SENAYAN – Direktorat Sejarah menyelenggarakan Penjurian 10 besar Lomba Kreasi Audiovisual Sejarah pada 11 Oktober 2019 di Istora Senayan, Jakarta. Kegiatan ini sekaligus menjadi salah satu rangkaian dari Pekan Kebudayaan Nasional 2019.
Direktur Sejarah, Triana Wulandari mengaku amat antusias ketika melihat kreativitas karya yang dikirim oleh para peserta yang berasal dari perwakilan SMA di seluruh Indonesia ini. Selain itu beragam karya tersebut sesuai dengan tema “Sejarah di Mata Generasi Z”.
Peserta yang mengikuti 10 besar LKAS berasal dari banyak daerah di Indonesia seperti Probolinggo, Magelang, Tapanuli Tengah, Palu, Agam, Sungailiat, Pangkep, Jakarta Timur, Badung, hingga Jayapura. Walaupun udara di Senayan cukup panas namun para peserta tetap semangat dan antusias dalam memaparkan hasil film dokumenter mereka.
Tema tahun ini adalah “Sejarah di Mata Generasi Z” dengan topik Solidaritas Sosial dalam Sejarah Lokal. Topik tersebut dapat berupa kajian tentang orang, tempat, institusi atau komunitas disekitar kita ataupun dapat berupa sejarah demokrasi, sejarah bencana, sejarah tokoh dan sejarah peristiwa.
Tim penilai terdiri dari: Syukur Asih Suprodjo (Kasubdit Program dan Evaluasi); Bondan Kanumoyoso (dosen Ilmu Sejarah, Universitas Indonesia); Totot Indrarto (Institut Kesenian Jakarta) dan Alex Sihar (Koalisi Seni Indonesia).
Para juri tersebut akan memilah sampai akhirnya dari 10 peserta akan diambil 3 pemenang saja. Para pemenang akan memperebutkan uang pembinaan total senilai 80 juta rupiah yang akan diumumkan di acara Apresiasi Lomba Kreasi Audiovisual Sejarah pada besok, Sabtu 12 Oktober 2019 di tempat yang sama.
Selain memaparkan film dokumenter mereka, para peserta juga menikmati Pekan Kebudayaan Nasional 2019 dengan mengunjungi stan pameran Direktorat Sejarah sebelum kembali ke hotel.
Kontributor: Fariz RM
