi satu dari 5 topik pembahasan pada Rembuk Nasional Pendidikan dan Kebudayaan. Menghadirkan Bupati Banyuwangi untuk berbagi praktik baik yang telah berlaku di daerahnya, kelompok Pemajuan Kebudayaan kemudian dibagi menjadi 2 kelompok dengan subtopik yang berbeda. Diskusi kelompok yang diikuti lebih dari 200 peserta dari institusi terkait kebudayaan ini menghasilkan rekomendasi yang dibacakan oleh Eko Suwargono dari Dewan Kesenian Jember di hari ketiga rembuknas. Adapun rekomendasi yang disampaikan, yaitu:
- Pemerintah dan Pemerintah Provinsi/Kabupaten/Kota segera menerbitkan
Pak Eko saat membacakan rekomendasi yang dihasilkan dari kelompok Pemajuan Kebudayaan regulasi turunan dari UU No. 11 Tahun 2010 tentang Cagar Budaya dan UU No. 5
Tahun 2017 tentang Pemajuan Kebudayaan berupa Peraturan Pemerintah,
Peraturan Presiden, Peraturan Menteri dan Peraturan Daerah dengan ruang
lingkup:
• Aspek kelembagaan terkait dengan entitas tunggal kebudayaan di tingkat
Kementerian, Dinas Provinsi/Kabupaten/Kota.
• Meningkatkan kapasitas sumberdaya manusia di bidang kebudayaan
melalui pendidikan dan pelatihan, serta pemerataan persebaran
kompetensi dan keahlian.
• Menyusun kebijakan tentang skema pembiayaan Pemajuan Kebudayaan
dengan mengalokasikan minimal 2,5% anggaran khusus dari APBN/APBD,
atau Bantuan Operasional Kebudayaan (BOK).
• Menetapkan Standar Biaya Masukan Lainnya (SBML) untuk berbagai profesi
di bidang Kebudayaan. - Mengonsolidasikan program pembangunan di bidang kebudayaan lintas
Kementerian/Lembaga dan Pemerintah Daerah sebagai regulator dan
fasilitator. - Memperkuat pelibatan publik dalam pelaksanaan pemajuan kebudayaan
melalui Dewan Kesenian, Dewan Kebudayaan, Majelis Adat, Komunitas, dan
masyarakat lainnya dengan memanfaatkan ruang-ruang publik. - Mewujudkan Pekan Kebudayaan Nasional, Indonesiana, Youth Camp (Kemah Budaya Kamu Muda) , dan
Seniman Masuk Sekolah sebagai program prioritas dalam memperkuat
ekosistem kebudayaan untuk merawat Persatuan, Toleransi, dan Kebhinekaan.
Penyampaian rekomendasi oleh Pak Eko menjadi berbeda dengan kelompok lainnya karena ditutup dengan sebait tembang Jawa.
