Pembentukan karakter bangsa tidak bisa dilepaskan dari pemahaman sejarah. Sejarah memantik kesadaran akan pentingnya sebuah proses dari masa lampau ke masa kini dan bagaimana keseluruhan peroses tersebut akan mempengaruhi alur masa depan. Selain itu, pemahaman sejarah dapat memantik sikap apresiatif dan inspiratif serta dapat menumbuhkan sikap kritis di tengah derasnya arus informasi saat ini.
Melihat begitu strategis peranan sejarah dalam pembangunan bangsa, pemahaman sejarah perlu dikuatkan agar memori kolektif menyatukan bangsa tetap terjaga. Manguatkan kesadaran sejarah harus berbanding lurus dengan penguatan budaya literasi kesejarahan, baik cetak maupun digital.
Berangkat dari permasalahan di atas, pada tahun 2019 Direktorat Sejarah, Direktorat Jenderal Kebudayaan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan mengagas kegiatan Gerakan Melek Sejarah Gemes. Gerakan Melek Sejarah adalah sebuah program terencana yang bertujuan untuk mewujudkan masyarakat Indonesia yang terjaga dan sadar akan pentingnya nilai-nilai sejarah Indonesia.
Dengan melek sejarah, diharapkan di kemudian hari generasi muda bangsa tidak hanya tumbuh menjadi generasi hanya cerdas, namun berkarakter luhur yang berakar pada nilai-nilai keIndonesiaan. Gerakan Melek Sejarah bertujuan untuk menguatkan dan menjaga keberlanjutan budaya literasi di tengah masyarakat, meningkatkan kesadaran sejarah, menumbuhkan sikap arif dan peduli terhadap khazanah budaya bangsa serta menumbuhkan sikap kritis di tengah derasnya arus informasi.
Gerakan Melek Sejarah diimplementasikan dalam berbagai penyelenggaran event-event kesejarahan yang dapat memantik daya apresiatif serta menumbuhkan kesadaran dan kepedulian terahdap khazanah sejarah bangsa. yang melibatkan masyarakat luas. Pada bulan Maret 2019 rangkaian kegiatan Gemes akan dilaksanakan di Kota Magelang dengan penyelenggaraan teater tari “Aku Diponegoro”, bedah buku dan pameran literasi kesejarahan.
Rangkaian kegiatan Gemes di Kota Magelang diawali dengan penyelenggraan teater tari “Aku Diponegoro” yang dilaksanakan pada tanggal 28 Maret 2019 di Museum Pangabdian Pangeran Diponegoro, Magelang. Penyelenggaraan teater ini bertujuan untuk merefleksikan semangat juang Pangeran Diponegoro dalam Perang Jawa yang berlangsung pada 1825-1830.
Teater tari ini berupaya pemaparan kisah perjalanan Pangeran Diponegoro dan perjuangannya yang ditafsirkan kembali secara koreografis. Pertunjukan teater tari yang disutradarai oleh Djarot Budi Darsono ini didukung oleh sekitar 70 seniman tari, teater, musik dari Yogyakarta dan Surakarta dengan sumber utama cerita merujuk pada naskah Babad Diponegoro versi Ngayogyakarta.
Pada tanggal 29 Maret 2019 bertempat di Museum Badan Pemeriksa Keuangan akan dibuka secara resmi pameran literasi kesejarahan. Pameran ini menampilkan berbagai karya Direktorat Sejarah, yakni buku cetak, buku audio, buku elektronik, aplikasi atlas, dan lukisan pangeran Diponegoro.
Secara umum pameran ini terbagi menjadi 3 bagian, bagian pertama manampilkan berbagai karya terbitan Direktorat Sejarah yang terbit sejak tahun 2015 hingga tahun 2018, bagian kedua menampilkan zona aktfifitas di mana para pengunjung dapat melakukan berbagai aktifitas seperti menonton film pendek inspiratif, menjalankan aplikasi atlas, berbagai pesan dan kesan dan lain sebagainya.
Dan bagian ketiga zona Pangeran Diponegoro. Dalam zona ini ditampilkan video pendek karikatur Perang Jawa (1825-1830), atlas interakif Perang Jawa, dan kumpulan lukisan Pangeran Diponegoro yang berkerjasama dengan Jogja Gallery. Pameran ini akan berlangsung mulai tanggal 28 hingga 31 Maret 2019 di selasar Museum Badan Pemeriksa Keuangan RI Jalan Diponegoro, no. 1, Magelang, Jawa Tengah.
Masih di tanggal yang sama, akan dilangsungkan pula kegiatan bedah buku. Buku Sisi Lain Diponegoro karya Professor Peter Carey menjadi buku yang akan dibahas secara mendalam dalam kegiatan ini. Kegiatan ini menghadirkan Professor Peter Carey sebagai pembicara utama. Sebagai pembahas hadir Mikke Susanto (ISI Yogyakarta) dan Ki Roni Sodewo (Patra Padi). Bedah buku ini akan dimoderatori oleh Dr. Agus Suwignyo (Departeman Sejarah, FIB, UGM)
Kegiatan ini akan diselenggarakan di Lapangan Teater Museum Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) RI pukul 13.30 WIB hingga selesai dengan melibatkan berbagai unsur peserta seperti dosen, mahasiswa, guru, siswa-siswi SMA/SMK/MA/sederajat dan komunitas.
Bagi saudara-saudara yang berada di Kota Magelang dapat memaksimalkan event ini sebagai ajang rekreasi yang dapat menambah wawasan kita dan sebagai refleksi untuk menguatkan kesadaran sejarah kita. Ayo datang, ajak saudara, tetangga, dan teman-teman. Kita manfaatkan dan meriahkan. Salam literasi sejarah untuk Indonesia berkarakter. (DF)