Apa itu Noken ? “Cermin Noken Papua”

Noken Papua bukanlah tas dan tas tidak bisa disamakan dengan Noken. Warga Papua telah mengenal tas buatan pabrik yang akhirnya dikatakan bukan noken. Walau secara harifiah, noken sama dengan tas karena para penggemar, pengguna dan pemakai mengukurnya semata dari fungsi dan bentuk noken, tetap semata dari fungsi dan bentuk noken, tetap saja berbeda dari apa yang dikenal oleh berbagai kalangan masyarakat adat di Tanah Papua.

Noken tetap unik, khas dan alami menurut keyakinan adatnya. Kita pasti keberatan dengan comentar tidak sepaham, namun kita pun peril lebih jauh mengenal dan memahami arti noken dalam masyarakat adat Papua. Kita akan sampai pada jawaban mengapa noken tetap bukan tas dan tas bukan noken.

Noken Papua adalah hasil daya cipta, rasa dan karma yang dimilili manusia berbudaya dan beradat. Noken Papua adalah bagian dari prestasi pencapaian masyarakat noken Papuani sendiri atas tumpuan harapan yang memoles bakat alami melalui kemahiran kerajinan tangan. Apabila menghayati secara lebih seksama menurut bahan, jenis, model dan bentuk alami certa ukuran noken, maka nolen berbeda dengan tas yang diprosesoleh pabrik dengan berbagai bahan yang dihasilkan melalui pabrik pula. Bah yang dimanfaatkan secara alami untuk membruta noken itulah yang diakui sebagai unsur budaya masyarakat Papua.

Noken sudah tersohor di tanah Papua dengan kearifan sosial budayanya. Noken dibuat dari berbagai bahan serat pohon, kulit kayu dan daun pandan seta rumput rawa. Noken adalah hasil kerajinan tangan masyarkat Papua. Noken Papua digunakan untuk mengisi, menyimpan, dan membawa berbagai barang.

Cermin noken Papua menjadi identitas jati diri masyarakat pemilik noken itu sendiri baik perorangan maupun komunitas noken menurut adat suku bangsanya masing-masing. Cermin noken pun sama seperti menggunakan kaca muka, bercermin untuk melihat wajah noken secara langsung dan utuh seperti melihat muka di cermin. Bercermin noken memang tanpa kaca, tetapi mereka memperkaya melalui alam pikir sesuai kemahiran tradisi budayanya.

Noken dirajut dan dianyam oleh pengrajim mama-mama lancet usia. Tanya di daerah Meeuwo, Epouto, Paniai ditemukan bapak-bapak perajin noken anggrek yang mahir dan terampil.

Titus Pekei. 2011. “Sermon Noken Papua: Perspektif Kearifan Mata Budaya Papuani”. Ecology Papua Institute (EPI).

Scroll to Top