Nama kawasan Dago di Bandung, Jawa Barat, mungkin tak asing bagi sebagian besar masyarakat. Dago terkenal sebagai salah satu destinasi wisata bagi para wisatawan baik lokal maupun asing yang berkunjung ke Bandung. Semua ada di disini, mungkin itu ungkapan yang tepat untuk mendeskripsikan kawasan Dago. Dari mulai hotel, kampus terkenal, rumah sakit, tempat makanan, Kebun Binatang, sampai tempat belanja ada di di sepanjang jalan Dago, tak heran kawasan ini mendapat julukan One Stop Holiday dari masyarakat.
Namun darimana asal nama Dago sebenarnya berasal? berikut penjelasannya. Sebutan Dago sebagai nama daerah berasal dari aktivitas penduduk di sana berdasarkan sejarahnya. Istilah Dago berasal dari bahasa Sunda yaitu dagoan yang berarti “menunggu”. Hal ini didasarkan pada cerita tentang jalan setapak di daerah tersebut yang digunakan petani sebagai jalan dari Lembang, Coblong ke pasar di kawasan pusat kota kala itu (sekitar abad 18). Para petani yang hendak menjual hasil pertanian dan perkebunan selalu pergi bersama-sama karena alasan keamanan. Konon ceritanya dahulu jalan menuju pasar di Kota Bandung masih dikuasai oleh para perampok serta rawan dari binatang buas, terutama di daerah hutan sekitar terminal Dago. Kondisi ini menyebabkan para petani tersebut sering “silih dagoan” (bahasa sunda: saling menunggu) di suatu tempat di kawasan Dago saat itu.
Di masa penjajahan Belanda, kawasan Dago dijadikan sebagai rumah peristirahatan dan kawasan elit dikarenakan kondisi alamnya yang sejuk. Perkembangan selanjutnya kawasan Dago berubah menjadi kawasan villa, yang penataan ruangnya nyaris sempurna. Tidak heran jika kini di kawasan tersebut terdapat bangunan-bangunan sejarah yang menjadi bukti bahwa kawasan tersebut pernah menjadi sebuah kawasan elite dahulunya.
Sumber:
Mulyana, Agus, dkk. 2012. Toponim Kota Bandung. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan