Jakarta – Anugerah Kebudayaan dan Penghargaan Maestro Seni Tradisi 2017 telah selesai diselenggarakan pada hari Kamis tanggal 28 September 2017. Penghargaan kepada 47 orang penerima Anugerah Kebudayaan dihadiri langsung oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Pak Muhajir Effendy, Direktur Jenderal Kebudayaan Pak Hilmar Farid dan Direktur Warisan dan Diplomasi Budaya Pak Nadjamuddin Ramly.
Dalam sambutannya Mendikbud menjelaskan bahwa dengan disahkannya UU Pemajuan Kebudayaan, pemerintah memiliki pijakan yang cukup kuat untuk terus memberikan dukungan terhadap keberadaan berbagai macam sumber kebudayaan, sehingga dapat terus dikembangkan dan menjadi kekayaan khasanah bangsa Indonesia di masa yang akan datang.
Daftar penerima Anugerah Kebudayaan dan Penghargaan Maestro Seni Tradisi adalah sebagai berikut:
No. | Nama Penerima Anugerah Kebudayaan | Kategori | Bidang Keahlian | Asal Daerah |
1 | Soedjatmoko (alm.) | Bintang Budaya Parama Dharma | Filsuf, Pendidik | Jawa Tengah |
2 | Dullah (alm.) | Bintang Budaya Parama Dharma | Seni Rupa | Jawa Tengah |
3 | Toeti Heraty Noerhadi-Roosseno | Bintang Budaya Parama Dharma | Ahli Filsafat | DKI Jakarta |
4 | Abisin Abbas (Anjas Asmara) (alm.) | Satyalencana Kebudayaan | Seni Film | DKI Jakarta |
5 | Teuku Iskandar (alm.) | Satyalencana Kebudayaan | Filolog | Nanggroe Aceh Darussalam |
6 | Sumarsam | Satyalencana Kebudayaan | Seni Karawitan | Jawa Tengah |
7 | La Side Daeng Tapala (alm.) | Satyalencana Kebudayaan | Budayawan/ Sastra Bugis | Sulawesi Selatan |
8 | Anak Agung Gde Sobrat (alm.) | Satyalencana Kebudayaan | Seniman | Bali |
9 | Johanna Maria Pattinaja Seda (almh.) | Satyalencana Kebudayaan | Budayawan | DKI Jakarta |
10 | OK Nizami Jamil | Satyalencana Kebudayaan | Budayawan | Riau |
11 | Syofyani Yusaf | Satyalencana Kebudayaan | Seni Tari | Sumatera Barat |
12 | Addie MS | Pencipta, pelopor dan pembaru | Pencipta, Pelopor, Pembaru Seni Musik (Orkestra dan Paduan Suara) | Jakarta |
13 | Marlupi Sijangga | Pencipta, pelopor dan pembaru | Pelopor Pengembangan Pendidikan Tari Balet Indonesia | Jawa Timur |
14 | Hafiz Rancajale | Pencipta, pelopor dan pembaru | Pelopor, Pembaru Seni Rupa Kontemporer Film dan Video | DKI Jakarta |
15 | Hasnan Singodimayan | Pencipta, pelopor dan pembaru | Pelopor dan Pencipta Berbasis Budaya Lokal | Jawa Timur |
16 | Irwansyah Harahap | Pencipta, pelopor dan pembaru | Pelopor World Music di Indonesia | Sumatera Utara |
17 | Basri B. Sila | Pencipta, pelopor dan pembaru | Pelopor dan Pengembang Seni Tradisi Sulawesi Selatan | Sulawesi Selatan |
18 | Ifa Isfansyah | Pencipta, pelopor dan pembaru | Pencipta, Pelopor, dan Pembaru Seni Film | Yogyakarta |
19 | Marzuki Hasan | Pencipta, pelopor dan pembaru | Pelopor Revitalisasi Tari Aceh | DKI Jakarta |
20 | Marayama | Pelestari | Seni Musik (Pakacaping) | Sulawesi Barat |
21 | Kartolo | Pelestari | Seni Pertunjukan (Ludruk) | Jawa Timur |
22 | Johar Saad | Pelestari | Teater Rakyat Melayu (Dul Muluk) | Sumatera Selatan |
23 | Christ Fautngil | Pelestari | Pelestari Bahasa (Peneliti bahasa-bahasa daerah Papua) | Papua |
24 | Rudolf Joppy Sajow | Pelestari | Seni Musik (Seni Kriya dan membuat Kolintang) | Sulawesi Utara |
25 | Ato Hermanto | Pelestari | Pelestari Kuliner (Dodol) | Jawa Barat |
26 | Hendrik Boenga | Pelestari | Pelestari Budaya Suku Bangsa Sabu | Nusa Tenggara Timur |
27 | Endi Agus Riyono | Pelestari | Pelestari Mainan Tradisional | Jawa Barat |
28 | Muhammad Ade Putra | Anak & Remaja | Penyair | Riau |
29 | Woro Mustiko Siwi | Anak & Remaja | Dalang | Jawa Tengah |
30 | Roland Martin Lumbantobing | Anak & Remaja | Seni Musik (alat musik tradisional Batak) | Sumatera Utara |
31 | Marvel Gracia | Anak & Remaja | Penari | Jawa Tengah |
32 | I Wayan Dian Bhaswara | Anak & Remaja | Sastra Lisan dan Seni Pedalangan | Bali |
33 | Eliza Marthen Kissya | Maestro Seni Tradisi | Kewang- Tradisi Sasi Lompa | Maluku |
34 | Irang Awai | Maestro Seni Tradisi | Penyair dalam bahasa Kayan Nak Long, pemain, dan pembuat alat musik tradisional Sape | Kalimantan Timur |
35 | Al Mujazi Mulku | Maestro Seni Tradisi | Tradisi Kabanci/Kabanti, pewaris naskah, dan ahli ritual adat Buton | Sulawesi Tenggara |
36 | Harun Ar Rahman | Maestro Seni Tradisi | Penutur Tradisi Kabata | Maluku Utara |
37 | Kampung Tarung Waikabubak | Komunitas | Komunitas adat Marapu dari Sumba Barat, yang mempertahankan kepercayaan tradisi dan mentransformasikan dalam masyarakat majemuk. Upacara bulan suci Wolu Podu tetap diselenggarakan selama tiga ratus tahun terakhir. Di bawah panduan Rato Lado Regi Tera, Kampung Tarung, kini menjadi perintis pemulihan hak-hak sipil komunitas kepercayaan Marapu dengan cara dialog dan damai | Nusa Tenggara Timur |
38 | Komunitas Gamelan Kyai Kanjeng Yogyakarta | Komunitas | Komunitas Kyai Kanjeng adalah forum kajian budaya dan agama yang bersifat terbuka, inkusif, kritis dan populer; yang berlangsung secara berkelanjutan selama dua puluh lima tahun terakhir. Dirintis oleh budayawan Emha Ainun Najib, Komunitas Kyai Kanjeng kini berkembang menjadi lembaga antara yang memediasi berbagai kalangan, isu, dan kerja bersama. Pendekatannya yang dialogis, reflektif dan komunikatif membuat komunitas ini berkembang luas di berbagai kota. Antara lain Kenduri Cinta di Jakarta, Padhangmbulan Jombang, Bambang Wetan Surabaya, Mocopat Syafaat Yogyakarta, Paparandang Atemandar serta berbagai kota lainnya di Indonesia | D. I. Yogyakarta |
39 | Komunitas Ulu Ambek Nagari Lubuk Pandan | Komunitas | Ulu Ambek adalah permainan rakyat Minang yang biasanya diselenggarakan pada alek nagari festival rakyat di tanah Minang. Sebagai sebuah pertunjukan budaya, Ulu Ambek memadukan seni bela diri (martial art), sastra lisan dan seni pertunjukan dengan melibatkan berbagai kalangan. Permainan rakyat ini, juga berfungsi sebagai sarana transmisi nilai: Sportivitas, keindahan, tanpa kekerasan (silat bayangan), kerjasama, penghormatan pada tradisi dan dialog antargenerasi. Komunitas Ulu Ambek Nagari Lubuk Pandan Pariaman, merupakan salah satu komunitas yang aktif, regenerasi sehat dan kepemimpinan yang terjaga | Sumatera Barat |
40 | Kota Banda Aceh | Pemerintah Daerah | 1. Tingkat korupsi rendah. | Kota Banda Aceh |
2. Tingkat kekerasan dalam masyarakat rendah. | ||||
3. Memiliki perpustakaan seperti Perpustakan Yayasan Cinta Baca dan Perpustakaan Ali Hasjmi. |
||||
4. Memiliki museum seperti Museum Banda Aceh dan Museum Ali Hasjmy. | ||||
5. Memiliki kegiatan budaya yang sangat kaya seperti Banda Aceh Coffee Festival, Wonderful Muharam, Kuah Belangong, Khanduri Maulid, Piasan Seni, Dakwah Umum, dan Geulayang Tunang. |
||||
6. Menguatkan sumberdaya kebudayaan melalui budaya baca tulis dan program minat baca. |
||||
41 | Kota Gorontalo | Pemerintah Daerah | 1. Tingkat korupsi rendah. | Kota Gorontalo |
2. Tingkat kekerasan dalam masyarakat rendah. | ||||
3. Memiliki perpustakaan seperti Perpustakaan Daerah dan Arsip Kota Gorontalo, Perpustakaan Anyelir, Perpustakaan ACT El-Gharantaly. |
||||
4. Memiliki museum seperti Museum Pendaratan Pesawat Amphibi Soekarno(di atas bangunan yang berdiri pada 1936, sebagai peringatan peristiwa pendaratan Pesawat Amphibi Soekarno pada 1950). |
||||
42 | Kota Sawahlunto | Pemerintah Daerah | 1. Tingkat kekerasan dalam masyarakat rendah. | Kota Sawahlunto |
2. Memiliki perpustakaan seperti Perpustakaan Daerah Adinegoro Sawahlunto. | ||||
3. Memiliki museum seperti Museum Gudang Ransoem, Museum Kereta Api, Museum Lubang Mbah Suro, dan Museum Tambang Batubara Ombilin dan Museum Galeri IB-LTMS, |
||||
4. Memiliki kegiatan budaya seperti Sawahlunto Multicultural Festival, Pembinaan Randai, Kesenian Wayang Kota Sawahlunto, Festival Muharam dan Atraksi Seni Budaya Lukah Gilo. |
||||
5. Merupakan Kawasan Cagar Budaya (KCB) Nasional yang sedang diusulkan menjadi warisan dunia. | ||||
43 | Kabupaten Kutai Timur | Pemerintah Daerah | 1. Tingkat korupsi rendah. | Kabupaten Kutai Timur |
2. Tingkat kekerasan dalam masyarakat rendah. | ||||
3. Memiliki Dinas Kebudayaan dan Dewan Kesenian Daerah. | ||||
4. Memiliki kawasan Cagar Budaya (KCB) Nasional yang masuk dalam Daftar Sementara Warisan Dunia UNESCO. | ||||
5. Memiliki perpustakaan seperti Perpustakaan Kabupaten Kutai Timur dan Kantor Arsip dan Perpustakaan Kutai Timur. |
||||
6. Memiliki museum seperti Museum Mencimai (Museum Pertanian Masyarakat Dayak), Museum Etnografi Kutai Timur. | ||||
7. Memiliki kegiatan budaya seperti Pesta Adat Dayak Wahae’ Lom Plai | ||||
44 | Kabupaten Wakatobi | Pemerintah Daerah | 1. Tingkat korupsi rendah. | Kabupaten Wakatobi |
2. Tingkat kekerasan dalam masyarakat rendah. | ||||
3. Memiliki perpustakaan seperti Perpustakaan Terapung di Pelabuhan Wanci, Perpustakaan Umum Wakatobi, Taman Bacaan Rakyat di Pelabuhan Wanci, Kantor Perpustakaan Daerah, PDE, dan Arsip. |
||||
4. Memiliki Museum Bajo. | ||||
5. Memiliki kegiatan budaya seperti Wakatobi Melalla Festival 2017. | ||||
45 | Richard Harry Chauvel | Perseorangan Asing | Sejak tahun 1971, ia sudah melakukan penelitian di bidang sejarah Indonesia dan politik, khususnya mengenai Maluku, Papua, dan Indonesia Timur lainnya. Di samping itu ia juga memberikan kontribusi dalam memperkuat hubungan Indonesia dan Australia. Ia banyak memberikan bimbingan mahasiswa Indonesia tingkat sarjana, master, dan doktoral baik di universitas di Indonesia dan Australia. Penelitiannya menekankan pada isu-isu persatuan nasional, hubungan pusat – daerah dan desentralisasi serta perubahan politik. Saat ini, ia berkarya di Asia Institute University of Melbourne. | Australia |
46 | Annabel Teh Gallop | Perseorangan Asing | Ia adalah peneliti dokumen-dokumen penting termasuk surat, segel, serta buku seni khususnya manuskrip Melayu mengenai Brunei, Malaysia, Singapura dan Indonesia. Ia juga co-director of the British Academy, dalam melakukan penelitian mengenai Islam, Perdagangan dan Politik di Samudera Hindia (2009 – 2012) dan hubungan Kesultanan Usmani dengan Asia Tenggara. Kontribusinya penting dalam mempelajari karya-karya langka yang merupakan sejarah dan identitas kita sebagai bangsa Indonesia. | Inggris |
47 | Mitsuo Nakamura | Perseorangan Asing | Professor Emeritus Universitas Chiba ini merupakan peneliti, pengajar kajian budaya dan sosial Asia Tenggara, setelah mengambil program PhD di Cornell University, Amerika Serikat. Selama dua tahun, 1976 – 1978, menjadi peneliti dan pengajar di Pusat Penelitian Ilmu Sosial dan Pelatihan Universitas Indonesia. Ia ahli dalam bidang permasalahan komunitas Islam di Indonesia. Ia mendedikasikan dirinya hampir separuh hidupnya untuk mengkaji Muhammadiyah. Sampai sekarang, beliau masih aktif untuk terlibat memberikan pemikiran dan aktif hadir dalam berbagai kegiatan yang berhubungan dengan dialog antarperadaban dan antarkeyakinan. | Jepang |