Gemes: Aku Diponegoro Menggaung di Magelang

0
1395
Logo Gerakan Melek Sejarah 2019
Teater Tari Aku Diponegoro

Bertempat di eks Residen Kedu, Gerakan Melek Sejarah (Gemes), “salah satu program literasi kesejarahan Direktorat Sejarah” memperingati  peristiwa penangkapan Pangeran Diponegoro  189 tahun silam di Kota Magelang.

Peristiwa yang menjadi babak akhir dari sebuah kisah panjang  empat setengah tahun Perang Jawa (Java Oorlog). Perang yang mengorabankan lebih dari 200.000 jiwa orang jawa meninggal, dan puluhan juta gulden habis dikeluarkan pemerintah Hindia-Belanda  untuk mendanai perang dengan membangun 258 benteng pertahanan dan mobilisasi tentara mancanegara untuk mensukseskan perang di pihak Belanda.

Hingga akhirnya Panglima Perang Hindia-Belanda, Jenderal Makrus De Kock, mengatur siasat perang melalui muslihat dengan menjebak Pangeran Diponegoro dalam sebuah pertemuan perjanjian damai yang diadakan satu hari setelah perayaan Idul Fitri 28 Maret 1930.

Kisah perperangan dan heroiknya Diponegoro mengilhami Direktorat Sejarah untuk mengadakan peringatan peristiwa penangkapan tersebut dalam pagelaran teater tari, tepat pada tanggal peristiwa itu terjadi di eks Residen Kedu, Kota Magelang 28 Maret 1830.

Menggambil judul “Aku Diponegoro” yang di sutradarai Djarot B. Darsono (ISI Solo), naskah Landung Simatupang dan tata musik oleh Danis Sugiyanto.

Pagelaran Teater Tari “Aku Diponegoro” 2019

“Aku Diponegoro” merupakan pertunjukan yang merekonstruksi perjalanan Pangeran Diponegoro yang mengobarkan apa yang kemudian dikenal sejarah sebagai Perang Diponegoro 1825 – 1830. Luasnya dukungan rakyat, jumlah korban, biaya yang dikeluarkan serta karisma kepemimpinanya, menjadikan perang ini sebagai symbol perlawanan paling popular. Perang Diponegoro, betapapun telah berubah secara mendalam pola dan struktur kolonial Belanda serta mengantarkan watak perjuangan rakyat pada dimensinya yang baru.

Meskipun teater tari ini dipusatkan pada kehidupan pribadi pangeran Diponegoro, namun konteks social dan budaya yang terjadi pada masa-masa itu, tetap menjadi perhatian utama. Penafsiran, pembabakan adegan serta dialog dalam pertunjukan : berusaha mendekati dokumentasi yang tersedia sebagaimana yang dapat ditelusuri dari berbagai versi babad, catatan harian, ikonografi.

Pagelaran Teater Tari Aku Diponegoro

Pagelaran Teater Tari Didukung oleh 70 penari, 17 musisi dan 50 Pemeran pendukung dari masayarakat Magelang.

(IAF)