INDONESIA FASHION WEEK 2019 ANGKAT TEMA “CULTURE VALUES”, KALIMANTAN JADI IKON PERHELATAN

0
1366

Sejak 2013 Kemendikbud tetapkan 37 Kain Tradisional dan 8 diantaranya dari Kalimantan; Songket Sambas, Sasirangan, Ulap Doyo, Pakaian Kulit Kayu, Tenun Ikat Dayak/Sintang, Sarung Tenun Samarinda, Tenun Corak Insang dan Tenun Pagatan.

Jakarta, 27 Maret 2019. Kegiatan Pendukungan Indonesia Fashion Week merupakan rangkaian pengelolaan Warisan Budaya Takbenda yang dilaksanakan oleh Direktorat Jenderal Kebudayaan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Warisan Budaya Takbenda merupakan “living culture” yang selalu kita gunakan sejak dalam kandungan sampai kembali ke Sang Khalik, seperti hal nya kain yang memiliki nilai, makna, dan penggunaan yang berbeda untuk setiap jenjang kehidupan sesuai dengan adat istiadat masyarakat setempat.

Kain bukanlah semata-mata benda yang memiliki fungsi dan estetika, lebih dari itu kain tradisional adalah jati diri kita. Mulai dari pemilihan bahan, pewarna, cara pembuatan, motif dan cara penggunaan memiliki makna tersendiri. Kain tradisional merupakan salah satu warisan budaya Indonesia yang telah diwariskan turun-temurun, menjadi media penyalur pengetahuan, budaya, dan seni lintas generasi. Oleh karena itu kain dan produk kebudayaan lain membutuhkan pelindungan dan juga inovasi untuk membuatnya dapat
bersaing tanpa menghilangkan nilai budayanya.

Dunia fashion tidak terlepas dengan gaya berbusana atau berpakaian yang erat kaitannya dengan kain yang dikenakan. Sebagai negara yang kaya di bidang budaya, kita memiliki beragam jenis kain tradisional atau yang dikenal dengan Wastra Nusantara. Tahun ini, Indonesia Fashion Week. mengangkat tema “culture values” dengan menjadikan Borneo/Kalimantan menjadi ikonnya. Asosiasi Perancang dan Pengusaha Mode Indonesia (APPMI) menjadi salah satu asosiasi mode yang memiliki komitmen untuk terus mengembangkan dan mempromosikan kekayaan khasanah budaya Indonesia sebagai salah satu kekuatan ekonomi nasional.

“Melalui Direktorat Jenderal Kebudayaan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan mendukung kegiatan Indonesia Fashion Week sebagai tindak lanjut Penetapan Warisan Budaya Takbenda Indonesia yang merupakan salah satu program unggulan Direktorat Jenderal Kebudayaan sejak tahun 2013,” jelas Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Muhadjir Effendy.

Hingga saat ini sudah ditetapkan 37 Kain Tradisional dan 8 diantaranya berasal dari Pulau Kalimantan yaitu Songket Sambas, Sasirangan, Ulap Doyo, Pakaian Kulit Kayu, Tenun Ikat Dayak/Sintang, Sarung Tenun Samarinda, Tenun Corak Insang dan Tenun Pagatan.

“Koleksi kain tradisional Kalimantan yang telah ditetapkan menjadi Warisan Budaya Takbenda Indonesia dapat dilihat pada booth Kemdikbud yang ada di ajang IFW kali ini,” ujar Menteri.

Lebih jauh Menteri Muhadjir menjelaskan bahwa Kemdikbud bersama Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat, Kalimantan Timur, Kalimantan Selatan dan Kalimantan Utara berkomitmen untuk mengembangkan wastra nusantara terutama yang ada di Kalimantan sebagai upaya mendukung pemajuan kebudayaan. Indonesia Fashion Week menjadi salah satu ajang dalam upaya pemanfaatan objek pemajuan kebudayaan melalui inovasi dan peningkatan adaptasi menuju perubahan. Melalui kegiatan ini diharapkan desainer muda dapat melihat budaya sebagai sumber inspirasi, menjadikan keragaman budaya menjadi identitas mode sekaligus media diplomasi budaya Indonesia.

Kemdikbud juga berpartisipasi dalam pembukaan dengan menggelar tari Papatai yaitu tarian perang yang bercerita tentang seorang pahlawan yang sedang berperang melawan musuh, tarian tersebut menggambarkan keberanian para pria dalam berperang, mulai dari upacara pemberian gelar hingga berhasil mengenyahkan musuhnya.

Selain itu pada tanggal 31 Maret 2019 pukul 13.30–14.30 WIB akan digelar open talkshow di mini stage main lobby JCC yang mengangkat bahasan “Wastra Borneo, Nilai dan Makna Dibalik Selembar Kain” bersama Ibu Sjamsidar Isa dan Ibu Myra Widiono dipandu oleh Pincky Sudarman.

 

Penulis : HM