Ditjen Kebudayaan Siapkan Sejumlah Agenda Menyambut Hari Warisan Dunia

0
1021

Jakarta – Dalam rangka menyambut Hari Warisan Dunia yang jatuh pada 18 April, Direktorat Jenderal Kebudayaan melalui Direktorat Warisan dan Diplomasi Budaya akan memusatkan perayaan Hari Warisan Dunia 2019 di Bali. Hal ini disebabkan karena salah satu warisan budaya dunia Indonesia ialah “Lanskap Budaya Provinsi Bali: Sistem Subak Sebagai Perwujudan Filosofi Tri Hita Karana”.

Direktur Warisan dan Diplomasi Budaya, Nadjamuddin Ramly mengatakan kegiatan ini bertujuan untuk mengajak generasi milenial untuk lebih mengenal dan melestarian warisan budaya dunia Indonesia. Tahun ini pun tema yang diangkat ialah Rural Landscape atau lanskap pedesaan.

“Kenapa warisan dunia ini hadir dan dirayakan, ada sejarah singkatnya. Jadi dimulai dari sidang ICOMOS yaitu meluncurkan Hari Internasional untuk Monumen dan Situs pada April 1992,” ujar Nadjamuddin Ramly, saat acara taklimat media pada Senin (15/4/2019) di kantor Kemdikbud, Senayan, Jakarta.

Adapun beberapa agenda yang dihadirkan antara lain seminar tentang Sistem Subak Sebagai Warisan Dunia dan Keberlangsungan Ketersediaan Sumber Air; pagelaran wayang Bali,  program edukasi Yuk Jalan-jalan Keliling Warisan Dunia Prambanan di Kawasab Candi Prambanan dan beberapa serangkaian lainnya. Rangkaian agenda ini berlangsung sejak 15 April sampai 27 April 2019.

Di sisi lain, tahun ini pun Direktorat Jenderal Kebudayaan melalui Direktorat Warisan dan Diplomasi Budaya mengusulkan situs tambang batu bara Sawahlunto sebagai Warisan Budaya Dunia yang telah diajukan ke UNESCO pada 2017.

“Selama pengajuan itu kami sudah memberikan dokumen dossier-nya, tinggal menunggu hasil sidang UNESCO pada Juli 2019 nanti,” tambah Nadjamuddin Ramly,

Di Indonesia, Warisan Dunia kategori budaya dikelola langsung oleh  Direktorat Warisan dan Diplomasi Budaya, Direktorat Jenderal Kebudayaan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Indonesia sudah mengantongi empat situs Warisan Dunia UNESCO kategori budaya yaitu, Candi Borobudur (1991), Candi Prambanan (1991), Situs Manusia Purba Sangiran (1996), dan Sistem Subak Bali (2012).