FESTIVAL SIPAMANDAR, UPAYA MELESTARIKAN BUDAYA MANDAR

0
1233

Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Majene bekerjasama dengan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi menggelar Festival Simapandar yang merupakan rangkaian dari kegiatan pengembangan atau workshop tata Kelola melalui Platform Indonesiana.

Seperti yang diketahui, Indonesiana merupakan Platform Gotong Royong Kebudayaan, mulai dari festival kesenian hingga simposium ilmiah, dan juga kegiatan lain yang mengkonsolidasi penggunaan sumber daya pembangunan kebudayaan secara strategis. Indonesiana tidak dimaksudkan untuk menyeragamkan festival atau kegiatan budaya di Indonesia, melainkan meningkatkan kualitas dan mengamplifikasi dampak dari tiap-tiap festival atau kegiatan yang terhimpun di dalamnya. Indonesiana juga bukan merupakan sebuah festival.

Selain unsur gotong royong dan keterhubungan yang harus ada dalam penyelenggaraan kegiatan-kegiatan di bawah platform Indonesiana, unsur yang juga harus dipenuhi adalah  eksosistem kebudayaan. Oleh karena itu, setiap kegiatan kebudayaan yang berpijak pada platform Indonesiana bukan sebatas keramaian atau pertunjukan kebudayaan, namun juga memiliki ‘tugas’ menciptakan dampak yang memperkuat ekosistem kebudayaan.

Peran Indonesiana dalam Festival Sipamandar (Mandar Fest) Pemkab Majene yaitu workshop seni tari, loka karya nilai cagar budaya, workshop Sandeq di Kecamatan Banggae, Workshop Massosor di Kecamatan Pamboang dan workshop sastra di Kecamatan Sendana kemudian workshop tata kelola manajemen produksi. Dimana selanjutnya hasil workshop ini ditampilkan dalam satu kesatuan festival pada acara puncak yang digelar pada hari selasa, tanggal 5 Oktober 2021. Pelaksanaan malam puncak sendiri mempertunjukkan seni tradisi Mandar yang beberapa diantaranya adalah hasil workshop Sipamandar. Diantaranya tari, keke, parrawana apiapi, maestro sayasayang Khadijah dan Grup, parade kalindaqdaq pakkacaping. Pertunjukan malam puncak ini juga sekaligus menutup seluruh rangkaian Festival Sipamandar.

“Festival Sipamandar ini sebagai upaya agar Majene sebagai Ibukota Mandar menjadi rujukan dan fokus untuk mengembalikan penyatuan semangat kemandaran yang terdiri dari tujuh kerajan pantai dan tujuh kerajaan hulu di pegunungan. Ada upaya untuk mengembalikan roh Assitalliang (perjanjian atau sumpah) 14 kerajaan dalam sebuah pertunjukan besar di Majene yang sekarang sudah menjadi enam kabupaten di Sulbar,” ujar Ahmad Akbar, Senin 4 Oktober.

Festival Sipamandar (Sipamandar Fest) 2021 Majene dalam segala keterbatasannya berupaya mencari dukungan kemitraan agar dapat berkembang dari sisi kualitas, jangkauan dan dampaknya bagi pertumbuhan festival seni budaya Majene di masa yang akan datang.

Melalui Festival Sipamandar (Mandar Fest) Pemkab Majene tidak hanya berupaya melindungi dan menjaga, tetapi juga mengembangkan dan memanfaatkannya bagi peningkatan kwalitas hidup masyarakatnya. Kekayaan ritus, tradisi lisan serta peninggalan tradisi masyarakat harus tetap bisa menjaga kolektifitas masyarakat  serta memberi kontribusi nyata bagi peningkatan ekonomi dan pergaulan lintasbudaya.