Pameran Kesejarahan “Jagung Berbunga Di Antara Bedil Dan Sakura” Kembali Digelar

0
597
Dirjen Kebudayaan membuka secara resmi Pameran Kesejarahan di Galeri Foto Jurnalistik Antara

Direktorat Sejarah, Direktorat Jenderal Kebudayaan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, bekerjasama dengan Lembaga Kantor Berita Nasional Antara, Perpustakaan Nasional RI, Arsip Nasional RI, dan Kantor Cabang Perusahaan Umum Percetakan Negara Republik Indonesia (PNRI) Cabang Surakarta/Lokananta kembali menyelenggarakan kegiatan Pameran Kesejarahan berjudul “Jagung Berbunga di Antara Bedil dan Sakura”. Pameran ini diselenggarakan dalam rangka Peringatan 110 Tahun Kebangkitan Nasional bersamaan dengan Peringatan 60 Tahun Hubungan Diplomatik Indonesia-Jepang.

Pameran dilaksanakan mulai tanggal 14 Agustus-14 September 2018 di Galeri Foto Jurnalistik Antara, jalan Antara No. 59, Pasar Baru, Jakarta. Pameran ini adalah pameran lanjutan yang sebelumnya dilaksanakan di Perpustakaan Nasional RI pada tanggal 2-10 Agustus 2018. Dengan pelaksanaan pameran lanjutan ini diharapkan akan lebih banyak masyarakat yang mengunjungi dan memahami kesejarahan bangsa terutama periode 1942-1945.

Pameran secara resmi dibuka oleh Direktur Jenderal Kebudayaan, Hilmar Farid. Dalam sambutannya, Hilmar Farid menyampaikan bahwa “bahan-bahan yang ditampilkan dalam pameran ini belum pernah dilihat oleh publik, dan masa pendudukan Jepang adalah suatu periode yang sangat singkat tetapi meninggalkan jejak yang sangat banyak”. Hilmar Farid juga menyampaikan “kemenangan Jepang atas Rusia tahun 1905 memberikan dampak yang besar bagi Bangsa Indonesia yang tiba-tiba percaya diri, mendorong imajinasi bangsa bergerak lebih jauh melampaui kolonialisme”.

Dirjen Kebudayaan saat mendengarkan penjelasan kurator pameran, Oscar Motuloh tentang materi pameran

Kurator pameran, Oscar Motuloh, dalam kesempatan yang sama menyampaikan “pameran ini bertujuan untuk melengkapi pengetahuan kita tentang bagaimana sepak terjang tentara Jepang selama masa pendudukan dan bagaimana kaum pergerakan memanfaatkan momen ini”. Dalam pameran ditampilkan materi-materi propaganda sebagai konten dan broadcast media massa ketika itu yang dipamerkan dalam bentuk foto, poster, manuskrip, dan komik aplikasi. Pembukaan pameran juga dihadiri oleh Duta Besar Jepang untuk Indonesia, Masafumi Ashii.

Dalam pameran ini, diperkenalkan pula sebuah activity games kesejarahan berbentuk augmented reality application, yang bertujuan menarik generasi milenial untuk mengunjungi pameran. Dalam activity games tersebut, generasi muda diajak untuk berpetualang menelusuri jejak kesejarahan bangsa dengan menggunakan gawai.

Penyelenggaraan pameran ini adalah suatu upaya menguatkan hubungan persahabatan Indonesia dan Jepang yang telah terjalin sejak lama, bahkan sebelum 1942. Dengan diselenggarakannya pameran ini diharapkan dapat membuka peluang kerjasama dalam bidang budaya antara kedua negara yang lebih kuat, luas, dan dinamis di masa yang akan datang. (BHS)