Persemaian Nilai Budaya Sebagai Penguat Karakter Bangsa

0
3535

MEMAKNAI SEJARAH DAN BUDAYA, MEMPERKUAT KARAKTER BANGSA

 logo persemaian

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI melalui Direktorat Sejarah pada tahun 2016 ini kembali menggelar sebuah kegiatan yang dinamakan kegiatan Persemaian Nilai Budaya Sebagai Penguat Karakter Bangsa. Dengan mengusung tema “Memaknai Sejarah dan Budaya, Memperkuat Karakter Bangsa”, kegiatan ini akan dilaksanakan di 25 Kabupaten/Kota di seluruh Indonesia. Kabupaten Serang, Provinsi Banten menjadi titik pertama penyelenggaraan kegiatan inspiratif ini. Beberapa pejabat Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, beserta beberapa tamu sineas dari industri perfilman Indonesia akan turut serta dalam kegiatan ini.

Berawal dari tujuan yang mulia, yaitu memberi kesempatan kepada para pelajar, tenaga pendidik dan masyarakat di daerah untuk menonton film yang berkualitas, program Persemaian Nilai Budaya sebagai Penguat Karakter Bangsa ini dilaksanakan. Hal ini juga diperkuat dengan alasan bahwa sarana membangun karakter bangsa melalui budaya pop seperti film, secara psikologis merupakan bentuk internalisasi nilai budaya dan pendidikan karakter yang efektif untuk dilakukan, karena film tidak hanya mempengaruhi bagaimana kita hidup tetapi juga mempengaruhi cara berpikir kita.

Secara filosofis, film dapat membuat kita kembali berpikir sejenak akan sesuatu yang telah kita lewati, memasuki dan mengerti budaya yang berbeda, serta menambah pengalaman estetis melalui keindahan yang disajikan oleh sebuah film. Hal ini mampu diperoleh melalui penciptaan tokoh-tokoh inspiratif dan jalan cerita yang disuguhkan dalam sebuah film.

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI sendiri saat ini tengah giat menggalakan sosialisasi dan edukasi pembentukan insan dan ekosistem berkarakter. Kegiatan Persemaian Nilai Budaya Sebagai Penguat Karakter Bangsa merupakan kegiatan yang efektif untuk menjalankan misi tersebut. Metode pendekatan melalui media film dianggap efektif karena media audio visual ini dapat dicerna dengan cepat oleh sistem otak manusia dan cepat mengena dari sisi emosional terutama untuk kalangan remaja dan anak-anak.

Acara Persemaian Nilai Budaya sebagai Penguat Karakter Bangsa mulai digelar pada bulan April 2016, dengan Kabupaten Serang-Banten sebagai titik pertama pelaksanaan, yaitu pada 2 April 2016. Selanjutnya diikuti oleh Kabupetan Sumedang-Jawa Barat pada 9 April 2016, Kabupaten Wonosobo-Jawa Tengah pada 12 April 2016, Kabupaten Bima-Nusa Tenggara Barat pada 16 April 2016, Kabupaten Lamongan-Jawa Timur pada 19 April 2016, dan Kabupaten Karang Asem-Bali pada 23 April 2016. Tentunya kegiatan ini tidak akan berhenti hanya di 6 (enam) Kabupaten tersebut, melainkan akan diteruskan ke 19 Kabupaten lainnya. Berikut Kabupaten/Kota yang masuk dalam sasaran kegiatan Persemaian Nilai Budaya tahun 2016 ini:

 

No

Kabupaten/Kota

1 Serang
2 Sumedang
3 Wonosobo
4 Lamongan
5 Karangasem
6 Bima
7 Bireun
8 Asahan
9 Solok
10 Bengkulu Selatan
11 Prabumulih
12 Metro
13 Singkawang
14 Kapuas
15 Tabalong
16 Kutai Kertanegara
17 Tomohon
18 Boalemo
19 Banggai
20 Parepare
21 Kolaka
22 Halmahera Barat
23 Kep. Buru
24 Fakfak
25 Merauke

 

Pemilihan Kabupaten/Kota pelaksanaan didasarkan pada pertimbangan bahwa di Kabupaten/Kota tersebut belum tersedia akses dan fasilitas yang memadai untuk sarana pelaksanaan kegiatan Persemaian Nilai Budaya seperti tidak adanya gedung bioskop.

Kegiatan ini secara teknis akan dilaksanakan dalam 2 (dua) sesi di setiap lokasinya. Satu sesi diperuntukkan bagi siswa sebanyak 700 orang, dan satu sesi diperuntukkan bagi guru maupun tenaga pendidik sebanyak 600 orang.

Adapun film-film yang terpilih untuk diputar dalam kegiatan ini sudah melalui proses pemilihan oleh para kurator film dan disesuaikan dengan perannya, apakah sebagai siswa atau guru/tenaga pendidik. Tentunya film yang disuguhkan untuk siswa akan berbeda dengan film yang disuguhkan untuk guru/tenaga pendidik. Beberapa film yang akan diputar dalam kegiatan Persemaian Nilai Budaya tahun 2016 antara lain: Cahaya Dari Timur, Soegija, Tabula Rasa, 3 Nafas Likas, Hasduk Berpola, Tanah Surga Katanya, Hafalan Shalat Delisa, Cita-Citaku Setinggi Tanah, Sang Pencerah, Guru Bangsa Tjokroaminoto, Sang Kiai, Soekarno, Nagabonar Jadi 2, Laskar Pelangi, Battle of Surabaya, Kau dan Aku Cinta Indonesia, Ambilkan Bulan, Malaikat Kecil, Jenderal Soedirman, Ada Surga Di Rumahmu, Sebelum Pagi Terulang Kembali, dan K vs K.

Setelah penyelenggaraan kegiatan ini, diharapkan para stakeholder pendidikan di daerah termotivasi untuk melaksanakan proses internalisasi nilai sejarah dan pendidikan karakter melalui media ajar alternatif seperti film. Pada daerah-daerah tertentu bahkan telah lahir inisiasi-inisiasi baik dari Dinas Pendidikan maupun sekolah-sekolah untuk melaksanakan kegiatan serupa secara mandiri.

Dampak positif yang dirasakan tidak hanya dalam dunia pendidikan, tetapi juga bagi industri perfilman nasional serta masyarakat umum. Program semacam ini diharapkan mampu mendorong para sineas untuk memproduksi film yang memiliki muatan nilai-nilai positif. Sehingga disamping sebagai sarana hiburan, peran film sebagai sarana pendidikan bangsa dapat terwujud. (red)