Untuk memperluas pengetahuan bidang kebudayaan dan menanamkan nilai-nilai positif yang dapat menjadi acuan sikap generasi muda agar mampu mengenali, memahami, dan memberikan apresiasi terhadap keanekaragaman budaya, Direktorat Sejarah dan Nilai Budaya, Direktorat Jenderal Kebudayaan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan mengajak anggota gerakan pramuka penggalang untuk mengikuti Kemah Budaya Nasional (KBN) tahun 2013 di Lokasi Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Teluk Bakau, Kab. Bintan Propinsi Kepulauan Riau, pada 26 – 30 Juni 2013. Adapun tujuan diadakannya Kemah Budaya Nasional adalah: sebagai proses persemaian budaya kepada Pramuka dalam upaya menanamkan wawasan kebangsaan, membekali pengetahuan pada Pramuka untuk mengedepankan hidup damai dalam budaya yang beragam, menumbuhkembangkan karakter dan jatidiri yang baik kepada Pramuka Penggalang.
Kemah Budaya Nasional yang diadakan di di Lokasi Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Teluk Bakau, Kab. Bintan Propinsi Kepulauan Riau ini merupakan yang keempat kalinya setelah sebelumnya dilaksanakan di Gianyar, Bali tahun 2005, di Pacitan, Jawa Timur tahun 2009, dan di Polewalimandar di Sulawesi Barat tahun 2012. Kegiatan Kemah Budaya Nasional tahun 2013 ini diikuti Pramuka Penggalang dari berbagai provinsi di Indonesia, setiap provinsi satu regu (terdiri dari 8 orang putra/putri) dan satu orang pendamping. Khusus Kabupaten Bintan dan Kepulauan Riau sebagai tuan rumah, pesertanya sebanyak 300 orang.
Kegiatan Kemah Budaya Nasional dibuka oleh Inspektur Jenderal (Irjen) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Haryono Umar pada tanggal 27 Juni 2013, pukul. 09.00 WIB.
Secara kronologis Kegiatan Kemah Budaya dilaksanakan selama lima hari, dimana peserta dibagi-bagi menjadi beberapa regu dan menetap di dalam kemah. Adapun ruang lingkup kegiatan Kemah Budaya terdiri dari: Kegiatan Pengantar, Kegiatan Inti, dan Kegiatan Pelengkap. Kegiatan Pengantar dilakukan pada hari pertama yang meliputi Orientasi, Permainan Persaudaraan, yang bertujuan untuk mempererat daya kesatuan para peserta pramuka yang didominasi oleh berbagai suku dan bangsa.
Kegiatan inti dilakukan pada hari kedua dan ketiga, meliputi Pembukaan dan Temu tokoh/budayawan yang dihadiri beberapa awak media serta Penjelajahan Budaya, dan Napak Tilas Sejarah (Outdoor activity) dengan mengambil tempat di Pulau Penyengat serta Gunung Kapur. Hari ke empat dan ke lima dibalut oleh Kegiatan sosial, seperti Bakti Masyarakat, Malam Api Unggun, dan Penutupan.
Kegiatan Kemah Budaya menjadi wadah bagi peserta dengan berbagai karakter bangsa Indonesia yang memiliki keragaman sosial dan budaya, sekaligus sebagai sarana pembelajaran karakter untuk menjadi insan yang lebih baik lagi di masa yang akan datang. Walaupun belum semua provinsi datang ataupun berpartisipasi didalam kegiatan ini, kedatangan beberapa kontingen dari berbagai wilayah di Indonesia yang secara kultural, maupun keragaman etnik berbeda menunjukkan bahwa semangat keindonesiaan masih ada di bumi nusantara ini. SUH