Musyawarah Nasional Assosiasi Angklung Ke-I, Dibuka Resmi Direktur Pembinaan Tenaga dan Lembaga Kebudayaan

0
787
Sambutan Direktur Pembinaan Tenaga dan Lembaga Kebudayaan pada Musyawarah Nasional Ke-1 Assosiasi Angklung Indonesia
Sambutan Direktur Pembinaan Tenaga dan Lembaga Kebudayaan pada Musyawarah Nasional Ke-1 Assosiasi Angklung Indonesia

Bandung, 20/03/2021. Assosiasi Angklung Indonesia (AAI) melaksanakan Musyarawah Nasional untuk pertama kalinya. Menjadi suatu pemikiran yang penting bagi Assosiasi Angklung untuk melembagakan komunitas angklung dalam suatu assosiasi yang berbadan hukum mengingat sejak 18 November 2010, angklung telah dikukuhkan UNESCO di Nairobi, Kenya sebagai warisan dunia budaya tak benda asli Indonesia.

Presidium Sidang Musyawah Nasional Angklung Ke -1

Pengusulan angklung sebagai warisan budaya tak benda kepada UNESCO dilakukan pemangku kepentingan melalui sinergitas baik komunitas angklung dan pemerintah baik pusat dan daerah, sehingga angklung dapat di tetapkan sebagai warisan dunia. Namun demikian harus menjadi perhatian adalah aturan penetapan oleh UNESCO bagi warisan budaya dunia yang sudah ditetapkan, warisan budaya tersebut akan di evaluasi penetapannya secara berkala.

Adanya sanksi oleh UNESCO bagi warisan budaya yang tidak dijaga setelah penetapannya sebagaimana  sanksi UNESCO terhadap dua bekas situs Lembah Dresden Elbe dan Cagar Alam Oryx Arabia tidak dijaga, dirawat, dan dilestarikan tidak terjadi kepada angklung Indonesia, hal ini perlu menjadi perhatian kita ditengah kebanggaan terhadap angklung.

Pengakuan UNESCO terhadap angklung tersebut tidak cukup hanya sebagai kebanggaan tetapi juga sebagai kewajiban untuk menjaga, melestarikan, dan mewariskan serta mengembangkannya secara estafet kepada generasi penerus agar tetap lestari  ditengah kemajuan zaman.

Sehingga upaya mempertahankan angklung sebagai warisan budaya perlu diperhatikan seluruh stakeholders, upaya perlindungan ini dapat dilakukan dengan meningkatkan peranan para pemangku kepentingan sesuai peranannya masing-masing.

Pada kesempatan ini, Direktur Pembinaan Tenaga dan Lembaga Kebudayaan (PTLK) Bapak Judi Wahjudin mewakili Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan menyampaikan apresiasi yang sangat tinggi terhadap pelaksanaan kegiatan ini.

Sebagaimana tugas fungsi pemerintah  sesuai dengan amanat UU No. 5/2017 tentang  Pemajuan Kebudayaan, maka  Aklung sebagai salah satu bagian dari objek pemajuan kebudayaan harus secara gotong royong dilestarikan dan dikelola agar memberikan nilai manfaat bagi masyarakat dan bangsa. Angklung dapat menjadi media pendidikan, media diplomasi budaya, produk industri kreatif, dan destinasi wisata budaya. Direktur PTLK juga menyampaikan harapan agar pertemuan ini dapat menghasilkan suatu kesepakatan bersama untuk memajukan kebudayaan angklung.

Pada kesempatan yang sama juga beliau menyampaikan agar jika nantinya hasil musyawarah ini berhasil membentuk suatu keputusan bersama dan membentuk kepengurusan yang terdiri dari semua generasi baik generasi sepuh juga melibatkan generasi muda dan tentunya keterlibatan komunitas bidang kebudayaan angklung yang ada dalam kepengurusn nanti. Hal ini sangat penting bagi kesinambungan dan keberlangsungan organisasi dan tentunya berdampak pada perkembangan angklung kedepannya.

Kegiatan Musyawarah Nasional Ke-1 diadakan dalam format Daring dan Luring dihadiri oleh 50 peserta luring dan 150 peserta daring dari seluruh Indonesia dan perwakilan komunitas angklung diluar negeri. Kegiatan ini dilaksanakan di gedung Teater Tertutup Taman Budaya Provinsi Jawa Barat. Kegiatan di Inisiasi oleh Asosiasi Angklung Indonesia (AAI) dan didukung penuh Pemerintah (Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan) dan  Pemerintah Provinsi Jawa Barat.

Musyarawah ini memutuskan terbentuknya Perhimpunan Penggiat Angklung Indonesia (PPAI) sebagai wadah para penggiat angklung untuk bersama membangun dan memajukan angklung Indonesia, penamaan ini merupakan suatu buah pemikiran agar semua elemen angklung dari hulu hingga hilir terangkum dalam perhimpunan ini, sehingga upaya pemajuan kebudayaan angklung dapat terwujud dalam satu kesatuan pemajuan kebudayaan angklung itu sendiri.

Teks/Foto: Imam Agung Firdaus