TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR – Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan menggelar acara seminar Pembinaan Generasi Muda Penghayat Kepercayaan Terhadap Tuhan Yang Maha Esa, di Bali Hai Room, Grand Inna Bali Beach Sanur, Jalan Hang Tuah, Sanur, Denpasar, Bali, Selasa (27/9/2016) hingga Rabu (28/9/2016).

Alunan gamelan Bali yang diperdengarkan sembari menunggu acara dimulai dan satu demi satu kedatangan 170 peserta yang mengenakan pakaian adat daerahnya masing-masing; dari Jawa Timur, Bali, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur dan Sulawesi Utara memberi nuansa Indonesia yang kental dalam acara ini.

Kasubdit Kelembagaan Direktorat Kepercayaan Terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan Tradisi, Dra Wigati dalam laporannya mengatakan, tujuan dari acara ini adalah meningkatkan kemampuan dan wawasan generasi muda penghayat kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa di bidang manajemen organisasi dan pengembangan sumber daya manusia.

“Selain itu acara ini juga bertujuan mengembangkan sikap kritis mereka sehingga dapat memposisikan diri dan berperan aktif dalam pembagunan bangsa,” ujarnya.

Wigati mengatakan, seminar ini sangat penting sebagai kaderisasi demi keberlangsungan eksitensi organisasi Penghayat Kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, di mana kebanyakan penggerak organisasi tersebut saat ini sudah memasuki usia tua.

Kepala Dinas Kebudayaan Provinsi Bali, Drs Dewa Made Beratha mengatakan, generasi muda dituntut mampu melahirkan ide dan gagasan dalam karya inovatif dalam mengisi pembangunan bangsa.

“Pemuda Penghayat Kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa memiliki tugas dan tanggung jawab yang sama dengan pemuda Indonesia lainnnya, maka diperlukan kesadaran dan rasa tanggungjawab untuk membangun bangsa tidak hanya dengan sesama, tetapi juga dengan pemuda lainnya,” ujar Made Beratha kepada seluruh peserta yang merupakan perwakilan dari organisasi Penghayat Kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa.

Direktur Kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan Tradisi, Dra Sri Hartini MSi mengakui apa yang diungkapkan Made Beratha, di mana generasi muda memiliki tanggungjawab yang besar, ada tantangan namun juga pasti ada peluang.

Ada sejumlah materi yang akan didapat oleh peserta, diantaranya Peran Strategis Pemuda Penghayat Kepercayaan dalam Pembentukan Karakter dan Jati Diri Bangsa, Peran Pemuda dalam Pengamalan Pancasila, dan Peran Strategis Pemuda Penghayat Kepercayaan dalam Pembentukan Karakter dan Jati Diri Bangsa.

Sri Hartini di dalam materinya, Peran Strategis Pemuda Penghayat Kepercayaan terhadap Tuhan YME dalam Pembentukan Karakter dan Jati Diri Bangsa, mengatakan kepada seluruh peserta bahwa keragaman jangan sampai menciptakan ketidakakuran.

“Keragaman patutnya menjadi pengikat dan penguat persatuan dan kesatuan di antara seluruh warga Indonesia.”

Acara ini merupakan gelombang kedua. Di tahun 2015 lalu Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan juga melakukan acara yang sama di Bogor dengan peserta dari daerah yang berbeda di Indonesia, di antaranya Yogyakarta, Jawa Tengah, DKI Jakarta, dan Lampung.

“Tahun depan rencananya kami akan membuat acara lagi di mana kami akan mengumpulkan peserta dari seluruh Indonesia yang sudah kami bina, jadi genap seluruh Indonesia,” ujar Sri Hartini. (*)

Sumber: Tribunnews Bali

URL: http://bali.tribunnews.com/2016/09/27/170-pemuda-ikuti-pembinaan-penghayat-kepercayaan-terhadap-tuhan-yme-di-denpasar?page=2