Kasunanan Surakarta Hadiningrat merupakan istana tempat tinggal Raja Surakarta yang berdiri pada masa pemerintahan Pakoe Boewono II tahun 1745. Keraton ini dibangun sebagai dampak konflik di Kesultanan Mataram Islam sejak tahun 1647. Di dalam kompleks Kasunanan Surakarta, terdapat beberapa bagian, seperti Alun-alun Utara dan Selatan (Lor dan Kidul), Art Gallery, dan tempat tinggal raja. Salah satu bagian yang dapat ditemui pertama kali ketika menginjakkan kaki di kompleks Kasunanan ini adalah Korikamandoengan.
Korikamandoengan merupakan gerbang utama yang digunakan oleh Abdi Dalem. Gerbang ini tidak terbuka oleh umum, hanya orang tertentu saja yang dapat masuk ke dalam Kasunanan melalui pintu ini. Ada 3 buah pintu utama yang berukuran sangat besar, pintu bagian tengah serta pintu bagian kanan dan kiri. Ketiga pintu ini memiliki fungsi yang berbeda-beda. Pintu sebelah kanan dan kiri terbuka setiap hari dan dapat digunakan oleh para Abdi Dalem untuk keluar-masuk. Sedangkan pintu bagian tengah, yang berukuran lebih besar dibandingkna pintu kanan dan kiri, hanya dipergunakan pada saat acara-acara tertentu dan tidak dapat dipergunakan oleh sembarangan orang.
Di sisi kanan dan kiri Korikamandoengan terdapat dua buah cermin tua yang berukuran besar. Kedua cermin ini, menurut Abdi Dalem Kasunanan, memiliki fungsi tersendiri. Kedua cermin ini sengaja dipasang di sebelah kanan dan kiri sebagai media untuk menginsgropkesi diri dan memperbaiki penampilan dan pakaiannya sebelum bertemu dengan raja.