DIREKTORAT SEJARAH BEKALI PENGAYAAN KEPADA 100 PEMANDU WISATA DI BALI

0
860

Bali – Sebanyak 100 pemandu wisata di Bali akan diberikan pengayaan selama 5 hari, yang dimulai pada tanggal 23 – 27 Juli 2018 di B-Hotel Bali. Dalam penyelenggaraannya,untuk menjaring para peserta, Direktorat Sejarah, Direktorat Jenderal Kebudayaan, Kemdikbud bekerja sama dengan Himpunan Pramuwisata Indonesia (HPI), Yayasan Pendidikan Widya Kerthi, Universitas Hindu Indonesia (UNHI), STP Nusadua, dan Universitas Dyana Pura.

Saptari Novia Stri selaku Ketua Panitia menyampaikan laporan kegiatan

Dalam acara pembukaan kegiatan, Saptari Novia Stri selaku ketua panitia menyampaikan bahwa yang melatarbelakangi diselenggarakannya kegiatan ini adalah semakin berkembangnya sektor pariwisata di Indonesia. “Berbicara tentang pariwisata khususnya wisata sejarah, tidak terlepas dari adanya peran seorang guide atau pemandu, sebagai bentuk dukungan, Direktorat Sejarah menyelenggarakan kegiatan Peningkatan Kompetensi untuk Pemandu Wisata Sejarah”. Kegiatan tersebut diselenggarakan dalam bentuk pembekalan kepada para peserta terkait dengan konten-konten sejarah. Selain dilakukan kegiatan belajar mengajar di dalam kelas, peserta juga akan melakukan kunjungan (ekskursi) ke objek wisata sejarah antara lain: Museum Bali, Monumen Perjuangan Rakyat Bali (Monumen Bajra Sandhi), dan Goa Gajah.

Menurut Saptari, peserta akan menerima materi-materi pengayaan sejarah diantaranya: Pengetahuan Sejarah untuk Pariwisata, Sejarah Publik untuk Pariwisata, Sejarah Lokal untuk Pariwisata, Toponimi dan Teknik Kepemanduan dengan Konten Sejarah. Saptari menambahkan, “di tahun 2018 ini Bali menjadi tempat pertama kegiatan ini dilaksanakan, mudah-mudahan di tahun berikutnya dapat dilaksanakan di daerah/kota lain”.

Selanjutnya, Kepala Balai Pelestarian Nilai Budaya bapak I Made Dharma Suteja, dalam sambutannya menyampaikan bahwa kita patut berbangga karena sudah memiliki UU. No. 5 tahun 2017 tentang Pemajuan Kebudayaan. “Berbicara pariwisata sejarah khususnya di Pulau Bali ini tidak terlepas dari kaitan antara sejarah dan budaya, karena budaya merupakan kekuatan dari sejarah dan motor penggerak dari sejarah itu sendiri”, tambahnya.

Acara dibuka secara resmi pada pukul 14.00 oleh I Made Darma Suteja mewakili Direktur Sejarah, Triana Wulandari. Dalam acara pembukaan, hadir Prof. Dr. I Ketut Ardana (Ketua MSI Bali), Nyoman Nuarta, SH (Ketua HPI), Dr. I Made Nada Atmaja, M.Si (wk. ketua HPI), dan Prof. Dr. I Putu Gelgel (wk. Rektor UNHI). (AM)