Olimpiade Sejarah Nasional Meninggalkan Banyak Pesan Positif

0
2096
Kasubdit Sejarah Nasional, Drs. Suharja menyampaikan Laporan Pelaksanaan Olimpiade Sejarah Nasional dalam sesi penutupan

Usai sudah lomba yang dipertandingkan dalam Olimpiade Sejarah Nasional yang dilaksanakan di Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia selama tiga hari. Olimpiade yang dimulai sejak tanggal 28-30 Agustus 2018 dengan sendirinya memunculkan dua kata atau term yang tentu saja melekat dalam konteks kompetisi yaitu spirit dan kemenangan. Spirit yang dimaksud disini adalah semangat, antusiasme, gairah, dan energi. Sedangkan kemenangan diartikan sebagai sesuatu yang diraih dengan hasil akhir yang sukses. Spirit dalam bertanding tentu saja menjadi optimisme dalam upaya meraih hasil tanding atau laga kemenangan.

Banyak pesan moral yang muncul selama olimpiade berlangsung. Dengan spirit yang tinggi dibungkus oleh sportivitas (sikap sportif) yang dilakukan oleh peserta satu sama lain di antara yang berlaga, agaknya telah menghasilkan kebanggaan. Kebanggaan tersebut bukan saja dirasakan oleh sang juara, akan tetapi juga oleh sekolah dimana peserta belajar. Bangga karena mampu menjaga nama baiknya dan sekolah.

Jika diperhatikan dengan baik, dalam banyak hal, sejatinya memang patut belajar atau bercermin dari tema pertandingan olimpiade kali ini. Tidak ada cerita untuk bermain curang sebab sportivitas menjadi prinsip yang sama dipegang dan dijunjung tinggi oleh setiap peserta pada semua cabang lomba. Terihat jelas bahwa spirit sebagai sikap batin melekat pada diri tiap peserta. Semangat ini seakan menjadi sandaran optimisme peserta dalam dan demi mencapai kesuksesan. Memang lebih dari itu dibutuhkan semangat juang (fighting spirit) yang menjadi modal bagi setiap diri individu. Semakin kuat fighting spirit yang dimiliki seseorang, maka semakin besarlah peluang keberhasilan yang bakal diraihnya.

Sebelum menutup kegiatan, dalam wawancara khusus, Direktur Sejarah, Dra. Triana Wulandari, M.Si mengungkapkan bahwa kompetisi yang digelar kali ini diakui di luar ekspektasinya. Para pelajar menunjukkan kemampuan dan hasil yang luar biasa seperti apa yang terlihat di dalam pembuatan komik dan poster contohnya. “Saya yang tidak memiliki banyak pemahaman tentang sisi artistik, namun menurut informasi dari dewan juri yang salah satunya adalah pengajar senior dari IKJ mengatakan bahwa apa yang dibuat para peserta olimpiade sudah 75 persen memiliki sisi artistik. Ini patut menjadi catatan dan kebanggaan tersendiri bagi kami selaku pihak pelaksana. Dengan hasil baik ini, kami optimis dan tidak salah kalau gelaran kompetisi semacam ini harus diadakan setiap tahunnya”, kata Triana.

Menurut Triana, belajar sejarah di zaman generasi milenial perlu diberikan terobosan yang menarik dalam sebuah wadah dengan bentuk lomba seperti cerdas cermat, debat sejarah, tutur sejarah, komik dan poster. Direktorat Sejarah juga beberapa tahun ini telah mengadakan kegiatan Lomba Kreasi Audiovisual Sejarah yang diadakan setiap tahun. Lomba ini bertujuan untuk mengasah kreatifitas pelajar SMA dalam pembuatan film pendek dokumenter. Direktorat tersebut juga memiliki program bantuan pemerintah untuk komunitas untuk pembuatan aplikasi sejarah, pembuatan film pendek, penyelenggaran event dan apresiasi sejarah, dan penulisan baik diperuntukkan bagi sejarawan dan guru sejarah dalam penulisan sejarah lokal.

Terkait dengan masih kurangnya antusiasme siswa dalam belajar sejarah, Triana menjelaskan bahwa yang paling penting disini adalah peran guru. Bagaimanapun Triana tentu menyadari kondisi guru sekarang yang setiap hari berhadapan dengan banyak sekali perangkat persiapan yang harus dikerjakan seperti RPP dan instrumen evaluasi setelah mengajar berdampak pada penguasaan materi guru dalam mempersiapkan bahan ajar sejarah. Padahal selain mengajar guru juga membutuhkan peningkatan kemampuan dengan banyak membaca dan menambah wawasan melalui aktifitas pendidikan dan pelatihan. Untuk menanggulangi beberapa masalah terkait bahan referensi, Direktorat Sejarah kini telah menyusun beberapa buku pengayaan dan pengembangan database kesejarahan yang berguna untuk menambah penguatan substansi. Diharapkan dengan terbitnya buku-buku pengayaan dari Direktorat Sejarah bisa meminimalisir masalah-masalah guru yang timbul di lapangan dalam proses belajar mengajar.

Direktur Sejarah menyerahkan piala kepada tim juara lomba cerdas cermat yang dimenangkan oleh SMAN 1 Depok

Kembali menyinggung event olimpiade sejarah, Triana mengatakan “Yang ingin kita dorong bukan soal menang kalahnya, akan tetapi membangun semangat dan menumbuhkan kesadaran sejarah. Para pelajar yang berasal dari Jabodetabek bisa bertemu dan bertukar pikiran dan menumbuhkan chemistry karena juga diadakan di Universitas Indonesia. Tujuannya agar para peserta termotivasi untuk meneruskan ke jenjang perguruan tinggi dan memiliki gambaran tentang kampus terbaik di Indonesia ini”, katanya sambil menutup wawancara.

Berdasarkan pemantauan, di hari akhir gelaran lomba pada tanggal 30 Agustus 2018, masih berlangsung semi final lomba debat sejarah. Babak semifinal diselenggarakan di lantai 2 Gedung IX Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya, Universitas Indonesia. Semi final yang digelar dengan sengit menghasilkan 2 finalis, yakni SMAN 3 Kota Tengerang dan MAN Insan Cendikia.

Pada pukul 12.30 WIB, final lomba debat diselenggarakan di Auditorium Utama Gedung IX FIB, UI. Kedua finalis memperdebatkan mosi, “Kolonisasi dan Modernisasi membawa dampak yang positif di wilayah Sumatra dan Jawa pada awal abad 20”. Perdebatan berlangsung dengan seru dan sengit. Selain adu argumen, kedua tim saling melontarkan kritik tajam. Dalam proses jalannya lomba, adu argumen menggambarkan bahwa kedua tim sama-sama memiliki dasar yang kuat dengan data historis yang cukup kredibel.

Pengumuman pemenang lomba debat sejarah dilaksanakan pada hari yang sama pada pukul 15.00 WIB di Auditorium Utama Gedung IX, FIB, UI. MAN Insan Cendikia menjadi yang terbaik dalam lomba debat sejarah dengan memperoleh juara Terbaik I, disusul oleh SMAN 3 Kota Tangerang pada posisi terbaik II dan SMAN 2 Tangerang Selatan pada posisi terbaik III.

Selain lomba debat, juga diumumkan para pemenang 4 lomba lainnya dalam sesi penutupan sebagai berikut:

 

No. Jenis Lomba Juara Nama Pemenang Point Apresiasi/Hadiah
1. Lomba Komik Sejarah Juara 1 Valha Tsabita Hidayat (SMAN 3 Kota Tangerang) 1092 Apresiasi Rp. 5.000.000,-, Medali, Piala, Sertifikat, Buku terbitan Dit. Sejarah
Juara 2 Tania Andini Susanto

(SMAN 2 Depok)

1044 Apresiasi Rp. 4.000.000,-, Medali, Piala, Sertifikat, Buku terbitan Dit. Sejarah
Juara 3 Hazza Intan Tuhbanuri

(SMAN 1 Depok)

994 Apresiasi Rp. 3.000.000,-, Medali, Piala, Sertifikat, Buku terbitan Dit. Sejarah
2. Lomba Poster Sejarah Juara 1 Athaya Nirwana Farhah

(SMAN 3 Kota Tangerang)

700 Apresiasi Rp. 5.000.000,-, Medali, Piala, Sertifikat, Buku terbitan Dit. Sejarah
Juara 2 Erlanggasakti Ubaszti Putra

(SMAN 8 Jakarta)

658.3 Apresiasi Rp. 4.000.000,-, Medali, Piala, Sertifikat, Buku terbitan Dit. Sejarah
Juara 3 Rendyanto Hutomo

(SMAN 35 Jakarta)

601.7 Apresiasi Rp. 3.000.000,-, Medali, Piala, Sertifikat, Buku terbitan Dit. Sejarah
3. Lomba Tutur Sejarah Juara 1 Khalid Jundi Rabbani (SMAN 2 Tanggerang Selatan) 271 Apresiasi Rp. 5.000.000,-, Medali, Piala, Sertifikat, Buku terbitan Dit. Sejarah
Juara 2 Zahra Maulida Afiff

(SMAN 1 Kota Bogor)

266 Apresiasi Rp. 4.000.000,-, Medali, Piala, Sertifikat, Buku terbitan Dit. Sejarah
Juara 3 Muhammad Ray Darmawan

(SMAN 67 Jakarta)

263 Apresiasi Rp. 3.000.000,-, Medali, Piala, Sertifikat, Buku terbitan Dit. Sejarah
4. Lomba Debat Sejarah Juara 1 MAN Insan Cendekia

(Ahmad Mustafa Muchtar, Ita Nurjanah, dan Muhammad Rayhansyah Jasin)

1030 Apresiasi Rp. 7.000.000,-, Medali, Piala, Sertifikat, Buku terbitan Dit. Sejarah
Juara 2 SMAN 3 Kota Tangerang

(Prayoga Drajat Pangestu Salim, Primo Agoeng Sulistyo, dan Falah Ahmad Ariardi)

977 Apresiasi Rp. 6.000.000,-, Medali, Piala, Sertifikat, Buku terbitan Dit. Sejarah
Juara 3 SMAN 2 Tangerang Selatan

(Anisa Hermawan, Farah Ainul Mardhiyyah, dan Salsabila Annisa Putri)

Apresiasi Rp. 5.000.000,-, Medali, Piala, Sertifikat, Buku terbitan Dit. Sejarah
5. Lomba Cerdas Cermat Sejarah Juara 1 SMAN 1 Depok

(Kartika Ayu Permatasari, Akhmal Dzaky Baskara dan Yohanes Febrientama Yubilianto)

1100 Apresiasi Rp. 7.000.000,-, Medali, Piala, Sertifikat, Buku terbitan Dit. Sejarah
Juara 2 SMAN 78 Jakarta

(Sandra Fatin Fadhilah, Robby Abdillah dan Gerhard Mangara)

775 Apresiasi Rp. 6.000.000,-, Medali, Piala, Sertifikat, Buku terbitan Dit. Sejarah
Juara 3 SMAN 8 Jakarta

(Naufaldi Anindya Pratama, Aryasa Fito Handaru dan Namira Syaviera Puspanegara)

725 Apresiasi Rp. 5.000.000,-, Medali, Piala, Sertifikat, Buku terbitan Dit. Sejarah

 

6. Juara Umum SMAN 3 Kota Tangerang 2 Emas,

1 perak

PIALA

 

Olimpiade Sejarah Nasional juga memberikan apresiasi kepada dua peserta dalam kategori kostum terbaik dalam Lomba Tutur dan pembicara terbaik dalam Lomba Debat Sejarah.

 

No. Jenis Lomba Juara Nama Pemenang Apresiasi/Hadiah
1. Lomba Debat Sejarah Pembicara Terbaik Muhammad Usamah Alkarim

(SMA Nurul Fikri)

Sertifikat dan Buku terbitan Dit. Sejarah
2. Lomba Tutur Sejarah Kostum Terbaik Zahra Maulida Afiff

(SMAN 1 Bogor)

Sertifikat dan Buku terbitan Dit. Sejarah

 

(A.H)