Pelajar dan Guru Bertemu Pendekar Inspiratif di Malang

0
813

MALANG – Kabupaten Malang pada tahun 2018 ini mendapat kesempatan sebagai salah satu daerah yang menjadi tempat pelaksanaan kegiatan Penguatan Pendidikan Karakter Melalui Media Inspiratif (PENDEKAR INSPIRATIF). Kegiatan ini dilaksanakan pada 18 Oktober 2018 bertepat di Aula SMP 1 Wagir, Sitirejo, Wagir, Kabupaten Malang. Kegiatan ini menyasar peserta guru, tenaga kependidikan, dan siswa di Kabupaten Malang. Pada pelaksanaan di Kabupaten Malang terdapat 350 orang peserta guru dan tenaga pendidikan, 400 siswa SD dan SMP yang didampingi oleh 20 orang guru pendamping.

Tari Surengkarti mengiringi acara pembukaan Pendekar Inspiratif di Malang

Acara dibuka dengan penyambutan Direktur Sejarah dan Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Malang beserta jajarannya, didiringi dengan dua orang penari dan Gending Kebogiro. Acara dimulai dengan persembahan Tari Bapang yang dibawakan seorang penari dan Tari Surengkarti dibawakan 3 orang.  Persembahan tarian ini bertujuan untuk semakin melekatan salah satu kebudayaan Malang kepada peserta dan memperkenalkan budaya Malang masyarakat.

Kepala Dinas Kabupaten Malang, Dr. M. Hidayat, MM. M.Pd dalam sambutannya menyampaikan mengenai mengenai peran guru dan terkaitan dengan NAWACITA. Para guru dituntut untuk memberikan pendidikan karakter yang bermuatan utama nasionalisme, relijius, gotong royong, dan integritas. Bahwa guru adalah motor utama dari pendidikan karakter. Sedangkan Direktur Sejarah, Dra. Triana Wulandari, M.Si. menyampaikan peran guru yang begitu mulia dan strategis. Sekolah adalah kehidupan sosial dimana anak-anak belajar dan mengasah diri menjadi pribadi yang baik dan berkarakter. Oleh karena itu Direktorat Sejarah hadir dengan berbagai program kerja termasuk PENDEKAR INSPIRATIF bertujuan untuk memberikan dorongan bagi alternatif pendidikan karakter kepada para guru dan siswa. Setelah itu, Direktur Sejarah membuka secara resmi kegiatan PENDEKAR INSPIRATIF di Kabupaten Malang.

Direktur Sejarah dan Sekretaris Dinas Pendidikan Kab. Malang berfoto bersama para peserta guru

Acara selanjutnya adalah pemutaran film sesi guru yang berjudul “Sebelum Pagi Terulang Kembali” yang menceritakan tentang satu keluarga dengan ayah seorang birokrat yang jujur dan ibu seorang dosen Filsafat. Namun sayangnya anak-nakanya terlibat masalah mulai dari perceraian hingga kasus rasuah.  Nilai yang dapat dipetik dari film ini adalah kewaspadaan terhadap potensi dan celah korupsi bahwa siapa saja rentan terhadap hal tersebut. Setelah pemutaran film dilanjutkan dengan dialog yang menghadirkan narasumber Asisten Sutradara dan pemain Film Icang Sutisna (Encang Suryatna), Pakar Pendidikan Puji Hariwati, Guru inspiratif Arifin, dan Edy Suwardi perwakilan Direktorat Sejarah dengan moderator Ana Purwati. Icang Sutisna menyampaikan mengenai bagaimana proses film ini dibuat dan tujuannya sebagai kampanya gerakan anti korupsi. Puji Hariwati mendorong guru untuk menjadi teladan bagi siswa dan besabar dalam proses pembelajaran karena tidak ada sesuatu yang instan. Arifin menyampaikan bahwa guru harus selalu meningkatkan kompetensinya seperti mempelajari Bahasa Inggris. Sedangkan Edy Suwardi menyampaikan tetang pendidikan karakter dan peran Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan khusunya Direktorat Sejarah. Di akhir sesi dibuka sesi tanya jawab, tiga orang penanya yang mendapat hadiah buku atas pertanyaannya adalah Nurul Huda, Kurniatun Zahro, dan Abdul Gofur.  Sesi guru berakhir pada pukul 12.00 WIB.

Suasana Dialog sesi Siswa, nampak Sekdis Pendidikan Kab. Malang, Artis film Aji Santoso, Siswi inspiratif, dan Kasubdit Internalisasi Nilai Sejarah saling berdialog dengan para peserta siswa

Pada pukul 13.30 sesi kedua atau sesi siswa dimulai, para peserta memasuki ruangan acara dimulai dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya. Kemudian dilanjutkan dengan sambutan oleh Sekretaris Dinas Pendidikan Kabupaten Malang, Pudianto yang mengajak siswa bertepuk Karakter. Pudianto memotivasi siswa untuk terus belajar dan menyerap hal-hal baik. Sambutan selanjutnya disampaikan oleh Edy Suwardi yang mengajak siswa untuk bersungguh-sungguh mengikuti kegiatan ini dan memetik hal-hal positif yang bisa diambil. Film yang diputar pada sesi ini adalah “Sepatu Dahlan” menceritakan tentang kesederhanaan, perjuangan, dan kehangatan Dahlan beserta keluarga dan teman-temannya. Bagaimana keinginan Dahlan untuk meraih mimpi sederhana memiliki sepatu dan bangaimana kasih sayang teman-teman dan keluarganya dalam mewujudkan impiannya. Nilai-nilai positif dalam film ini adalah mengenai perjuangan, kejujuran, keteladanan, kasih sayang, ketabahan, dan kesetiakawanan. Acara dilanjutkan dengan dialog yang menghadirkan Aji Santosa sebagai pemeran utama Dahlan, Slamet Suryono-Pakar Pendidikan, Budi Utomo- Kepala SMP 1 Wagir, Edy Suwardi, dan Kevinda-siswa inspiratif, dengan moderator Ana Purwati. Dalam dialog narasumber memotivasi siswa untuk belajar dengan sungguh-sungguh dan mengembangkan sikap-sikap yang baik. Moderator membuka sesi tanya jawab yang disambut antusias oleh para siswa. Ada 4 orang siswa yang beruntung mendapatkan hadiah buku dan souvenir dari Direktorat Sejarah dan 2 orang siswa yang mendapatkan hadiah dari Kepala Sekolah SMP 1 Wagir. Sesi siswa berakhir pada pukul 16. 30 WIB. Tetapi ternyata keceriaan belum selesai, para siswa bersuka ria berfoto dengan Aji Santoso. (DAW)