Diki Pano, Kesenian Tradisional Anak Nagari (1)

0
1228

Diki pano merupakan kesenian tradisional anak nagari. Mulai dimainkan tidak ada literatur yang menjelaskan tetapi menurut cerita kesenian ini sudah ada dan dipakai sebagai alat propaganda dalam perjuangan Tunaku Imam Bonjol. Alat yang digunakan adalah diki pano yang merupakan alat perkusi berupa rebana besar dengan diameter permukaan 50 cm. Lagu diki pano berirama sesuai dengan jenis lagu yang di mainkan dengan pantun (sampiran dan Isi) berupa petuah agama dan petuah adat. Perpaduan dari permainan mangguguah pipano dan badiki inilah yang dinakamakan diki pano.

Kesenian Diki Pano merupakan perpaduan kemahiran menabuh (mangguguah) Pipano dengan lantunan Dikie (lagu) yang berisikan petuah Adat dan Agama yang disampaikan dalam bentuk pantun. Kesenian Diki Pano biasa dimainkan pada acara baralek (pesta) kawinan, khitanan, dan turun mandi anak dalam suasana bajago-jago. Dalam acara bajago-jago tersebut kesenian diki pano dimainkan selama 7 jam. Kesenian Diki Pano dimainkan di malam hari selepas sholat ‘isya sampai dini hari menjelang subuh. Keunikan dan ke khususan permainan Diki Pano terletak pada Guguah (Pukulan), dimana dari guguah yang terkesan kacau dan tak beraturan, pemain langsung bisa menghentikan secara serentak. Keunikan lain dalam memainkan Diki Pano, para pemain bisa saling bertukar peran antara tukan batang, tukang tingkah dan tukan kurincang, pada saat pipano sedang diguguah.

Alat.

Alat yang digunakan namanya Pano/Pano-pano/Pipano : Merupakan alat perkusi berupa Rebana Besar dengan diameter permukaan minimal 50 cm.

Lagu/Dikie

Merupakan lantunan vokal berirama sesuai dengan jenis lagu yang dimainkan dengan pantun (sampiran dan isi) berupa petuah agama dan petuah adat.

Contoh Pantun :

Manyabik Padi Nak Rang Tapuih

Batuang diambiak ka anak janjang

Talang di tanam nak rang bonjo

Kalau aka bana indak luruih

Lah lakuang batu dek sumbayang

Allah nan tido manarimo

Perpaduan dari permainan mangguguah pipano dan badikie inilah yang dinamakan dengan Diki Pano

Permainan.

Guguah.

Adalah memukul/mangguguah pipano dimainkan oleh tiga orang pemain dengan posisi duduk bersila dan membentuk lingkaran. Setiap pemain dalam mangguguah pipano punya peran tersendiri : 1. Tukang Mambatang, 2. Tukang Maningkah, 3. Tukang Mangurincang.

1. Tukang Mambatang

Tukang Mambatang merupakan penabuh utama yang akan diikuti oleh tukan tingkah dan tukang kurincang.

2. Tukang Maningkah

Tukang Maningkah penabuh yang memberikan tambahan guguah untuk memperkaya suasana guguah, dimana pukulannya diselipkan diantara pukulan yang dimainkan tukang mambatang.

3. Tukang Mangurincang

Tukang Kurincang membuat satuan guguah terkesan semakin kacau dan rame, tapi tetap ber pedoman kepada guguah dasar yang dimainkan tukang mambatang.

Jenis Guguah ada beberapa macam, diantaranya:

1. Guguah Sinapang Masin

2. Guguah Murai Kencak

3. Guguah Panapa jatuah ka dantang

4. Guguah Panapa jatuah ka dantuang

5. Guguah Panjang

6. Guguah Tupai Bagaluik

7. Guguah Tun tun tang

8. Guguah Ampang Serong

9. Guguah Kudun Kakah

10. Dll.

Dalam mangguguah untuk satu permainan terdiri dari :

1. Guguah Dasar 2 kali

2. Guguah Dantuang 1 kali

3. Ujuang Guguah 1 kali 

Setelah 4 kali guguah tersebut selesai, Selanjutnya masuklah ke Dikie (lagu).

Dikie

Dikie dilantunkan oleh 3 orang atau lebih pendendang setelah guguah sampai di ujuang guguah, lantunan dikie sendiri nanti akan disambut lagi dengan guguah. Kombinasi ini bisa dipolakan seperti berikut: Guguah 4 kali – dikie (lagu) – guguah sela – dikie – guguah penutup.

Macam Dikie yang dimainkan dinamai sesuai dengan alunan irama dikie,

1. Ratok Siti Arafah, merupakan alunan vokal yang dikisahkan dari ratapan  seorang ibu ditengah lautan dalam mencari anaknya yang hilang, iramanya mengikuti alunan perahu yang diombang ambingkan oleh ombak.

2. Lagu Rao, alunan vokalnya lebih pendek dan agak bersemangat dibanding Ratok Siti Arafah, lebih menggambarkan rasa syukur terhadap rezeki yang diberikan Yang Maha Kuasa.

3. Sikambang, Alunan Vokalnya lebih gembira dibandingkan dua lagu diatas, karena sikambang lebih menggambarkan alunan perasaan anak muda.

Permainan yang ada dalam video dimainkan Oleh Sanggar Tradisional Anak Mudo Bundo Kanduang, Nagari Simpang, Kecamatan Simpang Alahan Mati, Kabupaten Pasaman, Sumatera Barat.