SOSIALISASI LAYANAN KEUANGAN DIGITAL “QRIS” BAGI SENIMAN JALANAN DILAKSANAKAN DI YOGYAKARTA

0
711

Masa pandemi telah merubah pola kehidupan berkesenian melalui penerapan keadaan normal baru, banyak pelaku seni budaya kehilangan ruang untuk berekspresi dan diapresiasi karyanya. Kebijakan PSBB dan PPKM mendorong pelaku seni budaya untuk menggelar pertunjukan online atau daring untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari atau sekedar berekspresi. Namun ekspresi seni yang lahir dimasa pandemi belum di dukung dengan platform keuangan yang membantu seniman dalam mendapatkan apresiasi atas karya yang dibuat.

Logo QRIS

Bank Indonesia melalui QRIS (Quick Response Code Indonesia Standard) atau standar QR Code pembayaran untuk sistem pembayaran Indonesia dapat mendukung keterbatasan seniman dalam penggunaan platform keuangan digital.

Quick Response Code Indonesian Standard atau biasa disingkat QRIS (dibaca KRIS) adalah penyatuan berbagai macam QR dari berbagai Penyelenggara Jasa Sistem Pembayaran (PJSP) menggunakan QR Code. QRIS dikembangkan oleh industri sistem pembayaran bersama dengan Bank Indonesia agar proses transaksi dengan QR Code dapat lebih mudah, cepat, dan terjag​a keamanannya.

Beranjak dari hal tersebut, Direktorat Jenderal Kebudayaan melalui Direktorat Pembinaan Tenaga dan Lembaga Kebudayaan bersama Institut Musisi Jalanan, Bank Indonesia, Serta Pemkot Yogyakarta menggelar Sosialisasi dan Uji Pentas QRIS bagi seniman jalanan sebagai upaya yang dapat dilakukan untuk memfasilitasi para seniman jalan untuk mendapatkan platform keuangan digital yang sudah ada.

QRIS sebagai layanan keuangan digital akan menjadi sarana transaksi keuangan yang akan mudah diaplikasikan oleh para pelaku budaya dalam menggelar konser ataupun pertunjukan online melalui platform digital seperti Instagram, Youtube, Facebook, Twitter maupun TikTok. Melalui sosialisasi yang baik terkait layanan tersebut, diharapkan pelaku budaya bisa mendapatkan apresiasi dari penonton yang tidak bisa datang langsung ke tempat pertunjukan dan hanya bisa menyaksikan melalui media daring serta dapat mengurangi potensi penyebaran virus Covid-19 yang terjadi melalui uang fisik yang diterima dan diberikan dari penonton ke pelaku budaya.

Peserta Uji Pentas QRIS Bagi Seniman Jalanan

Kegiatan sosialisasi dan layanan Uji Pentas QRIS dilakukan pada hari Selasa, 30 Maret 2021 di Museum Benteng Vredeburg Yogyakarta. Kegiatan dibuka oleh Direktur Pembinaan Tenaga dan Lembaga Kebudayaan, Judi Wahjudin yang dalam kesempatan tersebut menyampaikan apresiasi kepada para seniman yang hadir dan harapan agar layanan QRIS dapat dijadikan stimulan bagi seniman untuk terus berkarya baik secara langsung atupun melalui daring.

Tidak kurang dari 100 seniman yang berdomisili Yogyakarta, Klaten, Purworejo hingga Semarang mengikuti kegiatan ini, termasuk beberapa nama besar seniman jalanan Yogyakarta seperti Terang Bulan, Starlight Rock, Sarcastic, hingga youtuber seperti Felix . Berbagai genre seni musik ikut dalam uji pentas pada kegiatan ini seperti tradisi, pop, jazz, solo vocal, orkes hingga trash metal.

Setelah melakukan uji pentas, seniman jalanan ini diwawancarai oleh tim kurator dari Institut Musisi Jalanan yang digawangi oleh Andi Malewa untuk kemudian dinilai apakah yang bersangkutan layak atau tidak untuk diberikan layanan QRIS ini. Tercatat kesemua pesertanya dinyatakan lolos dan berhasil untuk mendapatkan layanan QRIS.

Diharapkan kegiatan ini nantinya akan berlanjut ke kota-kota berikutnya untuk menjaring dan mensosialisasikan layanan QRIS ini bagi pelaku budaya pada umumnya, sehingga kegiatan kebudayaan akan kembali bergairah di tengah rencana dan target pemerintah dalam program vaksinasi bagi masyarakat Indonesia.

Teks : Drputra |Editor: Imam Agung Firdaus