Toponimi Daerah di Indonesia: Asal Mula Nama Klewer, Solo

0
1936

Bagi mereka yang pergi ke Solo, kurang lengkap kiranya jika belum mengunjungi Pasar Klewer untuk berbelanja. Pasar Klewer adalah pusat sandang, baik berupa bahan tekstil maupun produk tekstil berupa kain batik. Pasar Klewer tidak hanya menjadi pusat aktivitas usaha masyarakat Solo, tapi juga sudah menjadi pusat kegiatan usaha berskala nasional. Eksistensi pasar ini bahkan telah dikenal hingga mancanegara. Tak ayal, pasar ini sempat mendapat julukan Pasar Proyek Tekstil Nasional.

Kata Klewer, sebenarnya berasal dari Bahasa Jawa yang berarti kleweran atau tergantung menjuntai. Para pedagang sandang ini menggantungkan dagangan di bahunya pada saat menjajakan dagangannya. Gantungan ini dibuat menjuntai ke depan dengan tujuan pada saat menawarkan barang, ujung juntain (kleweran) tersebut dapat dikibaskan kepada pembeli yang lewat sehingga mengetahui barang yang ditawarkan oleh mereka.

Sejarah Pasar Klewer dimulai pada masa pendudukan Jepang di Indonesia. Kondisi perekonomian penduduk pribumi yang terpuruk pada masa itu membuat masyarakat bekerja serabutan menjual bahan kain maupun kain jadi. Lokasi berjualan pedagang tersebut berada di Stabelan, persisnya di sebelah timur Pasar Legi Kecamatan Banjarsari. Namun pada waktu itu muncul isu adanya wabah pes di lokasi tersebut sehingga membuat pemerintah memindahkan pasar ke sebelah Masjid Agung atau sekitar alun-alun utara Keraton Kasunanan. Lokasi pasar yang baru ini berdekatan dengan pasar yang sudah ada sebelumnya yakni Pasar Slompretan yang banyak berjualan burung. Dengan kepindahan aktivitas perdagangan sandang tersebut, Pasar Slompretan terhenti dan menjadi Pasar Klewer.

 

Sumber:

Sudharmono, dkk. 2010. Toponim Surakarta. Jakarta: Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata