Dagelan Mataram, Kesenian Jawa yang dilahirkan Masyarakat Yogyakarta

0
2623

Dagelan Mataram adalah suatu jenis kesenian Jawa, yang dilahirkan oleh masyarakat Jawa di Yogyakarta. Dagelan ini lahir di Lingkungan Kraton Yogyakarta, ketika GP Hangabehi, Putra Sultan Hamengkubuhono VIII, pada tiap – tiap hari kelahirannya memanggil pada abdi dalem oceh – ocehan ke rumah kediamannya untuk membuat tertawa orang yang melihat dan mendengarkan oceh – ocehan mereka. Dalam tradisi Kraton yang tidak begitu jelas kapan dimulainya, dan diduga akibat pengaruh cerita – cerita kuno serta berkaitan dengan kepercayaan dan kebangsaan raja ini, dimasukanlah ke dalam kelompok abdi dalem oceh – ocehan ini orang – orang yang mempunyai cacat – cacat tubuh dan kelucuan – kelucuan tubuh alamih, yang atas perintah raja sengaja dicari dari seluruh penjuru negeri. Pada upacara – upacara kraton tertentu, seperti upacara perkawinan, orang – orang aneh tersebut diberi tugas untuk melakukan upacara yang disebut edan – edanan di depan kedua mempelai. Mereka naik kuda lumping sambal bergerak- gerak dan menari-nari. Pangeran Hangabehi sangat menaruh perhatian terhadap kesenian, terutama sekali terhadap humor. Pangeran Hangabehi agaknya sangat gembira dengan hal ini, oleh karena harus bermain di depan kerabat bangsawan keratin, maka para abdi dalem ini juga harus mengindahkan sopan – santun.

Di halaman Dalem Ngabean , tempat Pangeran Hangabehi berdiam, berdirilah sebuah pemancar radio milik Belanda yang diberi nama MAVRO ( Mataramsche Vereneging Radio Omroep ). Salah satu siaran rutin MAVRO adalah uyon – uyon gending Jawa. Atas prakarsa sang Pangerahn yang sudah barang tentu mempunyai kesempatan kesempatan luas untuk menyelenggarakan siaran di radio belanda itu, lelucon – lelucon abdi dalem oceh – ocehannya disiarkan sebagai selingan pada siaran uyon – uyon Gending Jawa tersebut. Selingan ini diberi nama “Dagelan”.

Setelah mengalami berbagai perkembangan pada bentuknya yang baku, dagelan ini kini muncul dengan ciri-ciri sebagai berikut: (1) mengandung ceritera tertentu; (2) memakai Bahasa jawa sebagai Bahasa pengantar ;(3) materi ceritera diangkat dari kehidupan social budaya masyarakat jawa;(4) diiringi gamelan dan sinden sebagai ilustrasi;(5)kadang – kadang memakai tari – tarian;(6) pemain kadang – kadang menyanyikan tembang ;(7) memakai kostum pakaian jawa atau pakaian yang berasal dari kesenian jawa lainnya. Kelengkapan seperti gamelan , sinden , tarian, tembang, kostum,, dapat digunakan untuk melucu atau dipakai sebagai bahan lelucon. Selain itu, tradisi dan tata karma jawa, Yogyakarta pada khususnya, sangat memberi warna pada gaya bicara dan gaya penyampaian ceritera yang dibawakan. Dengan ciri dan kelengkapan seperti itu Dagelan Mataram pernah tampil dengan kuat dan disambut serta diterima secara luas oleh masyarakat jawa, ketika kebudayaan Barat modern beserta hasil – hasilnya belum sangat berpengaruh pada kebudayaan Indonesia umumnya dan kebudayaan Jawa Khususnya seperti sekarang ini. Keadaan seperti ini juga ditopang oleh langkanya jenis – jenis hiburan yang ada di masa itu.

 

 

 

Keterangan

Tahun :2019

Nomor Registrasi :201900972

Nama Karya Budaya :Dagelan Mataram

Provinsi :DI Yogyakarta

Domain :Seni Pertunjukan

Sumber: Website Warisan Budaya Takbenda