Ditjenbud Dukung Program Festival Sarung Indonesia 2019

0
1215

Jakarta – Direktorat Jenderal Kebudayaan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, terus mendorong aktivitas dari berbagai elemen masyarakat yang memajukan produk-produk budaya di Indonesia. Hal ini ditunjukkan dengan mendukung program Festival Sarung Indonesia 2019 yang rencananya akan diselenggarakan besok (3/3/2019) di Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta.

Direktur Jenderal Kebudayaan, Hilmar Farid mengungkapkan bahwa kegiatan semacam ini dirasa perlu dukungan dari semua pihak. Selain Direktorat Jenderal Kebudayaan, ada pula Badan Ekonomi Kreatif dan Kementerian Koperasi dan UKM yang bersama-sama tergerak mengapresiasi kegiatan ini.

“Ini kolaborasi bersama karena semuanya bekerja suka rela, ada keinginan memajukan sarung Indonesia. Pesan yang penting ialah komitmen kita bersama dan masih dirasa perlu kementerian dan lembaga lain berkolaborasi, tapi ini kick off yang sangat bagus,” ujar Hilmar Farid saat acara taklimat media di Kompleks Kemdikbud, Senayan, Jakarta (1/3/2019).

Hilmar pun menyoroti pentingnya menggelorakan sarung Indonesia. Sebab, di samping Batik dan Kain Tenun, Indonesia juga memiliki kekayaan budaya yang tercermin melalui sarung. Hampir di setiap motifnya tersirat cerita-cerita khusus yang jika dibedah memiliki pengetahuan tradisional yang cukup unik. Menurutnya, di era yang makin modern ini kemampuan membaca pengetahuan tradisional tersebut dirasa masih kurang, sehingga masyarakat sekarang kehilangan keharmonisan mengenal sejarah dengan cara sendiri.

“Indonesia adalah negeri dengan keanekaragaman hayati dan budaya yang tinggi. Banyak produk ekspresi hasil persilangan manusia dan alamnya. Bisa kita bayangkan jika dibuatkan matriks, ini adalah sumber daya alam yang tidak ada habisnya. Jadi sesungguhnya ini (produk budaya) adalah modal yang luar biasa,” tambahnya.

Ketua Festival Sarung Indonesia, Putri menyebutkan nantinya Festival Sarung Indonesia 2019 akan diwarnai dengan sejumlah kegiatan yang bertujuan memopulerkan sarung. Kegiatan-kegiatan tersebut yaitu ada pertunjukkan fesyen, pameran sarung, pasar kuliner, hingga klinik memakai sarung. Sarung-sarung dari berbagai daerah pun akan ditampilkan. Sementara itu, proses kurasi sarung-sarung ini disesuaikan dengan ketersediaan barang yang ada di masing-masing daerah.

“Kurasi ini yang diperlukan ialah kapasitas produksi dari berbagai daerah, akan merugikan ketika kita mempromosikan terlalu besar namun produknya tidak ada,” ujar kurator festival sekaligus perancang busana Samuel Wattimena.

Oleh karena itu diharapkan kegiatan semacam ini dapat mendongkrak popularitas sarung sekaligus para pengrajin agar produknya kuat di ranah pasar. Apalagi ditambah dukungan dari pemerintah, khususnya Direktorat Jenderal Kebudayaan.

 

 

Foto: Ahmad Bagwi