Pramuka, Pandu Masa Depan Bangsa yang Lebih Baik

0
698
Dirjen KebudayaanKak Hilmar Farid, Waka Kwarnas Kak Budi dan DIrektur Sejarah, Kak Triana Wulandari disambut dengan upacara adat Kaili

Senin, 17 September 2018 menjadi hari membahagiakan bagi kurang lebih 2500 orang Pramuka Penggalang se-Indonesia yang hadir di Bumi Perkemahan Kayu Bura, Kabupaten Parigi Moutong, Provinsi Sulawesi Selatan. Pada hari itu kegiatan Kemah Budaya Nasional (KBN) IX secara resmi dibuka oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan yang dalam hal ini diwakili oleh Dirjen Kebudayaan, Kak Hilmar Farid.

Dalam sambutannya beliau mengingatkan bahwa dari lagu kebangsaan Indonesia Raya 3 stanza kata “pandu” disebut tiga kali di tiap stanzanya. Hal ini membuktikan betapa besar harapan akan peran penting generasi muda untuk membawa bangsa ini melangkah ke depan. Dan Pramuka menjadi wahana yang penting untuk mencetak generasi muda berkualitas tersebut melalui berbagai bentuk kegiatannya.

KBN IX di Parigi Moutong kali ini diikuti oleh Pramuka Penggalang dari 34 provinsi se Indonesia, 3 Kwartir Cabang (Kwarcab) Parigi Moutong dan kurang lebih 2300 pramuka peninjau dari Parigi Moutong. Hadir dalam upacara pembukaan Wakil Ketua Kwartir Nasional Gerakan Pramuka Kak Longki Djanggola, Gubernur Provinsi Sulawesi Selatan yang diwakili oleh Asisten Daerah, Bupati dan Wakil Bupati Parigi Moutong Kak Syamsurizal Tombolotutu dan Kak Badrun Nggai, Direktur Sejarah beserta Direktur Warisan dan Diplomasi Budaya Kak Triana Wulandari dan Kak Nadjamuddin Ramly. Kegiatan ini akan berlangsung hingga tanggal 22 September 2018 mendatang.

Maskot KBN IX 2018 kali ini menampilkan “I Boga” kera hitam khas Parigi

Upacara pembukaan diawali dengan defile seluruh peserta kegiatan yang diiringi oleh I Boga (kera hitam khas Parigi Moutong) yang menjadi maskot kegiatan serta dimeriahkan oleh drumband dan barisan peraga kostum kontemporer. Di akhir acara ditampilkan tarian Nusantara oleh para siswa-siswi SMP dan SMA se Parigi Moutong. Tari kolosal yang menggambarkan keindahan seni budaya seluruh Indonesia ini ditampilkan secara rampak, semarak dan mempesona. Dibawah sinar matahari khatulistiwa yang bersinar terik di tepian Teluk Tomini itu, optimisme masa depan bangsa yang lebih baik terefleksikan melalui kegiatan Kemah Budaya Nasional.

(PA)