DIREKTUR SEJARAH: SUDAH SAATNYA PRAMUWISATA MELEK SEJARAH

0
412

Yogyakarta, 27 Agustus 2019-Direktur Sejarah, Direktorat Jenderal Kebudayaan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan berbicara tentang pentingnya melek sejarah dihadapan para pramuwisata atau pemandu wisata. Hal tersebut disampaikan pada kesempatan kegiatan peningkatan kompetensi pemandu wisata yang dilaksanakan sejak 26 agustus dan akan berakhir pada 30 agustus 2019 di Yogyakarta.

Triana Wulandari, Direktur Sejarah menyampaikan bahwa Sektor pariwisata di Indonesia syarat dengan kekayaan budaya dan nilai sejarah, hal ini tentu sebagai potensi dan daya tarik tersendiri bagi perkembangan sektor pariwisata di Indonesia khususnya Yogyakarta. Karena itu, peran seorang pramuwisata sangat penting dalam mendukung perkembangan pariwisata di Indonesia. Menurutnya, tidak sedikit seorang pramuwisata atau pemandu wisata belum bisa membedakan antara mitos, legenda dengan sejarah. Dalam menjelaskan dan menyampaikan informasi tentang objek-objek sejarah kepada para wisatawan, pemandu wisata sudah semestinya menggunakan sumber-sumber informasi sejarah yang akurat, kredibel dan dapat dipercaya. Karena itu sudah saatnya para pramuwisata atau pemandu wisata melek sejarah. Dengan pengetahuan sejarah, tentu akan memberikan nilai tambah bagi para pemandu wisata.

Triana juga menambahkan bahwa, kegiatan peningkatan kompetensi pemandu wisata ini sebagai salah satu komitmen Direktorat Sejarah dalam melaksanakan amanat UU. No. 5 Tahun 2017 tentang pemajuan kebudayaan dalam upaya meningkatkan SDM khususnya para pramuwisata atau pemandu wisata.

Triana Wulandari, Direktur Sejarah sedang menyampaikan arahan tentang melek sejarah dihadapan peserta

Kegiatan peningkatan kompetensi pemandu wisata sejarah ini dilaksanakan dalam bentuk memberikan pengayaan tentang substansi kesejarahan. Kegiatan tersebut diikuti oleh 100 orang pramuwisata yang tergabung dalam Himpunan Pramuwisata Indonesia yang ada di Yogyakarta dan Sekitarnya. Para peserta akan dibekali tentang pengetahuan sejarah publik untuk pariwisata; sejarah lokal untuk pariwisata; toponimi; Teknik kepemanduan; Teknik interpretasi; dan praktek tentang konsep Historical Walking Tour.

Kontributor: AM