Pena Bangsa: Menggali Kearifan Pesantren Menguatkan Nilai Kebangsaan

0
617
Santri saat menyanyikan Ya Lal Wathan

Lirboyo, Kediri – Direktur Sejarah, Triana Wulandari telah secara resmi membuka kegiatan Penanaman Nilai Kebangsaan di Pesantren (Pena Bangsa) pada tanggal 2 Oktober 2019 di Aula Muktamar, Pondok Pesantren Lirboyo.  Dalam acara pembukaan ini hadir perwakilan Pondok Pesantren Lirboyo, Kia Haji Athoilah Solahudin Anwar beserta jajaran pengurus Pesantren lainnya, perwakilan Walikota Kediri, serta tokoh sastrawan Zawawi Imron dan Kiai Haji Agus Sunyoto.

Acara pembukaan Penanaman Nilai Kebangsaan diawali dengan pembacaan sholawat yang diiringi dengan alunan musik hadroh. Selanjutnya, acara yang dihadiri ratusan santri ini menggemakan lagu Indonesia Raya dan senandung Ya lal wathan.

Penyelenggaraan Kegiatan Pena Bangsa di Pondok Pesantren Lirboyo, Kediri adalah satu dari lima rangkaian kegiatan yang akan digelar di lima pondok pesantren di lima provinsi berbeda. Kegiatan ini bertajuk ‘pesantren dan nilai kebangsaan; merawat ingatan sejarah untuk memperkokoh keIndonesiaan’.

Penyelenggaraan kegiatan ini bertujuan untuk menguatkan ingatan kolektif dan kesadaran sejarah, serta menjadi modal sekaligus model penguatan karakter kebangsaan bagi generasi penerus yang dinafasi oleh tradisi pesantren. Pesantren dalam arus sejarah Indonesia adalah elemen penting dalam berdirinya bangsa. Pesantren juga telah menjadi bagian yang turut aktif dalam mengisi kemerdekaan. Lebih lanjut, pesantren adalah tanah subur yang di dalamnya tersemai benih semangat cinta tanah air. Untuk itulah nilai-nilai kearifan dari tradisi kebangsaan di pesantren perlu kita adaptasi.

Kiai Haji Athoilah Solahudin Anwar dalam sambutannya mengatakan bahwa, sejatinya nilai-nilai kebangsaan telah tertanam kuat di Pesantren sejak dahulu hingga sekarang. Oleh karena itu sikap nasionalisme atau cinta tanah air para santri sudah tidak diragukan lagi.

Senada dengan Direkur Sejarah, dalam sambutannya ia mengatakan bawah, ‘pendidikan dan literasi pesantren telah menggelorakan semangat cinta tanah air (hubbul wathan minal iman) dan persatuan. Di sinilah wajah Islam yang tawassuth (jalan tengah), tasamuh (toleran) dan tawazun (menjaga keseimbangan) bisa kita temui. Pesantren selalu menjadi bagian penting dalam arus sejarah bangsa kita.

K.H. Anwar Mansyur didampingi Direktur Sejarah membuka secara resmi Pameran Pena Bangsa di Ponpes Lirboyo, Kediri

Kegiatan Pena Bangsa di Pondok Pesantren Lirboyo Kediri akan berlangsung mulai tanggal 1 hingga 4 Oktober 2019. Pada waktu yang bersamaan, diselenggarakan pula soft opening Pameran Warisan Pesantren yang diselenggarakan di ruang Yayasan Pondok Pesantren Lirboyo.

Pemeran yang dibuka oleh K.H. Anwar Mansyur ini menampilkan berbagai warisan pesantren seperti surban dan tongkat para tokoh kiai,  manuskrip dan kitab-kitab pesantren, ijazah, buku daftar santri, bedug peninggalan pesantren, dan kursi roda. Selain itu dipamerkan pula beragam pusaka seperti keris badik dan pusaka lainnya. Buku-buku karya Direktorat Sejarah, film dokumenter sejarah Lirboyo serta film karikatur tokoh sejarah juga ikut meramaikan pameran ini.

 

Kontributor

Anisa Mardiana & Dirga